Connect with us

Pariwisata

Menparekraf Ditantang Menganyam Kertas Koran Bekas dalam KaTa Kreatif Bogor

Published

on

Menparekraf Sandiaga Uno ditantang untuk menganyam produk kriya yang berasal dari limbah kertas dalam Workshop KaTa Kreatif Indonesia yang berlangsung di Bogor Creative Center, Jawa Barat, Kamis (19/10/2023). (Dokumentasi : @kemenparekraf.go.id)

Bogor, goindonesia.co – Dalam kegiatan KaTa Kreatif di Kota Bogor, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ditantang oleh para pengrajin dari Salam Rancage untuk menganyam produk kriya yang mirip dengan kerajinan rotan, namun bedanya bahan yang digunakan berasal dari limbah kertas (koran bekas) sehingga dihasilkan produk ekraf yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama dengan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, Iceu Pujiati; dan Kepala Bidang Industri Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Rispiaga, sangat bersemangat dan tampak fokus ketika praktik menganyam dengan menggunakan material yang berbeda dari biasanya.

Selain membutuhkan kertas koran bekas, bahan pendukung lainnya mudah sekali ditemui yaitu sebuah lidi. Mulanya kertas koran dilinting terlebih dahulu pada sebatang lidi sebanyak dengan jumlah yang diinginkan, kemudian masuk ke tahap menganyam.

Apabila sudah menjadi bentuk yang diinginkan seperti bentuk kotak tisu atau keranjang pakaian. Masuk ke tahap selanjutnya yakni coating menggunakan coating non-toxic. Dimana jenis coating ini aman dan ramah lingkungan, karena coating non-toxic berbahan dasar air dan tidak mengandung thinner.

Menurut Menparekraf Sandiaga menganyam menggunakan kertas koran dan lidi ternyata tingkat kesulitannya cukup tinggi. Dalam prosesnya, harus dikerjakan secara teliti dan dibutuhkan keuletan dari pengrajin.

“Maka kita selain tadi enggak boleh jadi ‘rohali’ (rombongan hanya lihat-lihat), harus jadi ‘rojali’ (rombongan yang jadi beli), dan ‘rogana’ (rombongan yang enggak pakai nawar-nawar) kalau beli produk ekonomi kreatif. Karena ternyata susah pembuatannya,” kata Menparekraf Sandiaga, dalam Workshop KaTa Kreatif Indonesia yang berlangsung di Bogor Creative Center, Jawa Barat, Kamis (19/10/2023).

Produk kriya yang telah mendapat berbagai penghargaan salah satunya INACRAFT Award 2018 menunjukkan potensi ekonomi kreatif Kota Bogor yang patut diacungi jempol. Selain kriya, Kota Bogor juga terkenal dengan ragam kuliner yang menjamur di tiap sudut Kota Bogor, begitupun dengan subsektor fesyennya.

Besarnya potensi ekraf Kota Bogor membuat Menparekraf Sandiaga berharap kota dengan presiden kota hujan ini segera melakukan proses uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif). Uji petik ini berguna untuk menetapkan subsektor ekonomi kreatif unggulan yang akan memperkuat posisi Kota Bogor sebagai Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia.

“Kita sudah mendapat komitmen dari Ibu Iceu (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor) bahwa tahun depan Kota Bogor akan ikut proses uji petik dari subsektor yang akan diunggulkan untuk penetapan Kota Bogor sebagai kota kreatif,” ujar Sandiaga.

“Harapannya pada suatu saat Bogor bisa diajukan menjadi kota kreatif yang mendapat pengakuan dari UNESCO. Baru ada empat kota kreatif di Indonesia yang mendapat pengakuan UNESCO yaitu Ambon city of music, Bandung city of design, Jakarta city of literature, dan Pekalongan city of crafts and folk art. Mudah-mudahan Bogor bisa mengikuti jejak empat kota lainnya,” katanya.

Salah satu pendiri Salam Rancage, Aling Nur Naluri, menceritakan awal mula didirikannya Salam Rancage sebagai inovasi yang dilakukan komunitas bank sampah. Dimana komunitas yang beranggotakan ibu-ibu berfikir untuk menghadirkan produk ekraf recycle  yang memiliki nilai jual tinggi. Kemudian tercetuslah kerajinan dari limbah kertas.

“Ibu-ibu ini belajar dari nol. Jadi di Bogor tidak ada budaya menganyam, akhirnya mereka belajar menganyam. Kenapa kertas? Karena di Bogor tidak ada pandan, tidak ada rotan, tidak ada bahan baku, yang melimpah hanya kertas dan dibantu oleh Pemerintah Kota Bogor, limbah-limbah kertasnya diberikan ke kita untuk memberdayakan ibu-ibu,” ujar Ibu Ali, panggilan akrabnya.

Dalam sebulan para pengrajin Salam Rancage dapat memproduksi sekitar 2.800 buah, dengan harga yang bervariatif. Untuk keranjang pakaian dihargai Rp900.000. Menparekraf Sandiaga pun memborong keranjang pakaian tersebut.

“Ini menunjukkan karya kriya Indonesia itu cukup rumit, tapi sangat berkualitas tinggi, sehingga layak masuk ke persaingan global. Dari bahan yang terbatas, tapi ternyata dilakukan dengan kesungguhan jadi produk yang berkualitas,” kata Ibu Ali.

Turut mendampingi Menparekraf, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto; Plt. Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setya Harini; Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, S. Utari Widyastuti. (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/ Baparekraf RI

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Pariwisata

Punya Beragam Daya Tarik, Desa Wisata Sanankerto Jatim Perkuat Tata Kelola Kelembagaan

Published

on

Desa Wisata Sanankerto merupakan salah satu desa wisata terbaik di Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dengan ragam daya tarik salah satunya hutan bambu di tengah kota (Foto : @kemenparekraf.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Desa Wisata Sanankerto merupakan salah satu desa wisata terbaik di Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dengan ragam daya tarik salah satunya hutan bambu di tengah kota.

Lebih dari 115 jenis bambu terpelihara dengan baik, menjadikannya sebagai salah satu destinasi ekowisata yang selalu menarik minat kunjungan wisatawan. 

Local Champion yang juga Sekretaris Desa Sanankerto, Khafid Muzadi, mengatakan Desa Wisata Sanankerto juga terkenal dengan sumber mata air di kawasan ekowisata Boon Pring. Tak hanya sebagai penjaga kelestarian sumber mata air, keberadaannya turut mengaliri persawahan milik warga.

“Jika berkunjung pada musim-musim ramai, wisatawan juga dapat menikmati atraksi khas Tari Topeng Malangan atau Tradisi Selamatan di Bulan Suro dengan arak-arakan tumpeng dari Balai Desa menuju Boon Pring,” ujar Khafid dalam keterangannya, Selasa (24/9/2024). 

Berbagai interaksi budaya dan beragam permainan tradisional saat ini juga terus dikembangkan sebagai atraksi di Desa Wisata Sanankerto. Tepatnya di Kampung Dolanan. 

“Sejumlah produk khas seperti carang mas, opak, rambut nenek, keripik tempe, minuman jamu, kerajinan bambu, dan batik adalah sedikit di antara produk-produk kuliner dan UMKM, yang dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” ujar Khafid. 

Meski memiliki berbagai potensi, Khafid mengatakan, Desa Wisata Sanankerto memiliki berbagai tantangan dalam pengembangannya. Terutama dalam penguatan tata kelola kelembagaan yang melibatkan seluruh unsur. 

Mulai dari pemerintah desa, hingga masyarakat serta penguatan kelembagaan BUMDES sebagai pengelola unit usaha di bidang pariwisata. Tantangan regenerasi juga harus dimulai agar pengembangan pariwisata dapat terus berkelanjutan.

Penyelenggaraan Kampanye Sadar Wisata 5.0 (KSW 5.0) dari Kemenparekraf yang sebelumnya dilaksanakan di Desa Wisata Sanankerto dikatakan Khafid, menjadi program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. 

Kampanye Sadar Wisata 5.0 (KSW 5.0) sebagai program pengembangan desa wisata menjadi jembatan komunikasi antar lembaga dan masyarakat. 

“KSW 5.0 sangat membantu kami menguatkan sisi kelembagaan sehingga local champion sebagai motor penggerak dapat menyatukan berbagai unsur kelembagaan seperti BUMDES, Pokdarwis, UMKM, agar memiliki satu misi dalam pengembangan desa wisata,” tuturnya.

Ia berharap, pengaruh positif yang diberikan KSW 5.0 mampu membuat pengembangan pariwisata Sanankerto lebih terkoordasi dengan baik. 

“Semoga KSW semakin didekatkan lagi kepada masyarakat desa wisata karena semua desa wisata pasti ingin mendapatkan pendampingan KSW 5.0,” kata Khafid.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menutup rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 Tahun 2024, mengatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM) sangat penting dalam pengembangan desa wisata. 

“Penting untuk dilakukan upskilling, re-skilling, dan new skilling, dalam peningkatan sumber daya manusia di desa wisata,” kata Menparekraf Sandiaga.

KSW 5.0 merupakan program konkret yang diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas SDM penggerak pariwisata tapi lebih jauh dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta penjualan produk-produk wisata dan ekonomi kreatif di desa wisata. 

“Sehingga kesejahteraan masyarakat di desa-desa wisata semakin baik, juga aspek kualitas dan keberlanjutannya terjaga,” ujar Menparekraf Sandiaga. 

Untuk menggali lebih dalam tentang Desa Wisata Sanankerto, bisa langsung kunjungi akun Instagram resminya di @desawisatasanankerto.  (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/ Baparekraf RI

Continue Reading

Pariwisata

Libur Lebaran Wisata Air Hitam Diserbu Wisatawan

Published

on

Destinasi wisata Air Hitam Dermaga Kereng Bangkirai di Kelurahan Kereng, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya (Foto : @palangkaraya.go.id)

Palangka Raya, goindonesia.co – Destinasi wisata Air Hitam Dermaga Kereng Bangkirai di Kelurahan Kereng, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya dipadati pengunjung atau wisatawan saat libur lebaran.

Dari pantauan awak Media Center Palangka Raya pada Sabtu (13/4/2024) di lokasi destinasi wisata Air Hitam tersebut, tampak penuh sesak dipadati pengunjung. Baik mereka yang datang dari dalam kota maupun luar Kota Palangka Raya.

Untuk memasuki area wisata air hitam ini pengunjung hanya dipatok harga karcis Rp5.000,00 per orang. Harga yang relatif murah ini sangat diminati masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan tingginya arus kendaraan yang datang ke salah satu lokasi wisata favorit di Kota Palangka Raya itu.

Ketua Kelompok Sadar Wisata, Kereng Bangkirai, Sabran Husin menyampaikan, kenaikan pengunjung pada hari libur lebaran ini, lebih tinggi dari hari biasanya, bisa mencapai ribuan orang per hari.

“Peningkatan terjadi mulai dari hari kedua Idulfitri. Hal itu bisa dilihat banyaknya pengunjung yang menaiki wahana susur sungai,” katanya.

Disebutkan Sabran, pada obyek wisata air hitam itu warga yang datang tidak hanya sekedar berfoto, namun juga menaiki beragam wahana wisata susur sungai. Seperti kapal pondok terapung, getek, bebek mesin dan bebek gowes yang yang disediakan di sekitaran Dermaga Kereng Bangkirai.

Tidak hanya sampai di situ saja, pengunjung wisata juga dapat memanfaatkan deretan gazebo untuk bersantai, serta menyantap aneka kuliner yang dijual. Semua itu menjadi wahana pendukung dari fasilitas destinasi wisata air hitam.

Sementara itu Ibay salah seorang wisatawan mengungkapkan, destinasi wisata air hitam menjadi alternatif yang tepat untuk mengisi libur lebaran.

“Saya bersama keluarga bisa menikmati keindahan wisata air hitam, selagi masih libur lebaran,” tuturnya dengan singkat. (***)

*(MC. Kota Palangka Raya, Pemerintah Kota Palangka Raya)

Continue Reading

Pariwisata

Akomodasi Kekinian Inovatif Jadi Daya Tarik Wisatawan untuk Berkunjung

Published

on

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Bobocabin Gunung Mas dalam rangkaian kunjungan kerjanya memantau kesiapan pelaku pariwisata menghadapi musim libur lebaran (Foto : @kemenparekraf.go.id)

Kabupaten Bogor, goindonesia.co– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku pariwisata termasuk di industri amenitas untuk terus berinovasi dalam menghadirkan produk sehingga menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan khususnya generasi muda untuk berkunjung.

Menparekraf Sandiaga saat mengunjungi Bobocabin Gunung Mas dalam rangkaian kunjungan kerjanya memantau kesiapan pelaku pariwisata menghadapi musim libur lebaran, Senin (8/4/2024), mencontohkan salah satu akomodasi inovatif yakni seperti yang ditawarkan Bobobox Group dengan menghadirkan Bobocabin di Gunung Mas, Puncak, Bogor. 

“Saya sampaikan ini adalah lokomotif penciptaan akomodasi kreatif yang kekinian untuk wisatawan di saat liburan dan bisa menangkap peluang untuk Gen-Z,” kata Menparekraf.

Bobocabin merupakan akomodasi inovatif dan kekinian dengan konsep elevated camping yang mengusung pengalaman baru berkemah dengan menggunakan teknologi Internet of Things (loT). Seperti smart glass windowcolorful LED LightQR code door lock, dan bluetooth audio speaker. 

Bobocabin Gunung Mas mulai dibuka pada 2022 dan sejak beroperasi hingga saat ini telah direservasi oleh 47 ribu wisatawan dengan tingkat okupansi mencapai 85,25 persen. 

“Kawasan ini juga masuk dalam kawasan desa wisata yang kita resmikan, yaitu Desa Wisata Tugu Selatan. Kami mendorong agar inovasi-inovasi lainnya dapat terus dilakukan,” ujar Menparekraf Sandiaga. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu; CEO dan Co – Founder Bobobox, Indra Gunawan; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Yudi Santosa; serta Business Relations Senior Manager Bobobox, Dennis Depriadie. 

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Sekretaris Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Oni Yulfian.  (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Continue Reading

Trending