Berita

Sengkarut Minyak Goreng, Golkar Desak Mendag Lutfi Bekerja Maksimal

Published

on

Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih (Demer) menegaskan sikap Golkar mengkritisi keras sengkarut minyak goreng dengan mendsak Mendag Lutfi bekerja maksimal dan tidak lelet (AG Sofyan)

Jakarta, goindonesia : Wakil Ketua Komisi VI DPR RI/ Fraksi Partai Golkar Gede Sumarjaya Linggih mengkritisi kinerja Menteri Perdagangan RI, M. Lutfi yang tidak maksimal dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah. 

Gede Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer ini mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan seluruh jajarannya, untuk mengawasi dan melakukan operasi pasar agar program harga minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat dapat terlaksana dengan baik tanpa membuat kesusahan rakyat yang sudah sulit karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. 

Demer juga meminta agar Kemendag melakukan upaya-upaya untuk mencegah penimbunan komoditas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab serta mengawasi rantai pasokan minyak goreng di sejumlah daerah.  

“Mendag harus bisa memastikan dan menjamin ketersediaan minyak goreng di pasaran,” tegas Demer kepada suarakarya.id di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/2/2022). 

Politisi senior Beringin asal Pulau Dewata ini juga mengingatkan bahwa Mendag Lutfi harus mampu mengawal dan melaksanakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan ketentuan harga minyak goreng curah Rp 11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000/liter. 

“Ini yang harus benar-benar dikerjakan oleh Mendag Lutfi secara maksimal. Pemerintah harus mengutamakan kepentingan rakyat,” ucap Demer. Selain mengawal pelaksanaan HET, Kemendag juga harus bisa pelaksanakan program-program Domestic Market Oblig3ation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) dalam rangka menjaga stabilitas harga minyak goreng dapat terlaksana dengan baik .  

Kenaikan harga minyak goreng sendiri sudah terjadi sejak akhir November 2021. Bahkan kini selain mahal, juga ketersedaiannya semakin minim, bahkan langka di sejumlah daerah yang mengakibatkan keresahan sejumlah masyarakat di beberapa wilayah.

Kondisi itu akhirnya membuat minyak goreng kembali menjadi langka, karena di tengah masyarakat mulai muncul panic buying.  

“Wajar mereka gelisah dan ketakutan lantaran minyak goreng semakin mahal dan semakin susah didapatkan, karena ini salah satu kebutuhan pokok masyarakat setiap hari dalam mengkonsumsi makanan setiap hari. Terlebih bagi pelaku UMKM yang sangat bergantung dengan minyak goreng.  Tentunya sangat dirugikan karena mahal dan langkanya minyak goreng ini,” ungkapnya. 

Legislator Senayan tiga periode ini sangat menyayangkan masalah harga minyak goreng yang selalu terjadi di masyarakat dan semakin sulit dikendalikan, karena lambatnya Mendag menangani masalah ini.   

“Seandainya, Mendag bisa lebih cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan ini sejak awal, saya kira masalah ini bisa lebih cepat selesai dan tak perlu menyengsarakan rakyat lebih lama,” tutur Ketua Bidang Pemenangan Pemilu 
Wilayah Bali, NTB dan NTT DPP Partai Golkar ini. 

Anggota parlemen Senayan yang intens diposisikan di Komisi VI oleh DPP Golkar ini juga tak menampik jika muncul adanya dugaan penghilangan barang saat pemerintah mulai melakukan operasi pasar besar-besaran. Ia menduga hal itu dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang bermain di air keruh dalam persoalan minyak goreng ini.

Oleh karena itu, Demer juga meminta Mendag untuk memberantas kartel-kartel minyak goreng yang menyesengsarakan rakyat. 

“Sudah saatnya kartel minyak goreng ini diberantas abis sampai ke akarnya,” tandas Legislator Senayan di Komisi yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN, Standardisasi Nasional ini. 

Jika masalah ini berlarut-larut, Demer memperkirakan kondisi ini akan dapat memengaruhi upaya pemulihan ekonomi yang sudah sangat baik dilakukan oleh pemerintah selama masa pandemi. (**)*

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co