Kultum

Tetap Istiqomah Untuk Dapatkan Malam Lailatul Qodar

Published

on

Ustd. Ama Hery Herdiana (Foto : Istimewa)

Oleh: *Ama Hery Herdiana

Assalamualaikum wrwb sahabat fillah.

Jakarta, goindonesia.co – Bagaimana semangat kita di 10 hari terakhir Ramadhan ini? Di luar sana sebagian orang masih semangat dan bahkan lebih bersemangat, tetapi sebagian orang lain sudah mengendur semangatnya. Sebagian orang sudah memenuhi mall, pasar, dan restoran untuk berbelanja pakaian, keperluan lebaran dan bukber, tetapi sebagian orang lagi sudah berada di mesjid-mesjid untuk ’itikaf.

Mereka yang ’itikaf ada yang full, atau hanya beberapa saat khususnya pada waktu malam ganjil untuk mendapatkan lailatul qodar di satu sisi, sementara disisi lain paginya harus memenuhi kewajiban pekerjaannya.

Rasulullah SAW dahulu begitu semangat (beribadah) pada sepuluh hari terakhir yang tidak pernah beliau melakukannya pada hari selainnya [HR. Muslim].

Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan.”

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang bangun untuk mendirikan shalat pada malam lailatul qodar dengan penuh keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu” [Muttafaq’alaihi].

Sahabat fillah, sebagian orang sangat menginginkan untuk mendapatkan lailatul qodar, karena mereka meyakini dengan apa yang disampaikan al-Qur’an dan hadits, kitab-kitab tafsir dan penyampaian guru-guru, bahwa semalam lailatur qodar itu keutamaan dan keberkahannya lebih baik dari 1.000 bulan atau 83 tahun 4 bulan. Usia kita saja belum tentu mencapai 83 tahun, maka sungguh beruntung apabila kita mendapatkan beberapa kali lailatul qodar dalam sisa kehidupan kita ini. Umat nabi-nabi terdahulu berusia panjang ratusan tahun sehingga mereka berkesmpatan untuk beribadah lama, tetapi umat nabi Muhammad SAW diberi umur yang lebih pendek namun diberi keistimewaan lailatul qodar sehingga merugilah bila kita tidak berusaha untuk meraihnya.

Dan firman Alloh Ta’ala: tanazzalul malaaikatu warruuhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amrin (Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan).

Salaamun hiya hatta mathla’il fajr (Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar); Qatadah dan lain-lain mengatakan: “Pada waktu itu semua urusan diputuskan, berbagai ajal dan rizki juga ditetapkan, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala: fiiHaa yufroqu kullu amrin hakiim –“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” [QS. Ad-Dukhaan 4].

Syeikh Abdul Qadir al-Jilany memaparkan, “Para malaikat pada turun dan (begitu juga) ar-Ruh (Jibril) di dalam malam itu”. Jibril turun disertai dengan 70 ribu malaikat, dan ia bertindak sebagai pemimpinnya. Jibril terus menerus memberi salam kepada mereka yang sedang duduk (beribadah) “Salam kepadamu, semoga diterima dan mendapatkan kebaikan”, sementara seluruh malaikat yang lain memberi salam kepada mereka yang sedang tidur. Alloh sendiri yang terus memberi salam kepada mereka yang bangkit berdiri menuju kepadaNya.

Sebagaimana Salam Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman yang menjadi ahli surga di surga, dengan firman-Nya, ”Salaamun Qaulan min Rabbir Rahiim (Salam yang terucap dari Tuhan Yang Maha Pengasih). Maka, berkenan pula Allah memberikan salam kepada para hamba-Nya yang senantiasa berbuat kebajikan di dunia, mendapatkan anugerah kebaikan luhur dan kebahagiaan di zaman ‘azali. Yaitu para hamba-Nya yang senantiasa fana’ atau sirna dari segala makhluk, dan abadi bersama Tuhannya, senantiasa tenteram menuju kepada Allah Ta’ala Yang Maha Benar”.

Sahabat fillah tadi malam adalah malam ganjil 25, ghiroh dan rasa lailatul qodar sudah sangat terasa, demikian juga sudah banyak orang terbangun dari tidurnya untuk sholat malam, berdoa dan bermunjat di rumah-rumah, majelis-majelis atau beriktikaf di mesjid-mesjid. Jangan sampai kita terhalang, karena barangsiapa yang terhalang dari beribadah pada malam lailatul qodar, sungguh ia telah terhalang dari kebaikan seluruhnya.

Sahabat fillah, tetaplah istiqomah jangan cepat puas dengan ibadah kita karena Nabi SAW bersabda dengan lisannya yg mulia, “Carilah malam itu pada sembilan malam yang tersisa (di bulan Ramadhan), atau tujuh malam yang tersisa, atau lima malam yang tersisa, atau tiga malam yang tersisa, atau pada malam terakhir” [HR. Tirmidzi].

Malam-malam akhir Ramadhan masih tersisa beberapa hari lagi, ajak dan bangunkan istri-istri/suami-suami, orang tua, anak-anak dan saudara kita untuk beribadah malam dan memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan ini karena bisa saja ini adalah Ramadhan terakhir kita.

Semoga kita semua mendapatkan lailatul qodar, dan semoga puasa serta amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima Alloh SWT, aamiin yra… (***)

*Penulis adalah Pimpinan Majelis Dzikir Asyiiqi Rosululloh (#14)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co