Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio putaran kedua (Foto : @sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Jakarta, goindonesia.co : Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mulai menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio putaran kedua yang berlangsung pada 19 sampai 25 Februari 2024. SUB PIN putaran dua ini merupakan kelanjutan dari Sub PIN putaran pertama yang telah dilaksanakan pada 15-21 Januari 2024.
Berdasarkan data riil di lapangan selama dua hari penyelenggaraan SUB PIN putaran dua, cakupan Sub PIN Polio secara nasional di tiga daerah yaitu Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 44,7% dengan total sasaran 3.832.692 anak.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penyelenggaraan imunisasi tambahan sebanyak dua putaran ini sebagai respons Kejadian Luar Biasa (KLB) polio setelah ada temuan kasus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. SUB PIN ini dilakukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, DIY.
Sementara itu, cakupan untuk masing-masing wilayah, yakni Jawa Tengah mencapai 39,9% dengan jumlah target sasaran 1.526.559 anak, Jawa Timur mencapai 48,8% dengan target sasaran 2.263.785 anak, Kabupaten Sleman, DIY, mencapai 37,6% dengan jumlah target sasaran 42.348 anak.
“Di Sleman, tidak ada kasus tapi karena perbatasan dengan Klaten, Jawa Tengah, sehingga rekomendasinya juga harus melakukan imunisasi tambahan di Sleman,” ujar Dirjen dr. Maxi di konferensi pers virtual, Kamis (25/1/2024).
Dirjen melanjutkan, putaran pertama dan putaran kedua Sub PIN polio dilaksanakan bulan lalu sedangkan jarak minimal antar-putaran adalah satu bulan dengan target 95%.
“Masing-masing putaran Sub PIN dilaksanakan dalam waktu satu minggu setelah itu ditambah sweeping satu minggu dengan jarak minimal antar putaran adalah satu bulan dengan target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95%,” ujarnya.
Sasaran imunisasi tambahan adalah anak usia 0 sampai 7 tahun dengan target cakupan imunisasi 95%. Imunisasi Sub PIN Polio dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, sekolah, dan pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.
Dirjen Maxi menambahkan, pemerintah terus melakukan kegiatan surveilans lumpuh layu akut, dan polio lingkungan. Ia juga meminta masyarakat, terutama orang tua, melengkapi imunisasi polio 4 kali tetes untuk anak usia 1-4 bulan, 2 kali suntik untuk anak usia 4 sampai 9 bulan, dan imunisasi rutin anak lainnya sesuai usia.
“Jangan buang air besar sembarang, harus sesuai di jamban. Jangan sembarangan, kemudian cuci tangan pakai sabun. Juga segera laporkan kepada petugas kesehatan jika mendapatkan kasus lumpuh layu pada anak di bawah usia 15 tahun,” kata Dirjen Maxi. (***)
*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI.