Kultum

Aku Datang Memenuhi Panggilan-Mu Ya Allah (3)

Published

on

Ustadz Ama R. Hery Herdiana (Dokumentasi : Pribadi)

Oleh: Ama R. Hery Herdiana

Assalamu’alaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Setelah beristirahat penuh sehari, selanjutnya kami berziarah ke beberapa tempat di sekitaran Mekkah diantaranya Jabal Tsur dimana di sana ada gua Tsur tempat bersembunyi Rosulullah SAW dan Abu Bakar dari kejaran kafir Mekkah saat beliau berdua hendak hijrah ke Madinah.

Dari sinilah turun ayat La tahzan innallaha ma’ana [at-Taubah 40].

Perjalanan diteruskan ke Jabal Nur/gunung Cahaya disinilah pertama kali Rosulullah SAW mendapat wahyu pertama Iqro bismi robbikal ladzi kholaq… [al-Alaq 1-5].

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Ja’ronah untuk Miqot umroh ke-2. Ja’ronah beberapa kali dikunjungi Rasulullah SAW.

Salah satu kunjungannya bersama pejuang Islam lain setelah Perang Hunain. Disini sebelumnya tidak ada sumur sehingga saat persediaan air habis semua orang kehausan dan kebingungan mencari sumber air. Kemudian Rasulullah SAW memukul tongkatnya (sumber lain bilang pedangnya) seketika keluarlah air sampai hari ini.

Kami mandi dan wudhu ihram dari air sumur ini, setelah itu dilanjutkan sholat ihram 2 rokaat di masjid tempat miqot ini.

Sumur ini juga pernah diludahi Rosulullah SAW untuk menawarkan racun yang ditaburkan orang kafir, juga mengobati wabah penyakit di kampung ini.

Sahabat fillah. Siang tadi kami juga mengunjungi beberapa Masjid bersejarah tidak jauh dari masjidil haram yaitu Masjid Saroya, Masjid Jin dan Masjid Syajaroh.

Masjid Saroya sangat erat kaitannya dengan peristiwa Fathul Mekkah.

Rasulullah SAW bersama 10 ribu orang pasukannya bersiap diri untuk memasuki Kota Mekkah untuk melakukan pembebasan. Ketika pasukan Muslim menyerbu Mekkah, kaum Quraisy hanya bisa pasrah. Mereka tidak mampu melawan pasukan Muslim yang besar itu.

Rasululloh SAW menancapkan bendera di lokasi sekarang yang menjadi masjid Saroya.

Masjid Jin.

Ada suatu tempat yang dulunya digunakan oleh Rasulullah SAW untuk membaiat atau mengislamkan para jin. Tempat tersebut kemudian dibangun Masjid dan dinamai Masjid Jin. Masjid Jin juga dikenal dengan nama Masjid Al-Bai’ah.

Peristiwa bai’at ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf ayat 29-30, Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”.

Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus”.

Ketika sampai di daerah Tihamah, Rasulullah SAW dan rombongannya melaksanakan Sholat Fajar. Rupanya, sholat tersebut mengakibatkan terhalangnya berita-berita langit yang biasa dicuri oleh para setan (jin yang kafir). Bahkan, setan-setan yang sedang mencoba mencuri berita itu mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang ke tempat kaumnya.

Setibanya di tempat kaumnya, setan-setan tersebut ditanya oleh kaumnya, “Apa yang menyebabkan kalian terhalang mendapat berita langit?”
Mereka menjawab, “Kami terhalang mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang.” Kaum setan lantas menjawab, “Tidak mungkin ada halangan antara kita dengan berita langit. Pasti ini ada sebabnya.”

Kemudian pimpinan mereka memerintahkan, “Menyebarlah kalian ke barat dan ke timur. Carilah penghalang tersebut!” Setelah itu, setan-setan tersebut menyebar ke seluruh pelosok jagad untuk mencari penyebab terhalangnya berita langit tersebut. Sebagian dari mereka sampai ke daerah tempat Rasulullah SAW sholat, saat itu beliau SAW tengah melakukan sholat Subuh dan membaca surat Ar-Rahman.

Para jin tersebut mendengar dan memperhatikan dengan seksama bacaan Rasulullah SAW. Lalu mereka berkata, “Demi Allah, pasti inilah yang menyebabkan kita terhalang dari berita langit.”

Mereka sangat mengagumi ayat-ayat Al-Qur’an yang didengarnya kemudian mengimaninya. Selanjutnya, mereka pulang kepada kaumnya dan menyampaikan kejadian yang mereka alami. Kaum mereka pun menerima dan mengimani ajaran yang dibawa tersebut.

Peristiwa ini menjadi sebab turunnya Al-Qur’an surat Al-Jin ayat 1 yang memberitahukan kepada Rasulullah SAW mengenai peristiwa alam gaib yang terjadi di sekeliling beliau dan para sahabat saat itu.
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,” [QS Al-Jin: 1].

Masjid Syajaroh.

Para jin datang untuk mempertanyakan dan meminta bukti atas kerasulan Rasulullah SAW. Kemudian, Rasul pun memanggil sebuah pohon yang berada tak jauh dari masjid untuk datang menghampiri mereka. Atas izin Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta, pohon ini tercabut dari tanah dan datang menghampiri Rasulullah. Setelah itu Rasulullah SAW memerintahkannnya kembali, sang pohon pun kembali lagi ke tempat asalnya.

Kawanan jin yang melihat ini pun mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW dan memeluk agama Islam. Atas mukjizat memanggil pohon inilah, masjid ini diberi nama dengan Masjid Al-Syajaroh atau Masjid Pohon.

Ada beberapa hadits yang menerangkan tentang mukjizat Rosulullah yang mampu memanggil pohon, salah satunya dari jalur Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Hakim.

Dia berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan, lalu ada seorang badui menuju kepadanya. Ketika sudah dekat Beliau bertanya kepadanya, “Hendak kemanakah kamu?” Dia menjawab, “Hendak ke keluargaku.” Beliau bertanya: “Apakah hendak menuju kepada kebaikan?” Dia menjawab, “Apakah itu?” Beliau bersabda, “Kamu bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah; tiada sekutu bagi-Nya, bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Dia bertanya, “Apakah ada yang bersaksi atas apa yang kamu katakan?” Beliau menjawab, “Pohon ini.” Lalu Rasulullah SAW memanggil pohon itu yang berada di pinggir lembah. Pohon itu membelah bumi berjalan menghadap Beliau SAW, lalu berdiri tepat di hadapannya. Beliau SAW meminta agar pohon itu bersaksi tiga kali, maka pohon itu pun bersaksi bahwa Beliau SAW itu seperti apa yang dikatakannya. (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#18)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co