Kultum

Pentingnya Memahami Makna Nuzulul Qur’an

Published

on

Ama Hery Herdiana (Foto : Istimewa)

Oleh: Ama Hery Herdiana

Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Momen peringatan Nuzulul Qur’an ini kita manfaatkan untuk mengupas dan memahaminya. Ibnu Abbas berkata, “Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasululloh SAW sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 23 tahun” [Riwayat Thobari, An Nasai].

Alloh SWT berfirman, ”Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkan nya bagian demi bagian/bertahap[QS. Al-Isro 106].

Dari referensi di atas dapat dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran yang populer di Indonesia mengacu pada sejarah pertama kali turunnya Al-Qur’an dalam proses kedua, yaitu dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW di bumi. Pendapat yang kuat yang dipakai mengatakan permulaan turunnya surat al-Alaq 1-5 di Gua Hira malam 17 Ramadhan.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits dan ayat di atas bahwa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur. Enam ribuan ayat lebih ada yang menyebut 6.236 dalam jangka waktu 23 tahun sehingga menjadi panduan untuk menjalankan kehidupan dan membentuk akhlak yang terbaik bagi yang menerimanya.

Pembimbingnya juga yang terbaik yaitu Rosululloh SAW, sehingga dari Al-Qur’an diketahui tentang Alloh, aturan perintah dan larangan-Nya, tentang alam dunia, akhirat, singkatnya menjadi panduan hidup umat islam.

Para sahabat menuliskan penjelasan Al-quran, ucapan dan akhlak mulia Nabi SAW untuk dijadikan panduan dan diajarkan kepada umat islam, hal ini dinamakan hadits. Setelah Nabi SAW wafat, maka para sahabat lah yang membimbing tabi’in dan umat islam keseluruhan.

Setelah itu dibimbing tabi’in, lalu tabi’ut tabi’in, para wali dan para ulama, sehingga sampailah al-Qur’an kepada kita lewat pengajaran penjelasan hadits, kitab-kitab tafsir, kitab-kitab para waliyulloh, kitab-kitab dan ijma ulama. Nabi SAW bersabda, ”Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (sahabat) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka (tabi’in) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka (tabi’ut tabi’in). Kemudian akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka” [HR. Bukhori].

Alloh SWT berfirman, ”Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan” [QS. Asy-Syu’ara 192-194].

Sunatullohnya Al-Qur’an diturunkan dahulu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang dihadapi Nabi SAW dan umatnya, lalu kemudian dimasukan/diturunkan ke hati umatnya dari mulai sahabat sampai kita dengan proses yang sama, sehingga apabila Al-Quran itu masuk ke hati, maka kita akan memahami dan mau menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang-Nya dengan sungguh-sungguh, ajeg, tidak setengah-setengah.

Sebagai generasi yang jauh dari masa Nabi SAW, lalu pertanyaannya bagaimana dengan kita? Siapa yang membimbing kita? Apakah kita punya guru yang membimbingnya? Tentunya pembimbingnya harus para ulama yang ikhlas karena mereka pewaris nabi.

Dengan keadaan kita sekarang ini tidak banyak orang yang memperoleh nikmat menerima ribuan ayat di hatinya. Bisa jadi ada yang baru menerima beberapa ayat saja di hatinya. Ada berapa ayat yang sudah masuk ke hati kita? Dibawah 50 ayat? Ratusan, ribuan ayat? Sudah berapa tahun Al-Qur’an berangsur-angsur turun ke hati kita? Apabila masih sedikit maka berusaha keraslah menggapainya dengan bimbingan guru kita dan berdoa agar Allah memberikan nikmat diturunkan al-Qur’an kepada hati kita, lalu difahamkan dan diberi kekuatan serta khusyu dalam menjalankannya.

Sahabat fillah, itulah pentingnya memahami Nuzulul Qur’an terlebih lagi memahami kandungan dan menjalankannya secara keseluruhan. Meskipun Al-Qur’an sudah diturunkan 14 abad, tetapi Alloh menjamin tidak akan ada yang bisa merubah al-Qur’an dari jaman ke jaman.

Alloh SWT berfirman, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya” [QS. Al-Hijr 9].

Maksud ayat di atas bahwasanya Allah SWT akan menjaga Al-Qur’an dari segala bentuk dan upaya siapapun untuk mengubahnya, baik menambah ataupun mengurangi isi di dalamnya dengan adanya para penghapal Al-Qur’an yang memahami segala hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan melaksanakan isinya di dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita diberi kenikmatan untuk hapal, memahami dan menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, aamiin yra…
Semoga bermanfaat Cag… (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosulullah (#13)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co