Connect with us

Dunia Pendidikan

Indonesia Miliki CoE Terbesar untuk Kelistrikan, Otomasi industri, dan Energi Terbarukan

Published

on

Kerja sama antara Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia – France Education Partnership pada Selasa (24-03-2023).(Dokumentasi : Biro Kerja Sama dan Humas Sekjen Kemendibudristek, @www.kemdikbud.go.id)

Cimahi, goindonesia.co – Revolusi 4.0 dalam industri global akan menciptakan permintaan yang tinggi terhadap tenaga ahli kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Indonesia memiliki peluang yang besar membentuk tenaga ahli di bidang tersebut melalui pendidikan vokasi.

Dalam rangka memperkuat kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia – France Education Partnership pada Selasa (24-03-2023).

Kegiatan kerja sama ini pun ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global yaitu Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.

Dalam sambutannya, Saryadi menyampaikan bahwa CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis. “CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” tutur Saryadi.

Saryadi juga menegaskan kembali bahwa terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri. Hal tersebut bisa menjadi jalan untuk link and match antara pendidikan vokasi dengan industri. Saryadi berharap bahwa kerja sama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.

CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru. Pembangunan CoE di BBPPMPV BMTI ini sudah sejak tahun 2017 dan kini menjadi investasi terbesar yang diberikan oleh Schneider Electric Global dalam peningkatan pendidikan vokasi di Indonesia untuk kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.

Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Prancis. Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerja sama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun. Kerja sama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa. Salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dengan Schneider Electric yang berinvestasi pada pendidikan vokasi di Indonesia sejak enam tahun lalu. Kerja sama kolektif ini telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.

Dalam paparannya, perwakilan dari Schneider Electric Group, Gwenaelle mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi training kit senilai Rp10 miliar pada fasilitas Center of Excellence di Cimahi yang digunakan untuk membiayai training kit 40 SMK.

“Schneider Electric Global berambisi untuk melatih 1 juta pemuda dalam manajemen energi, otomasi, dan semua soft skills yang relevan untuk mengatasi tantangan di masa depan dan Indonesia adalah CoE terbesar yang kami investasikan dari 11 CoE di dunia,” jelas Gwenaelle dalam sambutannya.

Sejalan dengan tersebut, Kedutaan Prancis turut mendukung CoE secara penuh. Stephane Dovart selaku Konselor Kedutaan Prancis mengatakan bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam bidang industri dan ekonomi. Apalagi dengan jumlah SMK yang cukup banyak, sekitar 14.000. “Hal itu menandakan sumber daya manusia Indonesia yang banyak dan dapat dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkap Stephane.

Di sisi lain, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono, menyambut berbagai bentuk investasi yang diberikan oleh Schneider Electric Global. Menurutnya, dengan fasilitas yang lengkap, BBPPMPV BMTI menjadi tempat pelatihan yang ideal bukan hanya untuk siswa dan guru SMK di Indonesia, tetapi juga untuk teknisi yang berasal dari luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya.

Kegiatan terus berlanjut dengan tur fasilitas CoE yang dipresentasikan oleh perwakilan siswa SMKN 1 Ciawi dan pihak Schneider Electric. Berbagai alat yang dipresentasikan adalah automation solution factorybeverage mixing and filling process.

Selain itu, terdapat juga building and energy management system sebagai upaya otomasi bangunan. Tak kalah memukau, CoE ini pun memiliki fasilitas solar home system dan solar water pumping system yang dapat menjadi solusi untuk tenaga listrik bertenaga energi surya yang berguna untuk pemanfaatan listrik di desa sekitar. (***)

*Biro Kerja Sama dan Humas Sekjen Kemendibudristek, @www.kemdikbud.go.id

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Alumni SMK dan Mahasiswa Vokasi Juara di WSC 2024, Ini Sejarah WSC

Published

on

World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Sejumlah alumni dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi (PTV) berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Lantas apa sebenarnya WSC dan bagaimana sejarahnya?

WSC merupakan kompetisi vokasi terbesar di dunia. Para peserta lomba adalah duta vokasi terbaik dari negaranya yang telah diseleksi melalui Lomba Kompetensi Siswa (LKS) atau sejenisnya dan ditunjuk sebagai perwakilan Competitor Worldskills dari negara mereka masing-masing.  

Selain adu kompetensi terbaik tingkat dunia, Worldskills juga menjadi kendaraan untuk mencapai standar pelatihan vokasi, kejuruan, dan profil keterampilan di mata masyarakat. Ajang ini sekaligus mendorong kaum muda untuk menggeluti kompetensi di bidang vokasi.  

Bermula dari Spanyol

Dilansir dari sejumlah sumber, sejarah WSC tidak lepas dari kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat besar di Spanyol pada tahun 1946. Setahun kemudian, pada tahun 1947 diselenggarakan kompetisi nasional pertama di Spanyol yang diikuti sekitar 4.000 peserta dari puluhan bidang lomba mekanik.  

Kesuksesan kompetensi nasional di Spanyol pada 1947 tersebut kemudian mengilhami kompetensi serupa dalam cakupan yang lebih luas, yakni Kompetensi Iberia yang berlangsung pada 1950 di kota Madrid, Spanyol. Iberia sendiri merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa negara, terletak di Semenanjung (Peninsula) Iberia. Kawasan ini terletak di sebelah barat daya Eropa.

Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Madrid tersebut, kemudian  tercatat menjadi event International Vocational Training Competition (IVTC) yang pertama kali. Jika awalnya peserta IVTC terbatas hanya sekitar 12 peserta, maka pada tahun 1953 atas undangan dari negara Spanyol, pemuda-pemuda dari Jerman, Inggris, Prancis, Maroko, dan Swiss turut serta untuk pertama kalinya sebagai peserta. 

Selanjutnya, pada bulan Juni 1954 dibentuklah Dewan Organisasi (Organising Council) yang terdiri atas perwakilan resmi negara-negara peserta kompetisi. Dewan ini dibuat untuk menetapkan aturan-aturan kompetisi internasional. IVTC dikelola oleh organisasi yang bernama IVTO (International Vocational Training Organization). 

Sampai dengan tahun 1976, semua biaya penyelenggaraan IVTC ditanggung oleh Spanyol, setelah itu baru ditawarkan ke beberapa negara untuk mengambil bagian. Pada era kepemimpinan Dr. Cees H. Beuk sebagai IVTO President (1992-1999), ia membuat desain penilaian yang kita kenal sebagai 500-mark system. 

Pada era kepemimpinan Tjerk (Jack) Dusseldorp sebagai WorldSkills International President (1999-2011), IVTC kemudian berubah menjadi WorldSkills Competition.Secara garis besar keterampilan yang dikompetisikan dalam WorldSkills Competition meliputi Construction and Building Technology, Creative Arts and Fashion, Information and Communication Technology, Manufacturing and Engineering Technology, Social and Personal Services dan Transportation and Logistics. 

Keikutsertaan Indonesia sendiri dimulai pada World Skills Competition 2005 yang diselenggarakan di Helsinki Finlandia. Saat itu Indonesia mengikuti 4 bidang lomba. Seiring berjalannya waktu, bidang lomba yang diikuti terus meningkat. Pada 2024, Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Industrial Control, Restaurant Service, Autonomous Mobile Robotics, Hairdressing, Mechatronics, Industry 4.0, Heavy Vehicle Technology, dan Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Belasan Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Dikirim Mengikuti Program MSIB di Seluruh Indonesia

Published

on

Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti Prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Kupang, goindonesia.co – Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7. Para mahasiswa tersebut akan menjalani program magang di berbagai perusahaan dan organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pelepasan para mahasiswa ini berlangsung di Auditorium PNK dan dihadiri oleh Direktur PNK, Frans Mangngi, beserta jajaran pimpinan, staf,  dosen, serta mahasiswa terpilih program MSIB. Ke-14 mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan, seperti Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Perhotelan, dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Mereka terdiri atas 11 mahasiswa yang mengikuti program magang yang berlangsung di sejumlah industri dan perusahaan di seluruh Indonesia, sementara 3 lainnya mengikuti program studi independen yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan projek-projek mandiri di bawah bimbingan profesional.

Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangngi, menekankan pentingnya program MSIB sebagai upaya untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja nyata. 

Ia menyampaikan, “Program ini adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang dirancang untuk memberi mahasiswa kesempatan belajar di luar kampus serta memperoleh pengalaman praktis di dunia profesional,” kata Frans.

Menurut Frans, program MSIB yang merupakan inisiatif nasional tersebut tidak hanya bertujuan memberikan pengalaman di dunia kerja, tetapi juga membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan secara lebih komprehensif.

Pada kesempatan tersebut, Direktur PNK juga menekankan agar para mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan program MSIB sebaik-baiknya. Frans juga  mengingatkan pentingnya menjaga etika, integritas, serta kesehatan selama menjalani program.

“Kesempatan ini adalah jembatan untuk melihat dunia dari perspektif yang lebih luas. Manfaatkan sebaik mungkin dengan tanggung jawab penuh,” pesannya.

Sementara itu, Koordinator MSIB PNK,  Ryen Lasibey, dalam laporannya  mengatakan bahwa keikutsertaan PNK kali ini merupakan yang ketiga kalinya sejak penyelenggaraan program MSIB. Ia berharap mahasiswa yang terpilih dapat menjaga nama baik institusi dan memanfaatkan peluang ini dengan optimal. 

“Saya berharap para mahasiswa dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan integritas, serta membawa pulang pengalaman yang berharga yang akan bermanfaat bagi diri mereka sendiri maupun kampus,” ujarnya.

Menurutnya, Politeknik Negeri Kupang terus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui partisipasi aktif dalam program MSIB, sebagai upaya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era globalisasi. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang dapat berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan bangsa di masa depan.

“Dengan dukungan yang kuat dari institusi dan berbagai pihak terkait, program MSIB ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi dan misi Politeknik Negeri Kupang untuk menyiapkan  generasi yang berkualitas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era modern,” ujar Ryen. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Mengenal Program Keahlian Ototronik di SMK dan Peluang Kariernya

Published

on

Program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo (Foto : YouTube SMKN 5 Sukoharjo, @vokasi.kemdikbud.go.id)

Sukoharjo, Ditjen Vokasi – Menilik perkembangan teknologi yang pesat, kebutuhan akan tenaga kerja di sektor elektronik dan otomotif pun meningkat. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, pendidikan vokasi khususnya di SMK memiliki program keahlian ototronik. Program keahlian ini merupakan inovasi pendidikan yang mengajarkan keterampilan teknis di bidang otomotif dan elektronika.

Program keahlian ototronik mengajarkan siswa tentang elektronika dan mekanika otomotif. Program ini mengajarkan mereka untuk memahami dan memahami teknologi yang digunakan dalam kendaraan modern, yang sebagian besar memiliki sistem elektronik canggih, seperti engine control unit (ECU), sistem rem anti-lock (ABS) dan teknologi hybrid atau listrik.

Salah satu SMK yang memiliki program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo, Jawa Tengah. Waluyo, guru program keahlian ototronik SMKN 5 Sukoharjo, mengungkapkan bahwa lulusan program ini memiliki banyak peluang karier di industri otomotif. Berikut adalah peluang karier program keahlian Ototronik.

1 . Teknisi Otomotif

    Salah satu jalur karier yang paling umum bagi lulusan ototronik adalah menjadi teknisi otomotif yang berfokus pada perbaikan dan pemeliharaan sistem elektronik kendaraan. Dengan project based learning (PBL) di SMK, siswa sudah memiliki pengalaman menjadi teknisi atau mekanik yang andal. Waluyo menjelaskan, bahkan di SMKN 5 Sukoharjo dibekali dengan  kemampuan menganalisa dan memperbaiki mobil konvensional, mobil dengan engine management sistem, motor dan mobil listrik, serta masih banyak lagi.

    2 . Teknisi Diagnostik Kendaraan

      Lulusan ototronik dapat mendiagnosa atau menemukan masalah kendaraan dengan menggunakan scan tools, untuk mengidentifikasi masalah pada kendaraan. Teknisi diagnostik menangani masalah teknis pada sistem kelistrikan dan elektronik kendaraan. Keterampilan ini sangat penting dalam industri otomotif kontemporer yang didukung oleh sistem komputerisasi yang kompleks yang mendukung kendaraan. Bahkan, di SMKN 5 Sukoharjo sendiri siswa dipersiapkan dengan penguatan analisis sistem kontrol sederhana dengan program arduino dan yang lebih komplek.

      3 . Wirausaha Bengkel Ototronik

        Peluang karier sebagai wirausaha terbuka lebar bagi lulusan ototronik SMK yang ingin mendirikan bengkel sendiri. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan dengan sistem elektronik canggih, bengkel yang berfokus pada perbaikan dan perawatan sistem elektronik sangat diminati. Membuka bisnis bengkel yang berfokus pada teknologi mobil kontemporer mungkin menjadi peluang yang menjanjikan, terutama di daerah-daerah di mana pertumbuhan kendaraan bermotor sangat cepat.

        Program keahlian ototronik di SMK membuka pintu bagi peluang karier yang luas dan menjanjikan di dunia industri otomotif. Dengan keterampilan yang diperoleh di bidang otomotif dan elektronik, lulusan program ini siap untuk menghadapi tantangan teknologi kendaraan modern. (***)

        *Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

        Continue Reading

        Trending