Dialog Publik hari Senin (23/1/2023) yang berlangsung di Aula Sakinah Masjid Agung Sunda Kelapa. yang digelar oleh Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS) (Foto : Istimewa)
Jakarta, goindonesia.co – Di tahun 2022 lalu para pemuda dari berbagai lintas sektor berkumpul dalam sebuah forum Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS) untuk berbagi gagasan dan melakukan gerakan konkrit untuk mewujudkan kesejahteraan umat melalui masjid. Dalam membangun sebuah ekosistem dan pemberdayaan umat Islam yang kuat, isu kesehatan menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk ditindaklanjuti dan dievaluasi supaya umat atau masyarakat luas benar-benar merasakan dampak positif aspek kesehatan yang ada di Indonesia.
Sehingga, untuk menjadikan beragam permasalahan yang terjadi di masyarakat bisa menjadi solusi yang konkrit, Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS) menggelar Dialog Publik hari Senin (23/1/2023) yang berlangsung di Aula Sakinah Masjid Agung Sunda Kelapa. Mengangkat tema “Transformasi Layanan Kesehatan Berbasis Masjid” beragam narasumber yang berpengalaman di bidangnya pun dihadirkan. Mulai dari dr. Ardiansyah Bahar, MKM. selaku Ketua Pokja Kesehatan I-EMAS, Muhammad Syukron Habiby, MM., ME. selaku Group Head Islamic Ecosystem Solution BSI, Ilham Syahputra, SHI. selaku Direktur Care Program BSI Maslahat hingga dr. Kemal Imran , Sp.S (K). selaku Relawan Dokter Masjid Agung Sunda Kelapa.
Sebelum Dialog Publik ini berlangsung, Founder I-EMAS, Arief Rosyid menyampaikan terkait pentingnya masjid sebagai salah satu ikon pemberdayaan Islam dan salah satu elemen yang perlu diperhatikan tentu dalam bidang kesehatan.
“Jadi kegiatan ini adalah bentuk validasi dari semangat pemuda dan juga sebagai salah satu ikhtiar untuk memberdayakan potensi untuk mendorong kemajuan umat Islam khususnya dalam bidang kesehatan. Konsep transformasi layanan kesehatan berbassis Masjid ini harus dieksekusi, dan kedepan akan terus diperbaiki,” ungkap Arief Rosyid.
Menurut pria yang juga merupakan Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia ini mengatakan jika Pemerintah punya mimpi yang besar dan salah satunya melalui potensi-potensi masjid. Sehingga, Arief menjelaskan bahwa beragam isu dan hal-hal yang menjadi perhatian Pemerintah saat ini bisa dijahit menjadi satu dan dikaitkan antara satu ke yang lainnya. Arief juga berharap kolaborasi antara I-EMAS, IDI, BSI serta Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi contoh tonggak dalam Peningkatan Pemberdayaan Kesehatan yang dipelopori oleh masjid demi terlaksananya masjid yang dapat memberikan maslahat bagi umat mulai dari ekonomi, pendidikan hingga kesehatan.
Selain Arief Rosyid, Sekretaris Jenderal PB IDI, dr. Ulul Albab, Sp. OG. juga memberikan pemahaman bahwa masjid sebagai sentra pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Ulul Albab mengatakan, “Ada 2 langkah dalam pemberdayaan kesehatan melalui masjid. Pertama, masjid yg kita dorong untuk melakukan ibadah yang sehat atau yang kedua masjid juga bisa menjadi tempat layanan kesehatan.” Dirinya pun mencontohkan seperti Masjid Nabawi yang bisa dilihat bersama bahwa kini menjadi contoh semua urusan bersatu mulai dari keagamaan, ekonomi, serta politik bahkan kesehatan. “Kita dari IDI berharap bahwa dialog ini merupakan langkah pembuka transformasi kesehatan berbasis masjid,” ungkapnya.
Dalam dialog yang berlangsung selama dua jam ini pun diawali dengan pernyataan pembuka dari dr. Ardiansyah Bahar, MKM. selaku Ketua Pokja Kesehatan I-EMAS. Ia menjelaskan berawal dari hasil diskusi terbuka saat agenda Musyawarah Nasional I-EMAS tahun 2022 lalu bahwa sebagai umat Islam, kita didorong untuk menjaga kesehatan menjaga kebersihan karena kita sama-sama tahu apabila kita sehat kita bisa melakukan ibadah secara maksimal.
Ardiansyah Bahar menjelaskan, “Kalau bicara jumlah, sampai hari ini total ada sekitar 800.000 masjid di Indonesia. Ini tentu jumlah yang sangat besar bahkan Puskesmas kita sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan saja hanya sekitar 10.000-an ya jadi kalau ada 800 ribuan instansi yang bisa didotong untuk memaksimalkan potensinya, tentu sangat bermanfaat untuk kesehatan kita. Belum lagi penyebarannya kita sama-sama tahu yang namanya masjid itu tersebar dari kota sampai ke pelosok ya, sehingga penyebarannya ini sudah tentu sangat potensial untuk pemberdayaan di bidang kesehatan.”
Ia pun juga mengungkapkan beberapa program yang bisa diadaptasi untuk menjalankan sebuah transformasi layanan kesehatan berbasis masjid. Misalnya, mulai dari membuat kuliah pakar, infografik, layanan konsultasi, layanan home-care syariah dan masih banyak layanan kesehatan lainnya.
Sejalan dengan pemikiran dr. Ardi, dr. Kemal Imran , Sp.S (K), relawan dokter Masjid Agung Sunda Kelapa juga membeberkan pengalamannya sebagai seorang dokter dalam memberikan edukasi dan pelayanan terhadap jamaah. “Sehabis sholat Jumat, gratis. Obatnya hanya Paracetamol. Yang berniat membantu pun semakin banyak(seperti cek THT atau mata). Operasi juga gratis, pelayanannya setelah sholat tarawih. Kemudian setiap hari Minggu jika kemudian semakin menurun kesehatannya. Di sini juga sudah tersedia seperti penyakit dalam, poli syaraf, poli THT dan poli umum,” jelas dia.
Sementara itu, Muhammad Syukron Habiby, MM., ME. selaku Group Head Islamic Ecosystem Solution Bank Syariah Indonesia (BSI) menyampaikan bahwa lahirnya BSI tidak hanya menjadi jalan keuntungan melainkan juga jalan pengabdian “BSI selain menjadi sahabat finansial juga sebagai sahabat sosial, Sehingga BSI akan turut serta dalam acara acara sosial terutama dalam pemberdayaan kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No 107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Penyelenggaraan Rumah Sakit Berbasis Syariah,” papar dia.
TENTANG I-EMAS
Inisiatif Ekonomi Masjid (I-EMAS) merupakan perkumpulan pemuda yang punya gagasan dan melakukan gerakan konkrit untuk mewujudkan kesejahteraan umat melalui masjid. Masjid sebagai simpul sosial sekaligus pusat aktivitas spiritual menjadi instrumen penting dalam agenda kebangkitan ekonomi umat.
Kehadirannya di tengah masyarakat serta tersebar di berbagai wilayah membuat agenda ini lebih sistematis dan efisien. Inisiatif ini mendorong terciptanya kemandirian ekonomi berbasis masjid. Melalui masjid, akan lebih banyak umat Islam yang terlibat aktif. Sehingga dapat membangun nilai-nilai kolektif yang solid. (***)
Panja Haji menyampaikan keterangannya usai diterima Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 7 Januari 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Jakarta, goindonesia.co – Presiden Prabowo Subianto menerima Panitia Kerja (Panja) haji dari Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 7 Januari 2025. Dalam pertemuan tersebut, panja haji menyampaikan laporan hasil keputusan terkait penyelenggaraan ibadah haji 2025 seperti penurunan biaya haji, baik dari sisi beban jemaah maupun nilai manfaat.
“Pembiayaan haji ini dibanding tahun lalu turun sekitar Rp4 juta lebih. Dari beban jemaah turun sekitar 600-an ribu rupiah, beban jemaah. Sementara beban nilai manfaat juga turun dari Rp8 triliun menjadi sekitar Rp6,8 triliun,” kata Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang dalam keterangannya usai pertemuan.
Menurut Marwan, pada pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar biaya haji dapat ditekan lebih rendah lagi dari angka yang dilaporkan. Ketua Komisi VIII pun menegaskan bahwa arahan Presiden ini akan menjadi catatan dalam kajian penyelenggaraan haji selanjutnya.
“Tentu apakah ini menjadi kajian ulang kami, mungkin saja periode ini tidak karena sudah diambil keputusan. Tetapi menjadi catatan kami Komisi VIII arahan Pak Presiden sepertinya menginginkan sebetulnya di bawah itu,” lanjutnya.
Pada penyelenggaran haji tahun ini, Komisi VIII berkomitmen mengawal seluruh aspek penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 dengan ketat, baik memastikan seluruh hak jemaah terpenuhi hingga pelaksanaan haji berjalan lancar sesuai dengan kesepakatan. Menurut Marwan, pengawasan penyelenggaraan haji ini secara langsung akan dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco.
“Penyelenggaraan haji untuk tahun ini dikawal oleh Pimpinan DPR Prof. Dr Sufmi Dasco Ahmad akan turun langsung mengawal ini. Bagi kami ini sesuatu kekuatan yang luar biasa. Kami mengucapkan terima kasih ke Pak Dasco bahwa beliau berkenan menjadi Ketua Pengawas Haji untuk tahun ini,” kata Marwan. (***)
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas dengan sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 7 Januari 2025. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Jakarta, goindonesia.co – Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas dengan sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 7 Januari 2025. Fokus utama pembahasan dalam rapat tersebut adalah percepatan pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta kebijakan pro rakyat di sektor perumahan dan permukiman.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menjelaskan bahwa sejak 20 Oktober 2024, pemerintah telah membangun sekitar 40 ribu unit rumah. Pencapaian tersebut akan terus ditingkatkan melalui pemanfaatan lahan negara, termasuk tanah hasil sitaan dari korupsi, aset BLBI, hingga Hak Guna Usaha (HGU) yang tidak diperpanjang.
“Kemudian akan diproses lebih lanjut bagaimana kita akan membuat skema yang legal, yang ada kepastian hukumnya, dan juga yang berkeadilan, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yaitu yang berpenghasilan 8 juta ke bawah. Jadi kita akan membuat skema itu,” ujar Maruarar dalam keterangannya kepada awak media usai rapat.
Maruarar menambahkan bahwa Presiden Prabowo juga memberikan perhatian khusus pada skema pembiayaan bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima, penjual bakso, dan pedagang sayur, yang umumnya tidak memiliki penghasilan tetap. Skema tersebut dibuat pemerintah agar mereka bisa tetap memiliki rumah.
“Keadilan itu harus dijalankan bukan hanya kepada yang punya gaji, tetapi juga yang tidak punya gaji, tidak bersifat pegawai, tetapi yang bergerak di sektor informal itu menjadi perhatian beliau,” kata Maruarar.
Dalam kesempatan tersebut, Maruarar turut memaparkan sejumlah kebijakan pro rakyat yang akan diimplementasikan oleh pemerintah dalam 90 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo. Kebijakan tersebut mencakup penghapusan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) sebesar 0 persen, Bentuk Bangunan Gedung (BBG) 0 persen, serta penghapusan PPN selama 6 bulan untuk rumah di bawah Rp2 miliar.
“Ini adalah sesuatu yang tadinya bayar menjadi gratis buat rakyat. Rakyat yang mana? Rakyat kecil yang berpenghasilan tadi MBR. Jadi seperti arahan beliau, kebijakan harus pro rakyat dan kami jalankan,” ujar Maruarar.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat proses perizinan pembangunan. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang kini disebut Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), sebelumnya memerlukan waktu hingga 45 hari, kini dipangkas menjadi 10 hari. Bahkan, di Tangerang, proses tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 4 jam.
“Prinsip Bapak Presiden rakyat harus diberikan layanan yang cepat. Kalau ada yang bisa dibuat murah ya murah, gratis ya gratis,” tegas Maruarar.
Tidak hanya itu, Maruarar juga menyampaikan bahwa kepercayaan investor asing terhadap Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut seiring dengan langkah diplomasi Presiden Prabowo ke berbagai negara.
“Kita mesti menyiapkan tim yang kuat sehingga nanti begitu investor datang sudah bisa legalnya begini, lokasinya di sini, dan sebagainya, posisinya seperti apa, hak kewajibannya seperti apa, dengan tentu prinsip saling menghormati dan kita mengutamakan kepentingan nasional kita dan juga bagaimana punya dampak kepada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia,” tutur Maruarar. (***)
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin saat Pertemuan Bilateral dengan Menhan Jepang H.E. Mr. Nakatani Gen dan delegasi di Kementerian Pertahanan, Jakarta (Foto : @www.kemhan.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Pertahanan Jepang H.E. Mr. Nakatani Gen dan delegasi, melaksanakan pertemuan bilateral di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (7/1). Agenda kunjungan tersebut dalam rangka memperkuat hubungan bilateral kedua negara terutama memperkuat kerja sama strategis di bidang pertahanan, saling bertukar pandangan dalam isu-isu regional dan global, serta membangun kepercayaan dan saling pengertian melalui dialog yang terbuka.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Menteri Pertahanan Jepang disambut langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dengan upacara jajar kehormatan dan prosesi peletakan karangan bunga di patung Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Setelah itu, Menteri Pertahanan Jepang menuju Ruang Hening untuk mengisi buku tamu, sebelum melaksanakan pertemuan bilateral bersama Menteri Pertahanan RI dan delegasi dari kedua negara di Ruang Bhineka Tunggal Ika.
Di pertemuan bilateral, Menhan Sjafrie menyampaikan ucapan selamat datang dan memberikan apresisasi kepada Menhan Nakatani atas kunjungan ke Kementerian Pertahanan RI. Dalam pembicaraan tersebut, kedua Menteri menyambut baik hubungan bilateral Indonesia-Jepang yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait dengan kesepakatan Pemimpin kedua negara untuk meningkatkan status kemitraan dari Kemitraan Strategis (Strategic Partnership) menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (Comprehensive Strategic Partnership) pada tahun 2023. Peningkatan status kemitraan ini juga turut mendorong peningkatan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Jepang.
Menhan Sjafrie menegaskan bahwa peningkatan kerja sama pertahanan bilateral antara Indonesia dan Jepang merupakan langkah strategis untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia mengapresiasi komitmen Jepang dalam memperdalam hubungan ini, sejalan dengan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global, seperti terorisme, bencana alam, dan ketegangan regional.
Terkait hal ini kedua Menteri bertekad untuk meningkatkan komunikasi tingkat tinggi dan kerja sama antara institusi pertahanan Indonesia dan Jepang di berbagai tingkatan guna mewujudkan hal tersebut.
Di bidang pertukaran personel dan komunikasi, Indonesia secara konsisten mengirimkan siswa ke National Defense Academy (NDA) Jepang sejak tahun 1998, dan total jumlah siswa sudah mencapai lebih dari 70 orang. Kemudian, ketika membahas tentang kerja sama keamanan maritim, Menhan Sjafrie menegaskan untuk meningkatan interoperabilitas antara TNI AL dan Japan Maritime Self-Defence Force.
Selain kerja sama bilateral, kedua Menteri juga membahas bentuk kerja sama multilateral. Indonesia menghargai komitmen Jepang untuk memperkuat kerja sama multilateral di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dengan ASEAN, negara-negara Kepulauan Pasifik, serta dalam berbagai forum di kawasan. Indonesia mendukung upaya Jepang, tetapi juga menekankan pentingnya prinsip ASEAN Centrality dan inklusivitas dalam kerja sama tersebut.
Terkait peningkatan kerja sama pada tingkat satuan (unit level cooperation), Menhan Sjafrie menyampaikan bahwa Indonesia sangat menghargai kerja sama yang telah terjalin dalam bentuk latihan bersama seperti Super Garuda Shield dan Komodo, yang telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan interoperabilitas antara kedua Angkatan Bersenjata.
Dalam kerja sama peralatan militer, Indonesia memahami pentingnya kerja sama dalam bidang peralatan militer, terutama yang berkaitan dengan kemampuan maritim kedua negara. “Kami menyadari pentingnya kerja sama peralatan untuk meningkatkan kemampuan maritim kedua negara,” tutur Menhan Sjafrie.
Di akhir pertemuan, Menhan Sjafrie menyampaikan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertahanan Jepang, atas pertemuan yang sangat konstruktif. “Kami sangat menghargai dialog terbuka yang telah berlangsung, yang semakin mempererat hubungan pertahanan antara Indonesia dan Jepang. Kerja sama kedua negara memiliki potensi besar, terutama dalam memperkuat stabilitas kawasan melalui kerja sama militer, pengembangan kapasitas, serta peningkatan interoperabilitas,” tutup Menhan Sjafrie.
Selain bidang kerja sama pertahanan, kedua Menteri juga membahas serta bertukar pandangan mengenai dinamika politik dan keamanan di kawasan regional dan global.
Turut hadir mendampingi Menhan Sjafrie dalam pertemuan tersebut antara lain Wamenhan RI, Irjen Kemhan, beserta Pejabat Eselon I dan II Kemhan. (***)