Connect with us

Peristiwa

Menyamar Jadi Pemohon Di Kabupaten Bogor, Dirjen Zudan Temukan Persyaratan Ribet Pelayanan

Published

on

Dirjen Dukcapil Prof Zudan Arif Fakrulloh menyamar jadi pemohon untuk mendapatkan pelayanan Dukcapil Kabupaten Bogor (Ist)

Bogor, goindonesia.co : Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri telah mentasbihkan diri dengan menjadikan tahun 2021 sebagai era peningkatan kualitas layanan administrasi kependudukan (Adminduk).

“Inti kualitas pelayanan adalah kecepatan dan kemudahan. Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan Perpres Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta Permendagri No.108 dah 109 Tahun 2019 Intinya adalah memberikan kemudahan dengan memangkas semua persyaratan yang tidak perlu,” ujar Dirjen Dukcapil Prof. Zudan Arif Fakrulloh di Jakarta, Selasa (31/8/2021)

Menurut Dirjen Zudan, pihaknya ingin memastikan semua pelayanan di Dinas Dukcapil daerah berjalan dengan cepat dan mudah tanpa membuat ribet dengan memberikan syarat yang tidak perlu.

“Saya memonitor itu dari grup Whatsapp, Tiktok, dan Instagram. Ternyata masih ada daerah yang menambah persyaratan pengurusan dokumen kependudukan. Senin (30/8/2021) kemarin saya menyamar ke Disdukcapil Kabupaten Bogor. Para petugas layanan nggak ada yang tahu saya datang dan menyamar layaknya masyarakat yang menginginkan pelayanan,” ungkap Zudan.

Sebagai mystery guest, Dirjen Zudan yang hanya ditemani ajudan, menanyakan bagaimana membuat KTP-el WNI. Untuk urusan ini relatif berjalan baik dan tidak ada syarat tambahan yang merepotkan.

“Tapi untuk membuat akta perceraian ternyata ada syarat tambahan. Petugas minta surat pengantar dari panitera pengadilan. Untuk membuat akta kematian syaratnya malah makin banyak. Mereka minta fotokopi KTP-el pelapor, fotokopi KTP-el dua orang saksi. Masih minta lagi akta kelahiran almarhum, minta juga akta kawin atau surat nikah almarhum. Lalu minta surat keterangan ahli waris bila almarhum tidak punya akta kelahiran atau surat nikah. Ini syarat tambahan untuk mengurus akta kematian kok banyak sekali,” keluhnya.

Untuk mengurus akta kelahiran, masih kata Dirjen Zudan, petugas minta fotokopi pemohon, fotokopi KTP-el dua orang saksi. Lalu untuk membuat akta perkawinan, diminta surat izin atasan untuk anggota TNI maupun Polri, minta fotokopi SK bila PNS, minta izin tertulis orang tua bila pria kurang dari umur 21 tahun, dan wanita kurang dari usia 19 tahun. Masih minta lagi fotokopi KTP-el dua orang saksi, minta fotokopi akta kelahiran pemohon.

“Ini yang nggak boleh. Harus dihapus semua syarat tambahan itu,” tegasnya.

Usai menyamar, Dirjen Zudan masuk ke ruangan dan meminta semua staf dan pejabat melakukan rapat. Zudan minta agar Disdukcapil Kabupaten Bogor segera berbenah. Kebetulan Kepala Dinas Bambang Setiawan sedang tidak di tempat untuk mengecek layanan di UPT.

“Dia akan menyusul datang setelah saya memberikan briefing. Intinya sekali lagi jangan menambah persyaratan di luar ketentuan yang mengatur. Pedomani saja Perpres Nomor 96 Tahun 2018 serta Permendagri No. 108 Tahun 2019 dan Permendagri No 109 Tahun 2019. Saya juga minta agar kebersihan kantor dibenahi agar lebih rapi dan membuat nyaman masyarakat,” ucap Dirjen Zudan. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Peristiwa

Tradisi Ruwahan Wujud Syukur Warga Suryatmajan Sambut Ramadan

Published

on

Upacara adat Ruwahan di Kelurahan Suryatmajan Kota Yogyakarta (Dokumentasi : Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta,@warta.jogjakota.go.id)

Danurejan, goindonesia.co – Dalam rangka menyambut bulan Ramadan 1444 Hijriyah, masyarakat di Kelurahan Suryatmajan Kota Yogyakarta adakan upacara adat Ruwahan. Diikuti oleh warga dari enam kampung se-Kelurahan Suryatmajan.

“Ruwahan atau Nyadran ini merupakan kegiatan adat dan budaya tahunan, yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Ruwah atau Jawa, untuk menyambut datangnya bulan Ramadan,” kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara, saat kegiatan Ruwahan, pads Selasa (7/3) sore.

Masyarakat Kelurahan Suryatmajan yang berasal dari kampung Cokrodirjan, Gemblakan Bawah, Gemblakan Atas, Ledok Macanan, Sosrokusuman dan Suryatmajan, bersama-sama menyambut acara tahunan ini dengan membuat sajian apem, kolak dan ketan, serta ulu bekti atau pemberian berupa potensi masing-masing wilayah yang diserahkan ke pihak Kelurahan Suryatmajan.

“Dari enam kampung yang ada di Kelurahan Suryatmajan, masing-masing membawa apem, ketan, kolak dan ditambah ulu bekti yang diberikan ke kelurahan untuk didoakan bersama. Itu sebagai perwujudan rasa syukur dari masyarakat,” terangnya.

Weda menjelaskan, makna Ruwahan menyambut bulan Ramadan ini merupakan bagian dari memanjatkan doa agar ibadah puasa nanti berjalan lancar. Apem selalu menjadi sajian khas dalam Ruwahan. Apem berasal dari Bahasa Arab afuum yang berati ampunan, sehingga saling memaafkan dan bisa menjalankan ibadah Ramadan dengan hati yang ikhlas.

“Kegiatan ini juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas nikmat dan berkah yang dirasakan, selain itu untuk silaturahmi dan doa bersama demi kesehatan, keselamatan dan kemakmuran masyarakat di Kelurahan Suryatmajan,” ujarnya.

Kemudian Mantri Pamong Praja (MPP) Kemantren Danurejan, Bambang Endro Wibowo mengatakan, selain untuk melestarikan tradisi dan budaya, harapannya upacara Ruwahan juga bertujuan untuk menambah pengalaman atraksi serta wisata seni budaya, bagi pengunjung yang sedang berwisata di Kota Yogya.

“Ini merupakan bagian dari menjaga tradisi, dari masyarakat untuk saling mendoakan agar senantiasa selamat dan sentosa, serta selalu diberi kemakmuran dan kesejahtetaan, juga menjadi daya tarik wisata berbasis budaya lokal,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, ketua komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro berpesan, agar tradisi Ruwahan dapat menjadi bagian dari calendar of event Kota Yogyakarta.

“Kegiatan ini menjadi salah satu penguat, kelurahan Suryatmajan memang layak menjadi yang terbaik di DIY dan maju dalam lomba desa kelurahan tingkat nasional. Mungkin ke depan tradisi Ruwahan bisa masuk dalam calendar of event Kota Yogyakarta,” harapnya.

Kirab Ruwahan dimulai dari Jalan Perwakilan, melewati jalan Malioboro, mengarah ke Jalan Suryatmajan, dan berakhir di Kantor Kelurahan Suryatmajan. Masyarakat mengenakan pakaian adat Jawa sambil membawa sajian apem yang disusun menjadi gunungan, serta sajian ketan dan kolak.

Kegiatan kirab dipimpin pasukan Bregada Suryatmaja Adi Nurwidianto, setelah sampai di Kantor Kelurahan Suryatmajan, dilakukan prosesi upacara serah terima sajian apem, ketan, kolak dan ulu bekti dari enam kampung kepada Kelurahan Suryatmajan. Setelah itu dilakukan doa bersama dan arak-arakan gunungan. (***)

(Sumber : Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta @warta.jogjakota.go.id)

Continue Reading

Peristiwa

Tren Wisata Spontan Diyakini Menparekraf Percepat Target 1,4 Miliar Pergerakan Wisnus di Tahun 2023

Published

on

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Senin (16/1/2023) (Dokumentasi : Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI).

Jakarta, goindonesia.co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meyakini wisata spontan yang menjadi tren wisatawan saat ini dalam memutuskan melakukan perjalanan wisata akan mempercepat pencapaian target 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di tahun 2023 dengan nilai kontribusi PDB pariwisata di atas 4 persen. 

Menparekraf Sandiaga dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Senin (16/1/2023), mengatakan, wisata spontan terjadi dikarenakan adanya pelonggaran aturan PPKM dan kemudahan perjalanan dalam negeri (PPDN) maupun perjalanan luar negeri (PPLN) menjadi faktor pendorong bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan sewaktu-waktu atau secara spontan.

Wisata spontan atau biasa yang dikenal wisata yang instan ini semakin terpicu dengan pelonggaran aturan PPKM, kami ingin wisata spontan jadi momentum kita untuk mengambil keputusan kebijakan-kebijakan untuk bisa kita sesuaikan,” kata Menparekraf Sandiaga. 

Tren perjalanan wisata secara spontan secara kuantitatif memberikan kontribusi cukup besar dalam mendorong pergerakan wisnus. Oleh karenanya Menparekraf Sandiaga mengimbau agar ketersediaan kursi transportasi seperti pesawat dan kereta harus ditingkatkan. 

Kemenparekraf akan terus melakukan koordinasi dengan Kemenhub dan berbagai pihak terkait penambahan ketersediaan kursi baik dari luar maupun dalam negeri. Serta penambahan kapasitas transportasi darat (kereta api, Bus) dan laut.

“Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemulihan tingkat penerbangan dalam negeri sudah mencapai 71 persen sementara jumlah demand-nya belum maksimal, masih 40 persen sampai 50 persen. Sedangkan penerbangan dari dan keluar negeri mencapai 33 persen sepanjang pemulihan pandemi,” kata Menparekraf Sandiaga. 

Desa wisata diharapkan dapat menjadi destinasi utama para wisatawan spontan. Mengingat selama libur natal dan tahun baru, desa wisata menjadi pilihan banyak wisatawan.

Seperti Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulonprogo, DIY, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang tahun 2022. Di Desa Wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 140.000 wisatawan sepanjang tahun 2022. Kunjungan wisatawan pada masa libur Natal dan Tahun Baru mencapai 5.500 wisatawan. Pemasukan dari penjualan UMKM turut mengalami kenaikan sebanyak 40 persen dari sebelumnya. 

Di Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 92.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 99.000 wisatawan sepanjang tahun 2022. Pemasukan turut mengalami kenaikan hingga 100 persen dari sebelumnya.

Desa Wisata Tondok Bakaru di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, sepanjang tahun 2022 terdapat 11.000 wisatawan, dimana puncaknya adalah pada masa nataru yang mencapai 10.000 wisatawan. 

“Jadi nanti kita harapkan produk-produk ini bisa menampilkan promosi pariwisata, sehingga jika nanti ada orang yang cuci tangan melihat ada produk langsung tertarik untuk berwisata, melihat schedule kosong cus berangkat, kalau ada meeting ubah meeting-nya jadi virtual meeting,” kata Sandiaga. 

Di kesempatan ini Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan tentang wacana harpitnas sebagai salah satu upaya mencapai target perjalanan wisatawan nusantara sebesar 1,4 miliar pada 2023. Ia mengatakan, optimalisasi hari libur kejepit telah diajukan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. 

“Sudah kami ajukan juga di KemenpanRB, memang ada di Bu Nia Deputi Bidang Kebijakan Strategis bolanya ini, bagaimana kita tahun ini dimulai mungkin dengan beberapa dulu, jangan semua hari libur. Misal, hari libur yang jatuh hari Sabtu dikedepankan hari Jumat,  atau dimundurkan di hari Senin kalau jatuh di hari Minggu. Sementara kalau perayaan agama bisa di hari itu sendiri. Ini dampaknya bisa semakin dilihat dari lebih lama waktu untuk melakukan pergerakan wisatawan,” kata Menparekraf. 

Ia optimistis libur di hari kejepit bisa meningkatkan produktivitas dan membuat pikiran menjadi lebih fresh. 

“Dan telah terbukti melalui  studi bahwa setelah long weekend itu kembali fresh dan produktivitasnya lebih tinggi, dan itu sudah ada acuan dari keilmuannya,” kata Menparekraf. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf baik secara daring maupun luring.  (***)

(Sumber : Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI).

Continue Reading

Bisnis dan Ekonomi

Kupas Strategi Cuan 3000 Triliun di Industri Halal Indonesia | Sapta Nirwandar

Published

on

Dokumentasi : Screenshoot Youtube

3000 Triliun yang berputar di industri halal itu ada dimana saja? Bagaimana cara mengaksesnya? Cara mudah cari cuan di industri halal itu lewat mana? Bagaimana proyeksi ke depannya? Apa tantangan dan peluang pelaku bisnis di industri halal Indonesia?

Continue Reading

Trending