Bisnis dan Ekonomi

Bitcoin cs Mulai Bangkit Lagi, Tapi Terra-Polkadot Malah Loyo

Published

on

Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Pierre Borthiry on Unsplash)

Jakarta, goindonesia.co – Investor kembali memburu mata uang kripto. Ini tercermin dari harga Bitcoin dan kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) lainnya yang mulai kembali pulih pada perdagangan pagi ini waktu Indonesia, Rabu (5/1/2022).

Melansir data dari CoinMarketCap per pukul 09:31 WIB, hanya koin digital (token) Terra dan Polkadot yang terkoreksi pada pagi hari ini.

Terra terkoreksi 2,72% ke level US$ 84,81/koin atau setara dengan Rp 1.214.479/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.320/US$) dan Polkadot terpangkas 2,19% ke US$ 29,26/koin atau Rp 419.003/koin.

Sedangkan sisanya berhasil rebound ke zona hijau pada pagi hari ini. Bitcoin menguat 0,3% ke level harga US$ 46.297,49/koin atau setara dengan Rp 662.980.057/koin, Ethereum melesat 1,92% ke level US$ 3.802,84/koin atau Rp 54.456.669/koin, Binance Coin melonjak 1,35% ke US$ 511,42/koin (Rp 7.323.534/koin), dan Cardano terapresiasi 1,44% ke US$ 1,32/koin (Rp 18.902/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Bitcoin masih diperdagangkan di kisaran level US$ 46.000 pada pagi hari ini. Sedangkan Ethereum mulai kembali bangkit dan kini diperdagangkan di kisaran level US$ 3.800.

Meskipun pasar kripto masih cenderung sideways, tetapi beberapa trader optimis, karena leverage di open interest pasar berjangka Bitcoin meningkat ke atas level tertingginya pada November 2021 lalu.

“Pasar yang cenderung membosankan selama sebulan terakhir tampaknya membuat trader tertarik kembali untuk memburu aset kripto,” tulis Arcane Research dalam laporan risetnya.

Di lain sisi, Komisi Sekuritas dan Pertukaran (SEC) Amerika Serikat (AS) kembali menunda keputusan pengesahan exchange-traded fund (ETF) di bursa berjangka Bitcoin NYDIG selama 60 hari.

Hal ini membuat suasana hati investor sempat kembali memburuk karena beberapa token mengalami kemunduran singkat setelah pengumuman penundaan tersebut.

Secara historikalnya, harga Bitcoin pada bulan Januari selalu membukukan koreksi. Secara rata-rata, tingkat pengembalian (return) bulanan Bitcoin di Januari dalam 9 tahun terakhir cenderung negatif, yakni sebesar -3,3%.

Namun dalam beberapa bulan terakhir, Bitcoin sudah mencatatkan return positif sekitar 50% pada Januari tahun 2022.

Sementara itu dari sisi arus dana investor, produk investasi aset digital melihat adanya arus masuk (inflow) sebesar US$ 9,3 miliar pada tahun 2021, meningkat 36% dari tahun 2020, menurut laporan baru dari CoinShares.

Beberapa investor menarik dananya dari pasar kripto pada pekan terakhir tahun 2021, di mana pada pekan itu, tercatat arus keluar (outflow) sebesar US$ 32 juta. Angka ini menunjukkan adanya beberapa keraguan investor jangka pendek, setelah adanya aksi jual masif di kripto pada awal Desember 2021. (***)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co