Connect with us

Dunia Pendidikan

Mendikbudristek Sambut Baik Perpres No 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi

Published

on

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran program Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/2). (Dokumentasi : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah dua pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Sebagai upaya membangun komitmen dan tanggung jawab bersama dalam menyiapkan SDM tersebut, pemerintah meluncurkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahim, program Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan vokasi saya luncurkan hari ini,” disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan secara virtual di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/2).

Menteri Pendidikan, Kebudayaaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk menyusun peraturan baru terkait peningkatan mutu pendidikan vokasi. “Ke depan, dengan hadirnya Perpres Nomor 68 Tahun 2022 yang kita luncurkan pada hari ini, saya yakin transformasi dunia pendidikan vokasi akan semakin terakselerasi,” ujar Mendikburistek yang hadir pada acara peluncuran.

Sebagai narasumber utama, Mendikbudristek menyampaikan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi merupakan upaya pembenahan pendidikan vokasi yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi. “Empat poin yang harus selalu kita jadikan landasan dalam upaya mengakselerasi peningkatan kualitas satuan pendidikan vokasi, baik itu jenjang SMK maupun perguruan tinggi vokasi,” ucapnya.

Tujuan dari revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi ini, kata Mendikbudristek, adalah untuk mewujudkan SDM vokasi yang kompeten, dibutuhkan di dunia pasar kerja, serta mampu berwirausaha. “Yang kita lakukan dengan revitalisasi ini adalah mentransformasi paradigma pendidikan vokasi dari yang sebelumnya bersifat supply-oriented menjadi demand-oriented, sehingga lulusan pendidikan vokasi benar-benar mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan masyarakat,” kata Mendikbudristek.

Strategi yang akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut, lanjut Mendikbudristek, pemerintah akan meningkatkan keunggulan spesifik lembaga pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi; peningkatan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi; serta peningkatan partisipasi dunia kerja.

“Ujung-ujungnya, kunci dari kesuksesan seluruh program vokasi kita adalah partisipasi industri. Semakin besar peran industri, semakin baik SMK kita, perguruan tinggi vokasi kita, serta fakultas vokasi kita. Jadi seluruh strategi ini adalah untuk bagaimana caranya agar sekolah-sekolah ini, benar-benar dioperasikan dan orientasinya adalah dari industri,” tutur Mendikburistek.

Adapun, enam ruang lingkup dari revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden tersebut adalah pertama, perancangan Sistem Informasi Pasar Kerja untuk membantu satuan pendidikan mengetahui kebutuhan tenaga kerja kompeten, mulai dari jumlah, jenis, sampai lokasinya.

Kedua, penyelenggaraan pendidikan SMK berbasis kompetensi, link and match, dan SMK Pusat Keunggulan. Ketiga, penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi berbasis link and match dan dual system. Keempat, penyelenggaraan pelatihan dan kursus keterampilan berbasis kompetensi, future jobskillingreskilling, dan upskilling.

Kelima, penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan vokasi, sertifikat kompetensi, dan akreditasi sertifikat lulusan. Dan keenam, peningkatan peran pemangku kepentingan yang meliputi Kementerian/ Lembaga, pemerintah daerah, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Jika keenam hal tersebut dapat kita penuhi, saya yakin lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi di seluruh Indonesia dapat melahirkan lulusan dengan kompetensi unggul yang siap menjawab kebutuhan hari ini dan masa depan,” ujar Mendikbudristek.

Untuk itu, kata Menteri Nadiem, Kemendikbudristek telah dan akan terus berkomitmen untuk mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan vokasi salah satunya melalui peluncuran dua episode Merdeka Belajar yang secara spesifik berfokus pada pendidikan vokasi, yakni SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.

“Dan satu hal yang terus menerus kami tekankan adalah kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja karena kolaborasi lintas sektor ini menjadi aspek yang penting,” tegas Mendikbudristek.

Dalam kesempatan ini, Mendikbudristek juga menyampaikan dua dimensi kunci dari pendidikan vokasi, yaitu dimensi kebekerjaan atau kewirausahaan lulusan, serta dimensi kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja.  “Dua hal tersebut telah diimplementasikan secara konkret melalui terobosan Merdeka Belajar, tepatnya melalui skema link and match 8+i yang mendorong kolaborasi yang lebih bermakna antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja, industri, dan entitas bisnis,” tutur Mendikbudristek.

Adapun elemen-elemen yang meliputi link and match 8+i adalah pelaksanaan magang atau praktik kerja oleh peserta didik, penyusunan kurikulum bersama, praktisi industri mengajar di satuan pendidikan vokasi, implementasi project-based learning dengan projek dari industri, pemberian sertifikasi kompetensi dari industri untuk peserta didik, pelaksanaan riset terapan kolaborasi, pembukaan kelas industri, serta guru atau dosen terlibat atau melakukan magang di industri.

“Kedelapan hal tersebut dilakukan melalui berbagai skema pendanaan, mulai dari matching fundcompetitive fund, hibah, beasiswa dari industri, sampai co-investasi yang dilakukan satuan pendidikan dengan dunia kerja,” ucap Mendikburistek.

Dalam implementasi link and match ini, kata Mendikbudristek, terdapat paling tidak lima indikator keberhasilan. Pertama, peningkatan kompetensi dan relevansi lulusan vokasi yang diukur melalui bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan studi. Kedua, resource sharing industri dengan satuan pendidikan vokasi, yang mendukung ketersediaan serta kelengkapan infrastruktur dan fasilitas pendukung pembelajaran bagi peserta didik.

Ketiga, kolaborasi berorientasi produk atau jasa yang dihilirisasi, sehingga kerja sama antara satuan pendidikan dengan industri benar-benar mampu melahirkan inovasi yang berdampak luas. Keempat, perguruan tinggi vokasi sebagai research and development industri atau dunia kerja.

Kelima, super tax deduction bagi entitas bisnis sebagai bentuk apresiasi kami bagi pelaku usaha yang berpartisipasi aktif dalam peningkatan mutu pendidikan vokasi; serta efisiensi rekrutmen, pelatihan, atau penyiapan SDM yang didorong dengan pelaksanaan magang atau praktik kerja.

Sebelummya, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto selaku Wakil Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Vokasi mengapresiasi Kemendikbduristek melalui program matching fund atau kolaborasi antara pihak industri dengan pendidikan vokasi.

“Saya mendengar melalui kolaborasi ini, dana dari pihak swasta yang masuk ke dunia pendidikan mencapai 10 triliun. Ini luar biasa,” tutur Airlangga Hartanto.  (***)

(Denis/ Editor: Seno)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Alumni SMK dan Mahasiswa Vokasi Juara di WSC 2024, Ini Sejarah WSC

Published

on

World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Sejumlah alumni dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi (PTV) berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Lantas apa sebenarnya WSC dan bagaimana sejarahnya?

WSC merupakan kompetisi vokasi terbesar di dunia. Para peserta lomba adalah duta vokasi terbaik dari negaranya yang telah diseleksi melalui Lomba Kompetensi Siswa (LKS) atau sejenisnya dan ditunjuk sebagai perwakilan Competitor Worldskills dari negara mereka masing-masing.  

Selain adu kompetensi terbaik tingkat dunia, Worldskills juga menjadi kendaraan untuk mencapai standar pelatihan vokasi, kejuruan, dan profil keterampilan di mata masyarakat. Ajang ini sekaligus mendorong kaum muda untuk menggeluti kompetensi di bidang vokasi.  

Bermula dari Spanyol

Dilansir dari sejumlah sumber, sejarah WSC tidak lepas dari kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat besar di Spanyol pada tahun 1946. Setahun kemudian, pada tahun 1947 diselenggarakan kompetisi nasional pertama di Spanyol yang diikuti sekitar 4.000 peserta dari puluhan bidang lomba mekanik.  

Kesuksesan kompetensi nasional di Spanyol pada 1947 tersebut kemudian mengilhami kompetensi serupa dalam cakupan yang lebih luas, yakni Kompetensi Iberia yang berlangsung pada 1950 di kota Madrid, Spanyol. Iberia sendiri merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa negara, terletak di Semenanjung (Peninsula) Iberia. Kawasan ini terletak di sebelah barat daya Eropa.

Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Madrid tersebut, kemudian  tercatat menjadi event International Vocational Training Competition (IVTC) yang pertama kali. Jika awalnya peserta IVTC terbatas hanya sekitar 12 peserta, maka pada tahun 1953 atas undangan dari negara Spanyol, pemuda-pemuda dari Jerman, Inggris, Prancis, Maroko, dan Swiss turut serta untuk pertama kalinya sebagai peserta. 

Selanjutnya, pada bulan Juni 1954 dibentuklah Dewan Organisasi (Organising Council) yang terdiri atas perwakilan resmi negara-negara peserta kompetisi. Dewan ini dibuat untuk menetapkan aturan-aturan kompetisi internasional. IVTC dikelola oleh organisasi yang bernama IVTO (International Vocational Training Organization). 

Sampai dengan tahun 1976, semua biaya penyelenggaraan IVTC ditanggung oleh Spanyol, setelah itu baru ditawarkan ke beberapa negara untuk mengambil bagian. Pada era kepemimpinan Dr. Cees H. Beuk sebagai IVTO President (1992-1999), ia membuat desain penilaian yang kita kenal sebagai 500-mark system. 

Pada era kepemimpinan Tjerk (Jack) Dusseldorp sebagai WorldSkills International President (1999-2011), IVTC kemudian berubah menjadi WorldSkills Competition.Secara garis besar keterampilan yang dikompetisikan dalam WorldSkills Competition meliputi Construction and Building Technology, Creative Arts and Fashion, Information and Communication Technology, Manufacturing and Engineering Technology, Social and Personal Services dan Transportation and Logistics. 

Keikutsertaan Indonesia sendiri dimulai pada World Skills Competition 2005 yang diselenggarakan di Helsinki Finlandia. Saat itu Indonesia mengikuti 4 bidang lomba. Seiring berjalannya waktu, bidang lomba yang diikuti terus meningkat. Pada 2024, Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Industrial Control, Restaurant Service, Autonomous Mobile Robotics, Hairdressing, Mechatronics, Industry 4.0, Heavy Vehicle Technology, dan Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Belasan Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Dikirim Mengikuti Program MSIB di Seluruh Indonesia

Published

on

Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti Prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Kupang, goindonesia.co – Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7. Para mahasiswa tersebut akan menjalani program magang di berbagai perusahaan dan organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pelepasan para mahasiswa ini berlangsung di Auditorium PNK dan dihadiri oleh Direktur PNK, Frans Mangngi, beserta jajaran pimpinan, staf,  dosen, serta mahasiswa terpilih program MSIB. Ke-14 mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan, seperti Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Perhotelan, dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Mereka terdiri atas 11 mahasiswa yang mengikuti program magang yang berlangsung di sejumlah industri dan perusahaan di seluruh Indonesia, sementara 3 lainnya mengikuti program studi independen yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan projek-projek mandiri di bawah bimbingan profesional.

Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangngi, menekankan pentingnya program MSIB sebagai upaya untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja nyata. 

Ia menyampaikan, “Program ini adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang dirancang untuk memberi mahasiswa kesempatan belajar di luar kampus serta memperoleh pengalaman praktis di dunia profesional,” kata Frans.

Menurut Frans, program MSIB yang merupakan inisiatif nasional tersebut tidak hanya bertujuan memberikan pengalaman di dunia kerja, tetapi juga membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan secara lebih komprehensif.

Pada kesempatan tersebut, Direktur PNK juga menekankan agar para mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan program MSIB sebaik-baiknya. Frans juga  mengingatkan pentingnya menjaga etika, integritas, serta kesehatan selama menjalani program.

“Kesempatan ini adalah jembatan untuk melihat dunia dari perspektif yang lebih luas. Manfaatkan sebaik mungkin dengan tanggung jawab penuh,” pesannya.

Sementara itu, Koordinator MSIB PNK,  Ryen Lasibey, dalam laporannya  mengatakan bahwa keikutsertaan PNK kali ini merupakan yang ketiga kalinya sejak penyelenggaraan program MSIB. Ia berharap mahasiswa yang terpilih dapat menjaga nama baik institusi dan memanfaatkan peluang ini dengan optimal. 

“Saya berharap para mahasiswa dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan integritas, serta membawa pulang pengalaman yang berharga yang akan bermanfaat bagi diri mereka sendiri maupun kampus,” ujarnya.

Menurutnya, Politeknik Negeri Kupang terus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui partisipasi aktif dalam program MSIB, sebagai upaya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era globalisasi. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang dapat berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan bangsa di masa depan.

“Dengan dukungan yang kuat dari institusi dan berbagai pihak terkait, program MSIB ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi dan misi Politeknik Negeri Kupang untuk menyiapkan  generasi yang berkualitas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era modern,” ujar Ryen. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Mengenal Program Keahlian Ototronik di SMK dan Peluang Kariernya

Published

on

Program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo (Foto : YouTube SMKN 5 Sukoharjo, @vokasi.kemdikbud.go.id)

Sukoharjo, Ditjen Vokasi – Menilik perkembangan teknologi yang pesat, kebutuhan akan tenaga kerja di sektor elektronik dan otomotif pun meningkat. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, pendidikan vokasi khususnya di SMK memiliki program keahlian ototronik. Program keahlian ini merupakan inovasi pendidikan yang mengajarkan keterampilan teknis di bidang otomotif dan elektronika.

Program keahlian ototronik mengajarkan siswa tentang elektronika dan mekanika otomotif. Program ini mengajarkan mereka untuk memahami dan memahami teknologi yang digunakan dalam kendaraan modern, yang sebagian besar memiliki sistem elektronik canggih, seperti engine control unit (ECU), sistem rem anti-lock (ABS) dan teknologi hybrid atau listrik.

Salah satu SMK yang memiliki program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo, Jawa Tengah. Waluyo, guru program keahlian ototronik SMKN 5 Sukoharjo, mengungkapkan bahwa lulusan program ini memiliki banyak peluang karier di industri otomotif. Berikut adalah peluang karier program keahlian Ototronik.

1 . Teknisi Otomotif

    Salah satu jalur karier yang paling umum bagi lulusan ototronik adalah menjadi teknisi otomotif yang berfokus pada perbaikan dan pemeliharaan sistem elektronik kendaraan. Dengan project based learning (PBL) di SMK, siswa sudah memiliki pengalaman menjadi teknisi atau mekanik yang andal. Waluyo menjelaskan, bahkan di SMKN 5 Sukoharjo dibekali dengan  kemampuan menganalisa dan memperbaiki mobil konvensional, mobil dengan engine management sistem, motor dan mobil listrik, serta masih banyak lagi.

    2 . Teknisi Diagnostik Kendaraan

      Lulusan ototronik dapat mendiagnosa atau menemukan masalah kendaraan dengan menggunakan scan tools, untuk mengidentifikasi masalah pada kendaraan. Teknisi diagnostik menangani masalah teknis pada sistem kelistrikan dan elektronik kendaraan. Keterampilan ini sangat penting dalam industri otomotif kontemporer yang didukung oleh sistem komputerisasi yang kompleks yang mendukung kendaraan. Bahkan, di SMKN 5 Sukoharjo sendiri siswa dipersiapkan dengan penguatan analisis sistem kontrol sederhana dengan program arduino dan yang lebih komplek.

      3 . Wirausaha Bengkel Ototronik

        Peluang karier sebagai wirausaha terbuka lebar bagi lulusan ototronik SMK yang ingin mendirikan bengkel sendiri. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan dengan sistem elektronik canggih, bengkel yang berfokus pada perbaikan dan perawatan sistem elektronik sangat diminati. Membuka bisnis bengkel yang berfokus pada teknologi mobil kontemporer mungkin menjadi peluang yang menjanjikan, terutama di daerah-daerah di mana pertumbuhan kendaraan bermotor sangat cepat.

        Program keahlian ototronik di SMK membuka pintu bagi peluang karier yang luas dan menjanjikan di dunia industri otomotif. Dengan keterampilan yang diperoleh di bidang otomotif dan elektronik, lulusan program ini siap untuk menghadapi tantangan teknologi kendaraan modern. (***)

        *Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

        Continue Reading

        Trending