Kultum

Silaturahmi Lebaran dan Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari

Published

on

Silaturahmi Lebaran (Foto : Istimewa)

Oleh: *Ama R. Hery Herdiana

Assalamu’alaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Minggu ini adalah long week-end dan merupakan hari terakhir liburan panjang lebaran. Di minggu terakhir ini ada yang memanfaatkannya untuk berkumpul halal bihalal, berwisata, pulang ke kota tempat tinggal setelah lebaran di kampung halaman bersama orang-tua atau keluarga besar, ada yang beberes bersih-bersih rumah dan pakaian kotor, ada juga yang hanya sekedar bersantai dan beraktifitas ringan saja menikmati kesenangan atau hobinya.

Setelah masjid-masjid ramai selama bulan ramadhan di semua tempat, beberapa hari menjelang lebaran masjid-masjid di dekat tempat tinggal menjadi sepi bahkan dalam keadaan paling sepi karena ditinggal mudik jamaah dan marbotnya, sebagai gantinya masjid-masjid di kota atau kota yang dilewati pemudik menjadi jauh lebih ramai dari biasanya.

Sahabat fillah, setelah ibadah kita on fire selama bulan ramadhan tentunya harus kita pertahankan bahkan lebih ditingkatkan di bulan Syawal ini. Oleh karenanya untuk memelihara momentum ini setelah merayakan lebaran akan lebih baik segera melanjutkan dengan puasa Syawal 6 hari, dan kembali berjamaah serta memakmurkan masjid-masjid di lingkungan tempat belajar, tempat bekerja dan tempat tinggalnya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seakan berpuasa sepanjang tahun” [HR Muslim, Abu Daud, dan Tizmidzi].

“Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal” [HR. Ibnu Majah].

Apabila kita mempunyai utang puasa juga sebaiknya diqodho secepatnya sehingga bulan Syawal merupakan bulan yang tepat untuk meng-qodho kekurangan puasa Ramadhan kita.

Sahabat fillah bulan Syawal juga dimanfaatkan untuk bersilaturahmi. Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang berusaha menjalin hubungan baik dengan lingkungan terdekat; anak dengan orang-tua, kakak dengan adik, kerabat, teman dan tetangga yang hubungan persaudaraannya rusak. Saking penting dan besar manfaatnya silaturahmi Nabi SAW dengan lisannya yang mulia bersabda:
“Siapa saja yang senang diberi lebih banyak kemakmuran dan umur panjang, maka dia harus menjalin hubungan baik dengan orang-tua dan saudaranya” [HR. Bukhari].

“Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna, jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang-tua dan saudara” [HR. Bukhari].

Oleh karenanya jangan ragu, jangan gengsi mendatangi rumah orang-tua dan saudaranya untuk bersilaturahmi.

Sahabat fillah kebiasaan puasa, membaca al-Qur’an, memahami makna dan maksudnya, menyempurnakan tajwid dan qiro’atnya, sholat malam, sedekah, berzakat, menambah ilmu agama dan perbuatan baik lain yang telah biasa dilakukan di bulan ramadhan dalam beberapa hari ini berangsur berkurang. Sungguh apabila dibiarkan maka kebiasaan itu akan semakin jauh berkurang di hari-hari selanjutnya. Sungguh sangat merugi apabila kita tidak mempertahankan kebiasaan ini, sungguh tidak mudah kembali apabila kebiasaan ini hilang. Ayo kita kembali hidupkan hari-hari kita dengan ibadah terbaik secara istiqomah, semoga kita menjadi orang yang bertakwa dari hasil ramadhan kita aamiin yra… (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#16)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co