Connect with us

Health

Masih Ada Saja yang Mudik, Tes Acak Arus Balik Akan Dioptimalkan

Published

on

Jakarta, 16 Mei 2021 – Mobilisasi massa yang sifatnya masif dan dilakukan dalam kurun waktu bersamaan punya potensi sebagai tempat penularan dan lonjakan kasus COVID-19. Hal itu sudah beberapa kali dialami Indonesia dan sudah beberapa kali pula sudah diingatkan pemerintah agar selalu hati-hari saat memasuki libur panjang dan perjalanan.

“Kami selalu berharap masyarakat bisa mengerti ya,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati dalam Serba-Serbi COVID-19 Kenapa Baiknya #TidakMudik ?, Selasa (11/5).

Sayangnya sudah dilarang, kata Adita, masih saja banyak masyarakat yang memaksa untuk mudik. Pihaknya mencatat, khusus untuk kendaraan pribadi dan sepeda motor sudah lebih 138 ribu kendaraan per hari keluar DKI Jakarta. Itu sebagian juga sudah diminta putar balik lagi

“Masih ada beberapa hari lagi peniadaan mudik. Mudah-mudahan masih bisa menahan diri untuk tidak mudik,” ujarnya.

Dia menekankan, dalam melaksanakan aturan peniadaan mudik pemerintah tetap mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif. Sehingga ketika terjadi penumpukan yang sulit dikendalikan, kepolisian melakukan diskresi. Dengan harapan, di titik selanjutnya bisa dilakukan penyekatan. Karena penyekatan memang berlapis.

Untuk mengantisipasi dampak negatifnya, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah. Salah satunya dengan memperbanyak tes acak atau random testing Covid-19 kepada para pemudik.

“Kita juga akan melakukan random testing, sebagai upaya meminimalisasi potensi penularan di kampung halaman,” ujarnya

Kalau pun yang sudah sampai di kampung halaman, Adita meminta masyarakat melakukan karantina dan melakukan protokol kesehatan. Kalau bisa melakukan tes antigen mandiri. Jangan sampai pemudik membawa virus dan membahayakan keluarga yang ada di kampung halaman.

“Karena belum tentu daerah tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang mencukupi. Indonesia ini luas sekali, bisa jadi daerah satu dengan yang lain fasilitas kesehatannya tidak sama,” ujar Adita.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan kajian untuk memprediksi arus balik yakni H+3 dan H+7 Lebaran. Untuk mengantisipasi arus balik, Kementerian Perhubungan juga mengusulkan khusus untuk sepeda motor dan kendaraan pribadi untuk dilakukan random testing yang lebih banyak secara volume maupun titik-titik pengetesan. Dengan begitu, Adita berharap, ketika pemudik kembali ke Jakarta penyebaran COVID-19 bisa diminimalisasi.

“Ini memang jadi tantangan tersendiri, karena daerah yang dilewati ini akses terhadap alat tes dan ketersediaan infrastruktur kesehatannya mungkin tidak sama,” kata Adita.

Dalam kesempatan yang sama, Tim Koordinator Relawan Edukator COVID-19 dr. Fajri Adda’i mengatakan, saat ini seluruh negara di dunia tengah mengalami pandemi, tidak hanya Indonesia. Dan semua mengalami kecenderungan naik lagi angka penularannya.

“Penyebabnya adalah adanya perpindahan masyarakat dengan besar pada waktu yang bersamaan, seperti yang terjadi di India,” ujar dr. Fajri.

Peningkatan angka ini harusnya menjadi narasi kewaspadaan bagi semua pihaknya. Menurut dr. Fajri yang harus dipahami adalah pemerintah telah mengupayakan yang terbaik tetapi tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan masyarakat. Ini adalah kerja sama.semua pihak untuk bergandeng tangan melawan pandemi.

dr. Fajri pun mencontohkan negara yang berhasil menghadapi pandemi dengan kedisiplinan. Di Samping vaksinasi, pelaksanaan protokol kesehatan yang baik jadi kunci. “Ada Selandia Baru, Australia, dan Taiwan bisa menghadapi pandemi dengan kedisiplinan menerapkan protokol Kesehatan,” kata dr. Fajri.

Anggota Sub Bidang Mitigasi Satgas Penanganan Covid-19 dokter Falla Adinda terus mengingatkan soal adaptasi kebiasaan baru. Bahwa ada yang harus dilakukan, disipilin menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, jauhi kerumunan dan batasi mobilitas. “Sayangnya, dua yang terakhir sering dilupakan,” katanya. ()

**********

Tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) – Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dibentuk dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional. Prioritas KPCPEN secara berurutan adalah: Indonesia Sehat, mewujudkan rakyat aman dari COVID-19 dan reformasi pelayanan kesehatan; Indonesia Bekerja,

mewujudkan pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja; dan Indonesia Tumbuh, mewujudkan pemulihan dan transformasi ekonomi nasional. Dalam pelaksanaannya, KPCPEN dibantu oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Narahubung: Lalu Hamdani

No HP : 081284519595

Kesehatan

Kemenkes Tambah Vaksin Indovac untuk Booster ke-2

Published

on

Pemberian vaksin COVID-19 (Dokumentasi : Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI,@sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Kesehatan RI menambahkan regimen vaksin COVID-19 berupa vaksin Indovac sebagai booster kedua. Vaksin Indovac berlaku bagi sasaran yang mendapatkan vaksin primer AstraZeneca.

Pemberian vaksinasi COVID-19 dosis booster ke-2 Indovac ini bagi semua masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. Sebelumnya vaksin Indovac hanya diberikan pada Lansia di atas 60 tahun.

Vaksin ini telah mendapat Persetujuan
Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memperhatikan vaksin yang ada. Penggunaannya pun berdasarkam rekomendasi ITAGI Nomor ITAGI/SR/3/2023 tanggal 6 Maret tentang Update Pemberian Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster IndoVac.

Vaksin booster ke-2 Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml. Vaksin booster Indovac ini diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi dosis booster ke-1.

Pemberian vaksin dosis booster ke-2 Indovac bagi masyarakat umum dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi COVID-19.

Booster diperlukan agar imunitas terjaga dan dapat memutus penularan COVID-19. Masalahnya, kasus COVID-19 yang masuk rumah sakit dan kasusnya tergolong sedang dan berat sebagian besar belum dibooster.  Begitupun untuk kasus yang meninggal, sebagian besar  belum dibooster. (***)

(Sumber : Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI,@sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Continue Reading

Kesehatan

Sinergi Dengan PIDHI dan Kedokteran Hewan UNUD, BKOW Bali Sosialisasikan Bahaya dan Cara Pencegahan Penularan Virus Rabies

Published

on

Ketua BKOW Provinsi Bali Ny. Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati melakukan sosialisasi bahaya rabies dan cara pencegahannya di Kantor Desa Sibangkaja, Badung (Dokumentasi :  Pemerintah Provinsi Bali, @www.baliprov.go.id)

Badung, goindonesia.co – Dalam rangka menyelaraskan program Pemerintah Provinsi Bali dengan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali dan GOW Kabupaten, Ketua BKOW Provinsi Bali Ny. Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati melakukan sosialisasi bahaya rabies dan cara pencegahannya di Kantor Desa Sibangkaja, Badung, Kamis (2/3).

Ketua BKOW Provinsi Bali, Ny. Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati mengatakan sosialisasi dilakukan untuk keselamatan dan kesehatan bersama. Ini mengingat kesehatan adalah prioritas utama yang harus dijaga untuk mewujudkan kesehatan yang berkualitas. Seperti yang kita ketahui bahwa rabies merupakan virus menular melalui gigitan yang selalu fatal pada hewan berdarah panas dan dapat menyerang manusia (zoonosis) yang bisa disebabkan oleh hewan berupa sapi, anjing, kucing, kelelawar, kera dan monyet.

“Itu sebabnya perlu kepedulian bersama untuk mencegah penyebarluasan virus rabies ini,” kata istri Wakil Gubernur Bali ini.

Sosialisasi kali ini BKOW menggandeng Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) Provinsi Bali dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (UNUD). Selain PIDHI (organisasi wanita yang mewadahi istri-istri dokter hewan, istri-istri sarjana kedokteran hewan, dokter hewan wanita, dan sarjana kedokteran hewan wanita), acara sosialisasi juga dihadiri kader PKK Desa Sibangkaja.

Bertindak sebagai narasumber Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UNUD Prof. Dr. drh. I Nyoman Suartha yang membawakan materi “Rabies, Pencegahan dan Penanggulangannya”. Dalam penjelasannya, Prof. Suartha mengatakan untuk melindungi hewan peliharaan (terutama anjing dan kucing) agar tidak membahayakan warga sekitar, maka penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran melakukan vaksinasi untuk anjing dan kucing kita kepada petugas dari dinas peternakan. Karena vaksinasi akan melindungi hewan dari penyakit rabies dan memutus rantai penularan virus rabies tersebut.

Selain itu, kita juga harus waspada terhadap anjing gila yang air liurnya mengandung rabies, karena pada umumnya anjing anjing tersebut akan takut kepada sinar matahari dan memilih berkeliaran pada malam atau subuh. Bahkan hal yang paling perlu kita waspadai adalah saat kita pergi ke pasar subuh, apabila ada anjing yang mendekati perlu diketahui bahwa itulah anjing gila yang menyasar kaki kita untuk digigit dan ditularkan rabies.

“Apabila ada dari kita yang terlanjur digigit anjing, maka segeralah cuci dengan sabun, karena virus rabies itu bersifat labil, dan mudah rusak dengan sabut dan alkohol 70% serta cepat menguap dalam suhu 60 derajat celcius. Selain itu penting bagi kita lanjut mencari penanganan medis karena virus rabies akan mengalami inkubasi minimal 7 hari dan bisa mencapai hitungan bulan bahkan tahun,” ungkapnya.

Anjing-anjing yang menularkan rabies memiliki tiga (3) fase, yakni

1. Fase furious (galak) rabies memiliki ciri sebagai berikut dia tidak tenang, nervous, agresif, kehilangan rasa takut pada manusia, menggigit apa saja, hipersalivasi dan bereaksi yang berlebihan.

2. Fase paralisis adalah fase dimana mereka akan memilih bersembunyi dari keramaian, takut sinar dan hanya keluar mencari makan saat matahari sudah tenggelam.

3. Fase dumb (bodoh) adalah saat si anjing gila itu mengalami kejang dan kemudian mati.

Dijelaskan juga bahwa nampak beberapa gejala orang yang kena rabies, antara lain kesemutan di bagian tubuh yang digigit, keluar air liur yang banyak, takut air, takut cahaya, mudah merasa terganggu oleh suara, gerakan bola mata yang ‘aneh’ dan tidak fokus, kejang-kejang, mengalami gejala syaraf yang lain dan kemudian meninggal.

Kepala Desa Sibangkaja, Ni Nyoman Rai Sudani mengatakan bahwa di desanya sudah melakukan penanganan rabies sejak tahun 2016 silam. Selain sosialisasi pihaknya juga melakukan penanganan rabies di lapangan dengan melibatkan petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten. Hal ini dilakukannya mengingat warga Desa Sibangkaja sangat menjaga keamanan dan kenyamanan semua pihak. (***)

(Sumber :  Pemerintah Provinsi Bali, @www.baliprov.go.id)

Continue Reading

Kesehatan

Dinkes Kabupaten Tangerang Edukasi Keamanan Pangan di Sektor Industri Rumahan

Published

on

Penyuluhan Dinkes Kabupaten Tangerang dalam rangka memperketat pengawasan dan memperbanyak edukasi keamanan pangan pada industri rumah tangga pangan (Dokumentasi : Diskominfo Kab.Tangerang, @tangerangkab.go.id)

Tangerang, goindonesia.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang memperketat pengawasan dan memperbanyak edukasi keamanan pangan pada industri rumah tangga pangan (IRTP) sebagai salah satu sektor yang mengalami perkembangan cukup pesat. 

Kepala seksi Farmasi dan Pengawasan Keamanan Pangan Kabupaten Tangerang, Desi Tirtawati, S.Farm., Apt menjelaskan, penyuluhan keamanan pangan merupakan program rutin sebagai upaya mengedukasi pelaku IRTP baru yang belum memiliki izin.

Penyuluhan keamanan pangan merupakan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat penyuluhan keamanan pangan (SPKP) yang menjadi salah satu persyaratan dalam mendapatkan izin edar PIRT/ SPPIRT.

“Penyuluhan tersebut diselenggarakan tanggal 28 sampai dengan 1 maret 2023 di Hotel Lemo Tangerang. Total peserta penyuluhan berjumlah 100 orang yang dibagi dalam 2 gelombang,” ujar Desi saat dikonfirmasi, Kamis (2/3/2023).

Dia menjelaskan penyuluhan Keamanan Pangan akan diselenggarakan bertahap selama 8 kali selama 2023 dengan kuota peserta pelatihan 50 orang untuk setiap gelombang.

“Untuk para pelaku usaha pangan rumahan yang ingin mengikuti kegiatan penyuluhan keamanan pangan ini dapat mendaftar melalui web Dinas Kesehatan. Penyuluhan tersebut gratis tanpa dipungut biaya apapun,” terangnya.

Menurut dia, perkembangan IRTP di Kabupaten Tangerang terus mengalami lonjakan sangat signifikan setiap tahunnya, sehingga harus diimbangi juga dengan edukasi keamanan pangan. “Setiap tahun meningkat, bahkan sekarang produknya lebih inovatif dari segi bahan, cita rasa dan kemasan,” tambah dia. (***)

(Sumber : Diskominfo Kab.Tangerang, @tangerangkab.go.id)

Continue Reading

Trending