Connect with us

Berita

Harga Cabai Rawit Merah Makin Pedas, di Jakarta Tembus Rp 125 Ribu per Kg

Published

on

Pedagang memasukan cabai rawit merah ke dalam bungkusan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/6/2021). Harga cabai rawit merah di pasar-pasar DKI Jakarta naik menjadi rata-rata Rp108.043 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa pasar harga cabai tembus Rp120 ribu per kg. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jakarta, goindonesia.co – Harga cabai rawit merah terus merangsek naik. Tercatat, di DKI Jakarta, ada pasar yang menjual cabai rawit merah di harga Rp 125.000 per kilogram (Kg).

Mengutip laman Info Pangan DKI Jakarta, Senin (20/6/2022), harga cabai rawit merah di Jakarta Utara mencapai Rp 125.000 per kilogram. Angka ini naik sekitar Rp 16.000 dari harga sebelumnya di Rp 108.125 per kilogram.

Kemudian, di Jakarta Pusat, harga juga mengalami kenaikan dan bertengger di Rp 115.000 per kilogram. Angka ini naik Rp 2.500 dari sebelumnya dibanderol Rp 112.500 per kilogram.

Sementara itu, harga mengalami penurunan di Jakarta Barat sebesar Rp 2.381 per kilogram. Menjadi Rp 103.333 per kilogram.

Harga juga turun di Jakarta Selatan sebesar Rp 2.500. Cabai rawit merah dijual Rp 106.000 per kikogram.

Di Jakarta Timur, harga cabai rawit merah turun Rp 15.667 per kilogram. Menjadi Rp 91.000 per kilogram.

Sementara itu, mengutip laman Pantauan Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata cabai rawit merah berada di Rp 91.100. Angka ini mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram dari hari sebelumnya.

Di sisi lain, harga cabai rawit hijau masih berada di Rp 65.250 per kilogram. Cabai merah keriting berada di Rp 73.350 per kilogram. Serta cabai merah besar masih di Rp 67.900 per kilogram.

Pedagang Pasar Tantang Mendag Baru

Pedagang menimbang cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/6/2021). Harga cabai rawit merah di pasar-pasar DKI Jakarta naik menjadi rata-rata Rp108.043 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa pasar harga cabai tembus Rp120 ribu per kg. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menantang Zulkifli Hasan (Zulhas) yang baru saja menjabat Menteri Perdagangan (Mendag) untuk bisa mengatasi persoalan harga pangan yang kian tak menentu akhir-akhir ini. Dalam beberapa bulan terakhir harga pangan mengalami kenaikan teratur.

“Carut-marut persoalan pangan dalam negeri yang tak kunjung usai, akhirnya menjadi titik klimaks Presiden Jokowi dengan mencopot Mendag Lutfi dan mengangkat Pak Zulkifli Hasan sebagai Mendag yang baru,” ujar Ketua DPW IKAPPI DKI Jakarta Miftahudin dalam catatan tertulis, Sabtu (18/6/2022).

Miftahudin menilai, kenaikan harga pangan yang sangat tidak menentu sangat berpengaruh, baik di tataran pedagang maupun masyarakat umum.

“Kenaikan harga cabai gula dan banyak bahan pokok lainnya adalah PR besar bersama, terkhusus kementerian teknis dari hulu ke hilir, ada Kementan kemudian Kemendag,” paparnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) yang biasanya bisa jadi tolak ukur utama perbandingan harga pangan, kini disebut malah semrawut.

“Terlihat hanya Badan Pangan Nasional yang secara langsung terjun langsung ke pasar tradisional. Badan Pangan turun langsung di beberapa daerah, baik di timur dan Jawa,” imbuh Miftahudin.

Oleh karenanya, ia mengajak pedagang dan pemerintah perlu bekerja sama mengatasi fluktuasi harga pangan saat ini. Meskipun, dia menambahkan, mungkin nanti pada Agustus 2022 harga komoditas pangan seperti cabai akan kembali normal.

“Namun langkah-langkah taktis seperti yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional tentu adalah tamparan untuk Menteri Perdagangan yang baru,” tegas Miftahudin.

Penyebab Naiknya Harga Cabai

Pedagang cabai rawit merah melayani pembeli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/6/2021). Harga cabai rawit merah di pasar-pasar DKI Jakarta naik menjadi rata-rata Rp108.043 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa pasar harga cabai tembus Rp120 ribu per kg. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Koordinator Nasional Komiter Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengungkap sejumlah faktor yang memrngaruhi kenaikan harga cabai rawit merah dan jenis lainnya.

“Seperti kita tahu produksi cabai tidak merata di semua tempat jadi sentra produksinya terpusat di daerah tertentu saja,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (9/6/2022).

Disamping sebaran wilayah, waktu panen juga tidak merata sepanjang tahun. Imbasnya, harga cabai bisa tiba-tiba berubah drastis, baik naik maupun turun karena ketersediaan pasokan.

“Oleh karenanya sebaran distribusi juga seringkali tidak merata, situasi ini sangat rentan ketika terjadi gangguan di distribusi,” katanya.

Sebelumnya, pedagang pasar dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) juga menyatakan, faktor mahalnya harga cabai di pasar tradisional imbas terganggunya distribusi. Bahkan, harga cabai rawit merah terpantau mencapai Rp 90-95 ribu per kilogram, dari harga normal Rp 35 ribu per kilogram.

Said Abdullah mengamini. Ia menyebut gangguan jalur distribusi hingga kelangkaan alat angkut juga bisa jadi faktor meningkatnya harga cabai di pasaran.

“Selain faktor itu, gangguan produksi bisa memperberat situasi yang ada saat ini. Tahun ini hujan lebih banyak dibandingkan musim lalu. Tingginya intensitas hujan mengganggu budidaya terutama dengan munculnya hama penyakit cabai seperti busuk buah dan lain-lain,” terangnya.

Lebih lanjut, ia mengungkap terjadi perbedaan kondisi akibat tingginya harga cabai ini. Ia melihat harga tinggi di petani bisa mengerek pendapatan di sektor hulu itu.

Sementara di sisi lain, menjadi problem di tingkat konsumen dan pedagang pasar.

“Di tingkat petani saat ini harga mulai merangkak naik. Pada satu sisi ini baik karena harga terkerek naik mereka jadi punya pendapatan lebih, sisi lain menyebabkan gangguan disisi konsumen,” katanya.

Peran Badan Pangan Nasional

Pedagang merapikan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/6/2021). Harga cabai rawit merah di pasar-pasar DKI Jakarta naik menjadi rata-rata Rp108.043 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa pasar harga cabai tembus Rp120 ribu per kg. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Guna mengatasi maslaah harga cabai yang diikuti oleh berbagai bahan pokok lainnya, Said Abdullah menaruh harap ke Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA). Caranya bisa dengan menygaskan Bulog guna melakukan stabilisasi.

“Setidaknya menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan cabai di pasar yang merata di berbagai wilayah,” ujarnya.

Sementara, untuk menekan harga Bulog bisa jadi melakukan operasi pasar. Langkah ini disebut bisa menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan.

Kendati begitu, untuk jangka panjang ia menilai diperlukan penguatan budidaya yang merata sepanjang tahun dan tahan perubahan iklim.

“Untuk itu pemerintah perlu mengembangkan kan teknologi yang bisa digunakan petani dan memberikan dukungan yang memadai mulai dari pembiayaan, pengelolaan hama penyakit, akses input dan lainnya,” tukasnya. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Pertemuan dengan Delegasi Chinese Young Entrepreneurs, Menteri AHY Ungkap Komitmen Kementerian ATR/BPN Permudah Izin Berusaha dan Investasi

Published

on

Menteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima kunjungan kerja delegasi Chinese Young Entrepreneurs beserta anggota JCI Indonesia, yang juga dihadiri jajaran China International Youth Exchange Center ini berlangsung di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta (Foto : @www.atrbpn.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima kunjungan kerja delegasi Chinese Young Entrepreneurs beserta anggota Junior Chamber International (JCI) Indonesia. Pertemuan yang juga dihadiri jajaran China International Youth Exchange Center ini berlangsung di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta pada Selasa (23/04/2024).

Dalam kesempatan ini, Menteri AHY menekankan hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok yang telah berlangsung sejak lama. Ia meyakini, hubungan erat tersebut dapat memperkuat prospek kerja sama ekonomi yang baik ke depannya.

“Melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK) atau Omnibus Law yang saat ini diberlakukan, Kementerian ATR/BPN memiliki peran, salah satunya dalam memastikan kemudahan bagi investor untuk menjalankan bisnis,” ujar Menteri ATR/Kepala BPN.

Kepada para pengusaha dari Tiongkok yang hadir, ia menjelaskan bahwa UUCK memberikan konsep baru untuk meningkatkan kemudahan bagi para investor dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Kemudahan yang dimaksud antara lain dalam proses perizinan dan pengelolaan tanah untuk memulai kegiatan usaha.

“Kementerian ATR/BPN berkomitmen dalam mempercepat realisasi dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di seluruh wilayah Indonesia untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para investor dalam memulai bisnis dan memperoleh izin berusaha,” tutur Menteri AHY.

Ia juga menyebutkan program Kementerian ATR/BPN lainnya untuk meningkatkan investasi di Indonesia, yakni Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Sertipikat Tanah Elektronik. Di mana dalam pelaksanaan program tersebut, diperlukan hubungan bilateral yang kuat antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok. “Saya harap semua pihak dapat berkontribusi untuk memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan China,” papar Menteri AHY.

Sementara itu, Director of China International Youth Exchange Center, Zhang Hua mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan bentuk sinergi antara para pengusaha dari Republik Rakyat Tiongkok dengan Republik Indonesia. Khususnya, dalam rangka menjalin kemitraan strategis untuk dapat berinvestasi di Indonesia. “Kita merasa sangat senang karena bertemu dengan Pak Menteri. Melalui pertemuan ini, kita memiliki kesepahaman terkait komitmen Pemerintah Indonesia dalam memberikan kemudahan berusaha bagi para investor asing,” ungkapnya.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Raja Juli Antoni; Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana; Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, Virgo Eresta Jaya; serta para Staf Khusus Menteri ATR/Kepala BPN. (***)

*Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional 

Continue Reading

Berita

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Published

on

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional, Hannover Messe 2024 (Foto : @www.pertamina.com)

Jakarta, goindonesia.co – PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional, Hannover Messe 2024. Pertamina Patra Niaga memaparkan upaya pemerataan energi dari ujung barat hingga timur Indonesia.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dalam sesi diskusi di Pavilon Indonesia memaparkan peran Pertamina sebagai BUMN yang mengelola energi secara terintegrasi dengan kompleksitas ekosistem energi di Indonesia.

“Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang mengembangkan bisnis energi terintegrasi meliputi operasi hulu, tengah dan hilir. Jangkauan kami tidak hanya terbatas pada pasar domestik, kami juga hadir signifikan di luar negeri. Namun, tujuan utama kami tetap memperkuat kemandirian dan ketahanan energi di negara kami,” tegas Nicke.

Nicke mengungkap strategi Pertamina dalam pengembangan kilang di tengah transisi energi global. Menurutnya, meskipun Pertamina berkomitmen untuk bisnis berkelanjutan, namun keamanan energi tetap menjadi prioritas utama.

“Upaya pengembangan kilang berfokus pada peningkatan efisiensi, pengurangan kandungan sulfur dan nitrogen serta mitigasi emisi gas rumah kaca,” jelasnya.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, sebagai subholding Pertamina yang terdepan bagi kebutuhan energi masyarakat, Pertamina Patra Niaga terus berupaya memenuhi kebutuhan energi di seluruh Indonesia.

“Ini didistribusikan dari barat hingga timur Indonesia, dan volume terbesar dari bisnis kami adalah terkait BBM transportasi. Pertamina Patra Niaga juga memenuhi kebutuhan BBM untuk industri,” kata Riva dalam sebuah sesi di Hannover Messe 2024, Selasa (23/4/2024).

Dalam pameran industri yang membahas kemajuan teknologi, inovasi, dan kolaborasi global tersebut, Riva juga menjelaskan upaya perusahaan memberikan pemahaman terkait energi kepada masyarakat. Dalam hal ini, Pertamina Patra Niaga menggandeng Ecadin, membekali para perwira Pertamina sebagai duta untuk mengedukasi masyarakat.

“Selain itu juga, di Pertamina Patra Niaga karena memang kita menjadi titik terdepan yang berkomunikasi dengan masyarakat, kita juga melakukan kegiatan yang namanya sustainability acedemy,” tuturnya.

Selain itu, Riva juga bicara upaya Pertamina Patra Niaga memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. Pertamina dan Garuda Indonesia pada tahun lalu melaksanakan penerbangan komersil perdana menggunakan SAF sebagai upaya penurunan emisi dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission.

“Kami bersama maskapai Garuda Indonesia melakukan uji terbang menggunakan SAF,” ujarnya.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa peran Pertamina sebagai BUMN energi sangat strategis untuk melayani kebutuhan energi masyarakat hingga desa dan pelosok negeri.

“Pertamina harus mengelola energi nasional sesuai amanah undang-undang yakni availability, accessibility, affordability, acceptability dan Sustainability,” pungkas Fadjar.

Sebagai informasi, Hannover Messe 2024 berlangsung dari 22 hingga 26 April di Hannover, Jerman. Turut hadir dalam kesempatan ini Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman, Dony Maryadi Oekon, dan Eddy Soeparno, dan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (***)

*PT. Pertamina (Persero)

Continue Reading

Berita

“Hydro-Diplomacy” Indonesia di World Water Forum ke-10

Published

on

Pekerja menyelesaikan pembangunan fasilitas gedung untuk perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di kawasan Museum Subak, Desa Banjar Anyar, Tabanan, Bali, Senin (22/4/2024). Pemerintah Indonesia segera membuka Museum Air pertama di kawasan tersebut ketika Bali menjadi tuan rumah dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024.(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wpa, @www.kemenparekraf.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Indonesia memajukan hydro-diplomacy melalui penyelenggaraan Forum Air Sedunia atau World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali pada 18-24 Mei 2024.

Menurut Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali, hydro-diplomacy adalah pendekatan diplomasi yang berfokus pada isu-isu terkait air dengan mengedepankan dialog persuasif yang solutif, termasuk untuk merespons masalah manajemen sumber daya air, pemerataan distribusi air, dan mitigasi bencana terkait air.

Firdaus menyebut isu lain yang juga dibahas melalui hydro-diplomacy yakni kerja sama lintas batas dan pembiayaan yang saling memberikan manfaat terkait air.

“Melalui hydro-diplomacy, Indonesia berusaha untuk memfasilitasi dialog antarnegara/antarpemerintah melalui upaya berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman terkait manajemen sumber daya air, serta mendorong kerja sama sinergis dalam upaya penyelesaian konflik terkait air di berbagai wilayah,” kata dia, Rabu (24/4/2024).

Beberapa kerja sama konkret yang ingin dicapai Indonesia melalui hydro-diplomacy dan World Water Forum ke-10, antara lain adalah mendorong negara-negara untuk berbagi dan mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen sumber daya air dan mitigasi bencana terkait air serta membangun kapasitas dalam hal pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan inklusif.

Indonesia pun mendorong investasi dan teknologi baru dalam pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan, serta memperkuat kerja sama regional dan global dalam penyelesaian konflik terkait air dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait air.

“Indonesia tentunya sangat berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung solusi terkait air di tingkat global, dan melalui partisipasinya dalam World Water Forum, Indonesia berharap dapat memperkuat kolaborasi antarnegara dan memajukan agenda air global untuk kesejahteraan bersama,” tutur Firdaus.

World Water Forum merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Akibat imbas pandemi COVID-19, khusus untuk penyelenggaraan World Water Forum ke-10 tahun ini, Indonesia hanya diberi waktu sekitar dua tahun untuk mempersiapkan forum yang para pesertanya akan membahas berbagai isu krusial terkait air.

World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.

Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan empat organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dalam World Water Forum ke-10 dan menyukseskan acara tersebut. (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Continue Reading

Trending