Health

WHO Minta Tunda Booster, Kemenkes Menolak Sebut Kondisi Nakes Darurat

Published

on

Tenaga kesehatan menerima suntikan vaksin Covid-19 di rumah sakit swasta Jakarta Selatan, Kamis, 14 Januari 2020. (CNNIndonesia/Safir Makki)

Jakarta, goindonesia.co  – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan vaksinasi dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19 pada tenaga kesehatan (nakes) tetap dilanjutkan. Hal ini menanggapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta seluruh negara melakukan moratorium booster vaksin hingga akhir September 2021.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi memastikan moratorium yang dimaksud WHO adalah untuk pemberian booster pada masyarakat umum secara luas, sementara pada nakes tetap diberikan lampu hijau.

“Tidak ditunda ya booster nakes, karena ini kan usulan penyuntikan kepada masyarakat luas. Kalau nakes ini dalam keadaan darurat,” kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).

Nadia mengatakan pemerintah juga berencana memberikan suntikan booster vaksin terhadap warga yang menerima merek vaksin Sinovac pada 2022 mendatang. Langkah itu diambil menyusul beberapa hasil studi yang diterima oleh Kemenkes mengenai penurunan antibodi dari vaksin Sinovac setelah enam bulan pasca penyuntikan.

Nadia melanjutkan, suntikan booster harus diberikan setelah 12 bulan dari suntikan pertama diterima. Hal itu mengacu dari rekomendasi yang diberikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

“Tahun depan itu berarti sama seperti tahun ini jumlahnya yang akan divaksin,” ujar Nadia.

WHO meminta agar seluruh negara menunda pemberian booster vaksin. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan alasan penundaan itu harus dilakukan sampai paling tidak sekitar sepuluh persen penduduk di setiap negara sudah disuntik vaksin corona.

Berdasarkan data WHO, baru ada sekitar 10 negara yang 75 persen penduduknya disuntik vaksin corona. Bahkan di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya satu persen penduduk yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin corona.

Angka itu jauh lebih kecil dibanding dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, yang tercatat setengah dari populasinya sudah divaksin. WHO lantas menargetkan pada pertengahan 2022 setiap negara sudah melakukan vaksinasi terhadap penduduknya setidaknya 70 persen.

Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen

(***)


Trending

Copyright © 2021 goindonesia.co