Connect with us

Berita

Forum Global untuk Aksi Iklim dengan Mempromosikan Budaya Hijau, Inovasi dan Kerja Sama

Published

on

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Duta Besar Umar Hadi yang mewakili Kementerian Luar Negeri di Forum Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation and Cooperation, di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta (Foto : Kementerian Luar Negeri​, @kemlu.go.id)

Yogyakarta, Indonesia, goindonesia.co – Menutup Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation and Cooperation, Sabtu (18/11) di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, pertemuan Forum Global telah menghasilkan Seruan Aksi (A Call to Action: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation) dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Seruan Aksi turut melengkapi peluncuran Muhammadiyah Climate Center pada hari pertama pertemuan (17/11) sebagai sumbangsih Muhammadiyah bagi upaya global penanganan perubahan iklim.

Seruan Aksi menyatupadukan seluruh pandangan yang mengemuka ke dalam komitmen kerja sama nyata dalam 4 area, yaitu membangun budaya hijau; inovasi dalam ketahanan iklim; strategi, inisiatif, serta kerangka hukum dan pendanaan untuk adaptasi; dan pendekatan kolaboratif untuk masa depan yang hijau.

Seruan Aksi, di antaranya, menjalankan praktek ramah lingkungan berbasis ajaran keyakinan, menerapkan teknologi hemat energi dan berkelanjutan di sekolah, kampus, rumah sakit dan pelayanan kesehatan, mengintegrasikan mekanisme pendanaan berkelanjutan, dan penguatan kemitraan, kolaborasi, saling tukar praktek baik dengan seluruh pihak, termasuk akademisi, pada berbagai inisiatif perubahan iklim.

Menutup Forum Global, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Hubungan dan Kerjasama Internasional, Syafiq A. Mughni, menyampaikan bahwa Forum yang berjalan selama 2 hari ini memberikan inspirasi, pengetahuan, motivasi kepada peserta untuk melakukan aksi, membangun sebuah gerakan untuk menyelamatkan planet bumi dari kerusakan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa terdapat 3 garis besar yang menjadi pembicaraan di forum ini, yaitu: budaya hijau, inovasi, dan kolaborasi. 

Syafiq menambahkan bahwa dalam mempromosikan budaya hijau, forum mendiskusikan upaya-upaya yang bisa merubah perilaku masyarakat, dan membangun kesadaran untuk bersama menyelamatkan planet bumi di mana kita hidup bersama. Adapun terkait inovasi, Syafiq mengatakan bahwa harus ada inovasi-inovasi yang memberikan jalan keluar, dari dampak yang mungkin bisa dilahirkan dari global warming. baik itu inovasi di dalam membangun struktur masyarakat, teknologi, ilmu pengetahuan, untuk membuat energi lebih berkelanjutan, lebih aman, dan lebih bersih. Dengan kelebihan dalam berbagai bidang, kolaborasi dengan berbagai lembaga yang berkiprah di dalam hal yang sama, akan membuat gerakan ini lebih kuat.

Mewakili Kementerian Luar Negeri, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Duta Besar Umar Hadi, kembali menggarisbawahi urgensi aksi-aksi nyata yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan iklim, seperti pembentukan Muhammadiyah Climate Center dan kontribusi Indonesia mengurangi laju deforestasi. Dubes Umar juga menekankan pentingnya setiap negara berperan sesuai kapasitasnya dalam semangat kemitraan agar dapat menyiasati keterbatasan sumber daya yang ada, dan keperluan akan pendekatan multi-pihak dari seluruh lapisan, pemerintah, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, swasta, dan lembaga keagamaan serta komunitas lokal.

“Kami di Kemlu melihat Muhammadiyah punya sumberdaya intelektual yang sangat besar. Bayangkan dari 172 universitas, di UAD saja, berapa sarjana, berapa intelektual yang ada di sini. Kalau sebagian mau mencurahkan perhatiannya untuk mengatasi persoalan ini, kita bisa beradaptasi untuk mengatasi problem yang diakibatkan perubahan iklim. Manusia harus bertumpu pada inovasi dan tempat yang paling baik melakukan inovasi adalah universitas,” ungkap Umar.

Susanti Sitorus dari Yayasan Viriya Energi ENB menyatakan dukungannya untuk aksi bersama pasca Global Forum. “Kami mendorong agar Indonesia emisi nol bersih, melalui kelompok masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Peran central Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat tertua di Indonesia, memiliki kapasitas intelektual dan kapasitas membuat aksi, ini sangat kami perlukan,” ungkapnya. Ia pun berharap, melalui kegiatan ini Muhammadiyah menjadi inspirasi bagi umat dengan keyakinan yang lain untuk melakukan perubahan di komunitasnya.

Muchlas selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyatakan bahwa pada saat ini kampus UAD berhasil meraih posisi ke 39 Nasional dari 126 Universitas di Indonesia pada UI Greenmetric World University Rankings Tahun 2022, sebuah ajang pemeringkatan berbasis komitmen tinggi terhadap pengelolaan kampus hijau dan kelestarian lingkungan hidup perguruan tinggi. “Dengan diresmikannya Muhammadiyah Climate Center, yang merupakan salah satu institusi adhoc di lingkungan Muhammadiyah, kami akan mendukung sepenuhnya, baik infrastruktur dan human resources yang cukup,” ucap Muchlas.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memaparkan rencana kegiatan pasca pertemuan ini. “Setelah acara ini Muhammadiyah akan melanjutkan dan memperkuat inisiatif untuk membangun gerakan yang kaitannya pelestarian lingkungan dan perubahan iklim, melalui Green CampusGreen Hospital, dan mengembangkan berbagai gerakan maupun program berbasis masyarakat” ungkapnya.

UAD menjadi salah satu kampus yang kedepannya akan dikembangkan menjadi inspirasi Green Campus di seluruh kampus Muhammadiyah. Terkait dengan Green Hospital, Mu’ti mengaku bahwa sudah melakukan assessment dengan mitra PP Muhammadiyah dan beberapa Lembaga yang concern dalam pengembangan solar cell atau energi berbasis matahari, untuk mengembangkan model Green Hospital, atau rumah sakit Muhammadiyah yang ramah lingkungan.

Mu’ti menambahkan, rangkaian acara ini sejalan dengan Ikhtiar Melestarikan Semesta yang menjadi tema Milad Muhammadiyah ke 111. “Sehingga forum ini merupakan rangkaian dari Milad Muhammadiyah dan upaya Muhammadiyah untuk terus berikhtiar agar alam ini lestari dan bumi tempat kita tinggal nyaman untuk semuanya,” imbuhnya.

Di tempat berbeda, Hening Parlan selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini. “Terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri RI, serta UAD sebagai tuan rumah, ViriyaENB, LAZISMU, BRGM, BSI, dan seluruh peserta yang telah menyukseskan kegiatan ini,” ungkapnya.

“Acara telah menghasilkan berbagai hal penting, yaitu komitmen Muhammadiyah dan para pembicara yang mewakili berbagai negara, dalam perubahan iklim, yang dirangkum dalam Call to Action, yang meliputi: menumbuhkan budaya hijau, inovasi untuk ketahanan iklim, strategi, inisiatif, peraturan, kerangka finansial untuk menghadapi dampak perubahan iklim, pendekatan kolaboratif membangun aliansi untuk masa depan yang lebih hijau,” pungkas Hening.

Selama dua hari penyelenggaraan, Forum Global dihadiri oleh pembicara dan peserta nasional maupun internasional, termasuk dari Australia, Jepang, Kenya, Malaysia, Maroko, Belanda, Norwegia, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Inggris, Amerika Serikat, dan Vatikan, serta perwakilan organisasi internasional, seperti UNDP, UNESCAP, dan Uni Eropa. (***)

*Sumber: Kementerian Luar Negeri​

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Wamenaker Immanuel Dukung Buruh Mengecam Kekerasan Seksual

Published

on

Wamenaker, Immanuel Ebenezer Gerungan ketika menerima ratusan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), di Gedung Kemnaker, Jakarta (Foto : @kemnaker.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mendukung buruh dalam mengecam kekerasan seksual di tempat kerja. Pemerintah tidak akan pernah abai. 

“Pemerintah tegas menolak kekerasan seksual. Bukan hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada laki-laki,” katanya, ketika menerima ratusan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Selasa10 Desember 2024. 

Immanuel mantan aktivis 1998, menegaskan, buruh jangan gentar dalam memperjuangkan hak. Sebelum mencapai tujuan, jangan berhenti berjuang. 

“Tentu saja pemerintah mendukung Konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) Nomor 190, yang menolak kekerasan seksual di tempat kerja. Oleh karena itu kawan-kawan jangan takut memperjuangkan hal ini,” tandasnya. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) GSBI, Emilia Yanti MD Siahaan, sebelumnya mengatakan, pemerintah harus segera meratifikasi Konvensi ILO 190. Hal ini juga menyangkut hak asasi manusia (HAM), maka buruh meminta pemerintah lebih peduli. 

GSBI merupakan gabungan 13 serikat pekerja, antara lain buruh tambang, perkebunan, metal, elektronik, makanan dan minuman, pembangkit listrik, garmen, tekstil dan sepatu. 

Seperti diketahui, Konvensi ILO atau KILO 190 ini disahkan 2019, menekankan penghapusan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja. Indonesia termasuk negara yang menyetujui konvensi ini saat sidang ILO, tetapi sampai saat ini belum melakukan ratifikasi. 

Wamen Immanuel mengatakan, kekerasan seksual di tempat kerja dan di mana pun, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. “Ini bukan hanya menyangkut nasib kawan-kawan sekalian, tetapi menyangkut semua orang, termasuk anak-anak saya,” ujar Immanuel. 

Ia meminta agar perjuangan buruh jangan hanya berhenti dengan unjuk rasa. Buruh jangan sangsi, pemerintah selalu memihak buruh. Pemerintah anti terhadap kekerasan seksual, dan anti terhadap perusahaan yang tidak memberi hak buruh sesuai aturan.  (***)

*Biro Humas Kemnaker

Continue Reading

Berita

67 Tahun Energi Pertamina untuk Masyarakat Indonesia

Published

on

Infografis 67 tahun Pertamina (Foto : @www.pertamina.com)

Jakarta, goindonesia.co – PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen memberikan manfaat kepada masyarakat, lingkungan dan ekonomi. Di antaranya, kebermanfaatan energi untuk pangan sehat dan berkelanjutan, UMKM, transisi energi bersih, hingga Desa Energi Berdikari melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina terus melakukan akselerasi untuk mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs). 

Dalam menjalankan operasional bisnisnya, Pertamina menjaga keseimbangan kebermanfaatan masyarakat dan lingkungan. “Dukungan terhadap pangan sehat, Pertamina akselerasi program ketahanan pangan. Pertamina juga melakukan penanaman lebih dari 8 juta mangrove dan pohon produktif, dan mampu memproduksi 15.762,6 ton produksi pangan per tahun,” terang Fadjar.

Dukungan lainnya, Fadjar mengatakan, Pertamina juga berikan edukasi hingga menjangkau 35 ribu peserta melalui Program Sehat Anak Tercinta dan Ibu (Sehati), serta penanganan gizi kepada 18 ribu bayi.

Dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, Pertamina juga melakukan pemberdayaan untuk memajukan UMKM, yakni dengan membuka jalan bagi 73 ribu UMKM untuk mengakses permodalan yang berdampak terbukanya 36 ribu lapangan kerja baru. “Pendapatan UMKM pun meningkat dengan nilai mencapai Rp24 miliar per tahun,” jelas Fadjar.

Selain itu, Pertamina juga telah memberdayakan 22 ribu UMKM Perempuan di mana sebanyak 2.500 UMKM telah berhasil naik kelas melalui UMK Academy dan Rumah BUMN Pertamina.

“Usaha Sahabat Difabel juga menjadi perhatian Pertamina. Sebanyak 2.900 Sahabat Difabel usahanya telah meningkat dengan nilai ekonomi mencapai Rp1,9 miliar,” terang Fadjar.

Di sisi lain, Pertamina terus memperluas pemanfaatan energi bersih berbasis desa yang saat ini telah menjangkau 125 desa. Setiap tahun telah berhasil memproduksi energi bersih sebanyak 537.716 kWh dari solar PV, mikro hidro dan hybrid power. Sedangkan dari biogas setiap tahunnya menghasilkan energi bersih sebanyak 846.180 m3. 

“Setiap tahun Pertamina telah berhasil mengurangi lebih dari 950 ribu ton C02 emisi karbon sehingga mendukung target pemerintah mencapai NZE pada tahun 2060,” imbuh Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (***)

*PT Pertamina(Persero)

Continue Reading

Berita

PT SMI Berkomitmen Biayai Proyek Hijau Berkelanjutan

Published

on

Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur menggelar Hari Disabilitas Internasional dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (Foto : @www.kemenkeu.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai salah satu special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan berkomitmen untuk pembiayaan hijau berkelanjutan dengan menerapkan aspek environmental social gevernance (ESG).

“Hal yang ingin saya highlight adalah kemampuan ataupun peran kami dalam membantu. Pembangunan infrastruktur yang sangat memperhatikan aspek ESG ya,” jelas Reynaldi Hermansjah, Direktur Utama PT SMI di Sanur, Bali (10/12). Reynaldi menambahkan bahwa PT SMI telah banyak membantu pembangunan proyek di bidang energi terbarukan dengan memberikan pembiayaan untuk membangun 32 pembangkit listrik tenaga mikro (PLTM), 5 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan 2 pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). 

“Secara total, PT SMI telah membiayai 78 proyek proyek yang lain yang climate related dengan komitmen kumulatif besar hampir sebesar Rp28 triliun dari nilai proyek Rp145,2 triliun,” ungkapnya. Langkah ini turut membantu mengurangi efek gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton CO2e dan menambah 1.440 MW potensi energi terbarukan sehingga total potensi energi yang dihasilkan mencapai 7.405.287 MWh.

Tak hanya menyasar energi terbarukan, PT SMI juga membidik sektor transportasi dengan membiayai proyek light rail transit (LRT). Proyek ini digadang mampu menghindarkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 72.841 ton CO2e dan menghemat sebanyak 2.775 TJ energi.

Ini merupakan suatu usaha transformasi transportasi yang ramah lingkungan. Intinya, proyek-proyek infrastruktur yang dibangun oleh PT SMi sangat mendukung dalam konteks untuk mengurangi efek gas rumah kaca,” tutupnya. (***)

*Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Continue Reading

Trending