Ekonomi

Harga Minyak Melambung karena Perang Rusia-Ukraina

Published

on

Foto: ist

Jakarta, goindonesia.co – Harga minyak brent pada pasar ICE sempat menyentuh harga US$ 100/barel, meski ditutup pada US$ 97,93/barel pada Jumat (25/2/2022).

Menurut Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani, tembusnya harga minyak ke level US$ 100 per barel merupakan imbas dari konflik Ukraina vs Rusia. Ini menjadi indikasi awal adanya kekhawatiran terganggunya pasokan minyak, mengingat Rusia merupakan salah satu negara penghasil minyak utama dunia.

“Penutupan kemarin sudah tembus 100 dollar per barel menunjukkan supply minyak global terganggu. Produksi Rusia itu kisaran 11 juta barel per hari. Sekitar 10% dari produksi minyak dunia,” kata Dendi kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (26/2/2022).

Menurut Dendi, jika kondisi konflik berkepanjangan atau lebih dari satu bulan, maka ada potensi harga minyak akan bertahan di level tinggi.

Selain itu, Dendi mengatakan tekanan dari banyak negara karena naiknya harga minyak dunia sudah dirasakan ketika harga sudah berada pada US$ 80/barel. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk beberapa kelas saat ini sudah mengalami kenaikan harga.

“Apalagi dengan harga US$ 100 /barel membuat semakin berat untuk pemulihan ekonomi global. dan tekanan inflasi di dunia,” jelas Dendi.

Pemerintah Indonesia juga sudah melihat kenaikan harga minyak dunia ini. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama (Kabiro Klik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi mengatakan ini sudah menjadi perhatian semua pihak.

Dengan adanya konflik di Ukraina ini diasumsikan tren harga minyak mentah akan semakin meningkat.

“Selain itu sebagaimana diketahui, konflik Rusia dan Ukraina, dan terjadi di tengah pandemi Covid, semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat, ” ungkapnya. (***)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co