Connect with us

Dunia Pendidikan

Layanan BIPA Jadi Sarana Perekat Hubungan Kerja Sama Indonesia—Korea Selatan

Published

on

Seminar kebahasaan, Bimtek Pengajar BIPA dan Pelantikan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA yang diselenggarakan KBRI Seoul (Dokumentasi : Kemendikbudristek, @www.kemdikbud.go.id)

Seoul, goindonesia.co—Memperingati 50 tahun hubungan Indonesia—Korea Selatan tahun 2023, Kedutaan Besar  Republik Indonesia (KBRI) Seoul melaksanakan Seminar kebahasaan, Bimtek Pengajar BIPA dan Pelantikan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Korea Selatan pada Sabtu (25/2) di KBRI Seoul.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Seoul, Gandi Sulistiyanto mengatakan bahwa layanan BIPA Korea yang telah dilaksanakan di KBRI Seoul sejak tahun 2021, diharapkan memiliki daya pengungkit yang signifikan dalam upaya mempererat hubungan kedua negara dalam konteks people to people contact. Hal ini untuk mendukung kerja sama di semua sektor sesuai dengan moto “Closer Friendship, Stronger Partnership”.

Dubes Gandi Sulistiyanto lebih lanjut dalam pembukaan menyampaikan pentingnya peran BIPA Korea dalam mempermudah komunikasi dalam melakukan berbagai program kerja sama; mempromosikan seni, budaya dan potensi wisata Indonesia; serta meningkatkan peluang bisnis produk Indonesia.

“Oleh karena itu, agar peran penting BIPA Korea dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya maka perlu dukungan kualifikasi pengajar BIPA yang kompeten, dukungan bahan ajar yang sesuai, pemanfaatan teknologi yang tepat, dan pelatihan bagi pengajar yang memadai sesuai dengan perkembangan kelimuan kebahasaan,” urai Gandi menyampaikan dukungannya untuk kegiatan ini yang disampaikan pada Sabtu (25/2).  

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pengajar dan pegiat BIPA tentang pentingnya program BIPA, strategi pembelajaran BIPA yang menarik, pengetahuan tata bahasa baku sesuai kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan teknologi dalam pengajaran BIPA, dan kemampuan melakukan evaluasi perkembangan belajar penutur asing dalam belajar Bahasa Indonesia di Korea.

Kegiatan Seminar dan Bimtek  dalam rangka memberikan penguatan pengajar BIPA Korea, dilaksanakan oleh KBRI Seoul yang didukung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang dihadiri oleh Kepala Pusat Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Bahasa, Iwa Lukmana. Bertindak sebagai narasumber adalah Dony Setiawan dan Eka Suardi.

“Saya selalu hadir di acara BIPA Korea karena terpanggil untuk membersamai KBRI Seoul yang telah bekerja keras melalui Atas Pendidikan dan Kebudayaan dalam merintis BIPA Korea dari awal persiapan sampai pelaksanaan dan lomba-lomba BIPA hingga mencapai jumlah pemelajar sebanyak 806 orang dalam 3 batch sejak tahun 2021 sampai akhir 2022,” terang Iwa Lukmana.

Sementara itu, Dony Setiawan selaku widyabasa menyampaikan dukungan terhadap kegiatan bimtek bagi pengajar Korea. Dukungan juga diberikan dalam bentuk pengiriman modul bahan ajar, buku bacaan cerita rakyat, serta buku cerita ontologi anak yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.

Sebagai rangkaian dari bimtek di KBRI Seoul, delegasi Badan Bahasa juga akan melakukan penjajakan kerja sama pelaksanaan BIPA di Korea dengan HUFS dan BUFS. Eka Suardi pada acara bimtek juga menjelaskan banyak sekali program dan kegiatan yang bisa diberikan kepada pengajar BIPA di luar negeri, salah satunya adalah kegiatan bimtek bagi pengajar Korea yang dilakukan oleh KBRI Seoul.

Pelantikan Ketua dan Wakil Ketua APPBIPA Korea Periode 2023-2025

Bersamaan dengan acara seminar dan bimbingan teknis pengajar ini, diresmikan pula APPBIPA Korea pada 25 Februari 2023 yang ditandai dengan pelantikan Ketua APPBIPA Korea periode 2023-2025 yakni Ni Made Rieke Elitasari dan Wakil Ketua yakni Agus Sulaeman. Keduanya dilantik oleh Ketua Pusat APPBIPA, Liliana Muliastuti.

Sesaat setelah melantik, Liliana menyampaikan apresiasi kepada para pengajar BIPA Korea yang berinisiatif untuk membentuk APPBIPA Korea yang merupakan APPBIPA ke-6 di seluruh dunia. APPBIPA adalah organisasi profesi yang beranggotakan pengajar BIPA dan pegiat BIPA baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Misi utama APPBIPA adalah memartabatkan bahasa Indonesia dan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada orang asing.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Seoul, Gogot Suharwoto menjelaskan bahwa kehadiran APPBIPA Korea akan memudahkan koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik antara pengajar BIPA, KBRI Seoul dan Badan Bahasa Kemdikbudristek. Menurutnya, APPBIPA dapat memfasilitasi pertemuan dan kolaborasi antarpengajar BIPA di Korea Selatan sehingga dapat membantu pengajar BIPA untuk berbagi pengalaman dan informasi tentang strategi pengajaran yang efektif maupun kegiatan-kegiatan promosi Bahasa Indonesia di Korea Selatan.

“Kegiatan Seminar dan Bimtek kebahasaan dan BIPA bagi pengajar Korea sedianya dilaksanakan setiap tahun namun kegiatan tahun 2022 tertunda sehingga baru dapat dilaksanakan di awal tahun 2023,” ungkap Gogot.

Kegiatan Seminar, Bimtek dan Pelantikan APPBIPA Korea diikuti oleh 25 pengajar BIPA di Korea yang mengajar di berbagai tempat baik di KBRI, Kampus Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Busan University of Foreign Studies (BUFS), sekolah-sekolah negeri Korea, dan perusahaan-perusahaan Korea yang memiliki cabang di Indonesia.

Guru Besar BIPA di Hankuk University of Foreign Studies, Choi Sin Young, di akhir acara berharap agar kegiatan penguatan kebahasaan dan BIPA di Korea dapat dilaksanakan lebih sering. Selama BIPA berdiri di KBRI Seoul kegiatan ini merupakan kegiatan seminar BIPA kedua setelah yang pertama dilaksanakan tahun 2021. (***)

(Sumber : Kemendikbudristek, @www.kemdikbud.go.id)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Indonesia Miliki CoE Terbesar untuk Kelistrikan, Otomasi industri, dan Energi Terbarukan

Published

on

Kerja sama antara Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia – France Education Partnership pada Selasa (24-03-2023).(Dokumentasi : Biro Kerja Sama dan Humas Sekjen Kemendibudristek, @www.kemdikbud.go.id)

Cimahi, goindonesia.co – Revolusi 4.0 dalam industri global akan menciptakan permintaan yang tinggi terhadap tenaga ahli kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Indonesia memiliki peluang yang besar membentuk tenaga ahli di bidang tersebut melalui pendidikan vokasi.

Dalam rangka memperkuat kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui acara Country Visit Indonesia – France Education Partnership pada Selasa (24-03-2023).

Kegiatan kerja sama ini pun ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global yaitu Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.

Dalam sambutannya, Saryadi menyampaikan bahwa CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis. “CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” tutur Saryadi.

Saryadi juga menegaskan kembali bahwa terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri. Hal tersebut bisa menjadi jalan untuk link and match antara pendidikan vokasi dengan industri. Saryadi berharap bahwa kerja sama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.

CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru. Pembangunan CoE di BBPPMPV BMTI ini sudah sejak tahun 2017 dan kini menjadi investasi terbesar yang diberikan oleh Schneider Electric Global dalam peningkatan pendidikan vokasi di Indonesia untuk kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.

Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Prancis. Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerja sama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun. Kerja sama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa. Salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dengan Schneider Electric yang berinvestasi pada pendidikan vokasi di Indonesia sejak enam tahun lalu. Kerja sama kolektif ini telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.

Dalam paparannya, perwakilan dari Schneider Electric Group, Gwenaelle mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi training kit senilai Rp10 miliar pada fasilitas Center of Excellence di Cimahi yang digunakan untuk membiayai training kit 40 SMK.

“Schneider Electric Global berambisi untuk melatih 1 juta pemuda dalam manajemen energi, otomasi, dan semua soft skills yang relevan untuk mengatasi tantangan di masa depan dan Indonesia adalah CoE terbesar yang kami investasikan dari 11 CoE di dunia,” jelas Gwenaelle dalam sambutannya.

Sejalan dengan tersebut, Kedutaan Prancis turut mendukung CoE secara penuh. Stephane Dovart selaku Konselor Kedutaan Prancis mengatakan bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam bidang industri dan ekonomi. Apalagi dengan jumlah SMK yang cukup banyak, sekitar 14.000. “Hal itu menandakan sumber daya manusia Indonesia yang banyak dan dapat dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkap Stephane.

Di sisi lain, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono, menyambut berbagai bentuk investasi yang diberikan oleh Schneider Electric Global. Menurutnya, dengan fasilitas yang lengkap, BBPPMPV BMTI menjadi tempat pelatihan yang ideal bukan hanya untuk siswa dan guru SMK di Indonesia, tetapi juga untuk teknisi yang berasal dari luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya.

Kegiatan terus berlanjut dengan tur fasilitas CoE yang dipresentasikan oleh perwakilan siswa SMKN 1 Ciawi dan pihak Schneider Electric. Berbagai alat yang dipresentasikan adalah automation solution factorybeverage mixing and filling process.

Selain itu, terdapat juga building and energy management system sebagai upaya otomasi bangunan. Tak kalah memukau, CoE ini pun memiliki fasilitas solar home system dan solar water pumping system yang dapat menjadi solusi untuk tenaga listrik bertenaga energi surya yang berguna untuk pemanfaatan listrik di desa sekitar. (***)

*Biro Kerja Sama dan Humas Sekjen Kemendibudristek, @www.kemdikbud.go.id

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kerja Sama KNEKS & Kelas Digital Google dalam Penguatan Pendidikan

Published

on

KNEKS menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Kelas Digital di kantor Google Indonesia (Dokumentasi : Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, @knks.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Datang dari kebutuhan dan kendala perkuliahan yang harus dilakukan secara daring selama periode Covid-19 tahun 2020-2021 lalu, membuat founder Kelas Digital Henry Mappesona bersama sejumlah rekannya merancang sebuah aplikasi lengkap yang dibuat dengan tampilan Instagram, semudah obrolan di Whatsapp dan terkoneksi dengan Zoom.

Kendala yang dialami oleh banyak mahasiswa waktu itu adalah kesulitan sinyal, tidak efektifnya perkuliahan dan kesulitan mengakses referensi ajar karena tidak bisa ke perpustakaan kampus. Sedangkan bagi perguruan tinggi terkendala oleh terbatasnya pengajar, belum siapnya infrastruktur digital untuk perkuliahan dan nilai. Kendala ini juga dialami secara pribadi oleh Henry di kampus yang dipimpinnya di Padang.

Bertepatan dengan soft launching Kelas Digital di kantor Google Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kelas Digital pada Selasa (21/3).

Sutan Emir Hidayat selaku Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah menyampaikan bahwa Kelas Digital merupakan salah satu infrastruktur pendukung kuatnya ekosistem keuangan syariah dari sisi teknologi digital dalam pengembangan pendidikan di Indonesia

Aplikasi Kelas Digital merupakan aplikasi layanan akademik yang mendukung Hybrid Blended Learning, Campus Management System, Academic Social Media dan Marketplace. Server Kelas Digital sendiri didukung oleh Google Cloud yang memungkinkan terprosesnya data dalam jumlah besar bersamaan.

Beberapa fitur menarik yang ada dalam aplikasi ini adalah akses perpustakaan dan jurnal online, Aplikasi Akademik yang bisa diintegrasikan dengan SIAK Akademik kampus, Pembuatan kelas virtual dari dosen-dosen di luar kampus, hingga belanja pulsa dan paket data yang didukung oleh Link Aja Syariah.

Pada kesempatan ini pula ditandatangani perjanjian kerjasama dengan berbagai business partner dari ASK Consulting, Y Ventures, Link Aja Syariah, SIMAK.id. Managing Director ASK Consulting, Oliver Anderson menyebutkan Indonesia berpotensi besar untuk peningkatan pesat kualitas pendidikannya seperti negara maju.

Kelas Digital merupakan transformasi literasi edukasi. Demokratis edukasi untuk semua, yang memungkinkan akses menyeluruh untuk kampus, dosen dan mahasiswa. Mahalnya biaya pendidikan bagi sebagian besar pelajar di Indonesia beserta infrastuktur pendukungnya bisa difasilitasi dengan kelas digital, sehingga bisa berpotensi menjadi tulang punggung pendukung majunya pendidikan di Indonesia. (***)

*Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, @knks.go.id

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kemenag Cairkan Rp381 Miliar BOP untuk 28 Ribu Lebih Raudlatul Athfal

Published

on

Ilustrasi: peserta didik Raudlatul Athfal (Dokumentasi : Humas Kementerian Agama RI, @kemenag.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Ada kabar gembira bagi para penyelenggara Raudlatul Athfal (RA). Sebab, Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) RA Tahun 2023 akan segera cair. Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani menegaskan pihaknya sudah memproses pencairan dana BOP-RA ini sejak dua pekan lalu.

Kalau Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diperuntukkan bagi pendidikan dasar dan menengah, BOP khusus untuk RA. Yaitu, lembaga pendidikan setingkat Taman Kanak-kanak yang menjadi binaan Kementerian Agama. 

“Anggaran sebesar Rp381 miliar sudah berada di rekening bank penyalur (RPL). Pihak RA sudah bisa mulai memproses pencairannya sesuai juknis yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,” terang Kang Dhani, panggilan akrabnya di Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Menurutnya, proses yang saat ini berjalan merupakan pencairan BOP RA tahap I. Anggaran tersebut akan diperuntukkan bagi 28.841 RA seluruh Indonesia. 

“Beberapa waktu lalu saya telah menyetujui pencairan tersebut. Sesuai prosedur, dana tersebut sudah cair dari Ditjen Perbendaharaan (DJPb) ke rekening bank penyalur BOP milik Pendis Kemenag untuk kemudian dicairkan ke rekening masing-masing RA,” jelasnya.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Moh. Isom menjelaskan, pada pencairan tahap I, BOP akan dicairkan untuk 1.270.963  siswa RA. Unit kost BOP ini sebesar 600 ribu per siswa sebagaimana unit cost tahun sebelumnya. 

“Untuk mendapatkan dana ini, setiap RA harus menjalankan mekanisme yang dituangkan dalam Pedoman, mulai upload berkas administrasi, verifikasi, hingga teknis pencairan di bank,” papar Moh. Isom.

Dikatakan Isom, pada 2023, total ada 1.270.963 siswa calon penerima BOP-RA. Proses pencairannya akan dilakukan dalam dua tahap. “Kami sedang berupaya agar percairan BOP Tahap I ini seluruhnya selesai sebelum libur lebaran,” sebutnya.

Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerja Sama pada Direktorat KSKK Madrasah, Papay Supriatna, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dana BOP RA ini menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan, termasuk dalam pencairan BOP. Sebab, dana BOP menjadi sumber pembiayaan mutlak bagi pelaksanan pembelajaran di tingkat RA. 

“Kami terus berkoordinasi baik dengan pengelola BOP RA tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tim di Direktorat KSKK, maupun dengan bank penyalur (RPL) dalam rangka akselerasi pencairan dana BOP sehingga RA bisa langsung memanfaatkannya sesuai dengan Juknis,” ujarnya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama menyiapkan percepatan pencairan BOP RA Tahun Anggaran 2023, yakni Tim BOS Kemenag RI, pihak KPPN Kemenkeu, pihak penyalur dan tim BOS kabupaten/kota serta tim provinsi,” pungkas Papay. (***) 

*Humas Kementerian Agama RI, @kemenag.go.id

Continue Reading

Trending