Ekonomi

Trading Terakhir 2021, Bursa AS Dibuka Berayun ke Zona Merah

Published

on

Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, goindonesia.co – Bursa saham Amerika Serikat (AS) berayun ke zona merah pada perdagangan Jumat (31/12/2021), mengindikasikan aksi ambil untung di perdagangan saham terakhir tahun 2021.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 27 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) tapi selang 30 menit berbalik menjadi minus 48,91 poin (-0,13%) ke 36.349,17. S&P 500 tertekan 3,63 poin (-0,08%) ke 4.775,1. Nasdaq surut 6,89 poin (-0,04%) ke 15.734,67.

Ketiga indeks utama bursa AS tersebut menguat sebesar digital ganda tahun ini menyusul pemulihan ekonomi dunia sementara bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjaga dukungan perekonomian.

Saham Pfizer memimpin penguatan di indeks S&P 500, dengan melambung 2% setelah regulator Inggris menyetujui penggunaan pil antiviral Paxlovid untuk penderita Covid-19 berusia 19 tahun ke atas dengan kondisi gejala menengah.

Saham Advanced Micro Devices juga menjadi top mover dengan terbang lebih dari 1% setelah produsen chip komputer tersebut menargetkan pembelian saham senilai US$ 35 miliar atas kompetitornya Xilinx bisa diselesaikan pada akhir kuartal I-2022.

“2021 menjadi tahun menakjubkan lainnya bagi bursa AS.. pasar masih mendapat dukungan dari kabar menggembirakan terkait pandemi dan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif,” tutur analis Wells Fargo Investment Institute Chris Haverland dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Kuatnya kinerja perseroan juga menopang bursa saham AS dengan rerata pertumbuhan laba bersih tahunan sebesar 45,1%, menjadi pertumbuhan tahunan tertinggi sejak tahun 2008, menurut catatan FactSet.

Sepanjang tahun berjalan, indeks S&P 500 telah melesat 27,2%, menjadi reli tahunan ketiga kali secara beruntun. Saham energi dan real estate menjadi sektor saham berkinerja terbaik tahun ini, masing-masing melesat lebih dari 40%.

Indeks Dow Jones terhitung menguat 18,9% sepanjang tahun berjalan, juga menjadi reli tahunan yang ketiga secara beruntun. Sementara itu, indeks Nasdaq melambung 22,1% pada periode yang sama, menjadi reli tahunan kesembilan dalam 1 dekade terakhir.

Kebanyakan investor dan perencana investasi menilai tantangan terbesar yang bakal dihadapi pelaku pasar tahun depan adalah pengurangan pembelian obligasi dari pasar sekunder (tapering) di tengah tingginya inflasi. (***)

Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co