Connect with us

Kabupaten

Pj. Bupati Garut Dorong Kreativitas Guru Dan Siswa TK Melalui Gebyar Prestasi

Published

on

Acara Gebyar Prestasi Siswa dan Guru Taman Kanak-Kanak Kabupaten Garut yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Garut di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota(Foto : @www.garutkab.go.id)

Garut Kota, goindonesia.co – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, secara resmi membuka acara Gebyar Prestasi Siswa dan Guru Taman Kanak-Kanak Kabupaten Garut yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Garut di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, pada Senin (29/4/2024).

Acara ini diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) IGTKI-PGRI Kabupaten Garut yang ke-74, Peringatan Hari Kartini ke-145, Peringatan Hari Pendidikan, dan Peringatan Hari Jadi Garut ke-211 yang mengusung tema “Generasi Kreatif Inovatif dengan Semangat Merdeka Belajar”.

Gebyar Prestasi Siswa dan Guru Taman Kanak-Kanak Kabupaten Garut ini diikuti oleh guru-guru dan siswa dari 40 kecamatan di Kabupaten Garut, dengan jumlah peserta siswa 725 orang dan guru 280 orang. Acara ini dilaksanakan selama dua hari yaitu Senin, 29 April 2024 dan Selasa, 30 April 2024.

Dalam sambutannya, Pj Bupati Garut menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada guru-guru TK dengan menggelar beberapa perlombaan. Menurutnya, kebahagiaan guru TK juga mempengaruhi perkembangan anak-anak TK.

“Ternyata anak-anak ini bisa berkembang kalau Gurunya juga bahagia, oleh karena itu tadi ada perlombaan-perlombaan Guru tentu ini sangat men-support bagi pengembangan anak-anak TK khususnya,” ucap Pj Bupati Garut.

Barnas menekankan pentingnya pendidikan sebagai pondasi pembangunan negara, dimulai sejak dini untuk anak-anak TK, sehingga nantinya dapat menjadi manusia-manusia yang berguna.

“Maka pendidikan TK ini harus mendapat perhatian, baik itu dari segi kualitas Gurunya, lalu kemudian bantuan-bantuannya, dan lain sebagainya, sehingga bisa berjalan sebagaimana kita harapkan,” kata Barnas.

Ketua IGTKI-PGRI Kabupaten Garut, Tati Nurbaeti, menegaskan bahwa kegiatan Gebyar Prestasi bagi Siswa dan Guru TK telah menjadi agenda rutin setiap tahun.

Ia juga menekankan pentingnya peran guru TK dalam melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif, siap menghadapi tantangan masa depan.

“Karena tidak mungkin bisa menghasilkan peserta didik yang kreatif, inovatif, tanpa dilahirkan dari guru-guru, mitra kerja dari keluarganya dari rumah, adalah guru-guru taman kanak-kanak insha Allah akan berkesinambungan,” ucapnya.

Ia berharap, kerja nyata para guru TK senantiasa bisa membuahkan hasil dalam mempersiapkan generasi emas sebagai penerus masa depan bangsa.

“Dengan kegiatan-kegiatan ini kita melatih anak mandiri, percaya diri, serta memiliki nilai kompetitif serta siap untuk hidup di masa depan, di masa yang akan datang yang penuh dengan tantangan,” tandasnya.

Beragam perlombaan diadakan baik untuk guru maupun siswa, diantaranya yaitu Lomba MC, Lomba Alat Peraga Pembelajaran, Lomba Nyanyi Solo, Lomba Duet, dan Lomba Vokal Group. Sementara untuk lomba anak-anak diantaranya yaitu, Lomba Melengkapi Gambar dan Mewarnai, Lomba Sholawat, Lomba Nyanyi Solo, Lomba Lompat Simpay, dan Lomba Lari Melemparkan Bola. (***)

*Pemerintah Kabupaten Garut

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Kabupaten

Tradisi Sedekah Bumi, Ajang Kembalikan Potensi Budaya Desa Soko

Published

on

Pagelaran wayang kulit, salah satu pertunjukan seni tradisional dari Tradisi Sedekah Bumi atau gas deso di Desa Soko Kecamatan Jepon (Foto : @www.blorakab.go.id)

Blora, goindonesia.co – Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Blora bersama bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kudus menggelar pertunjukan seni tradisional Barongan dan Wayang Kulit dalam tradisi sedekah bumi atau gas deso di Desa Soko Kecamatan Jepon.

Acara itu diselenggarakan melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBCHT).

Kepala Dinas Dinkominfo Blora Pratikto Nugroho, S.Sos., M.M. menjelaskan agenda ini diselenggarakkan sebagai ajang untuk mengembalikan potensi budaya Desa Soko yang sudah lama redup sejak tahun 1980-an.

“Harapannya ini menjadi suatu potensi wisata yang cukup bisa kita andalkan di Kabupaten Blora,” jelasnya, Senin, 20 Mei 2024.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Dasiran, S.Ag., M.Si yang hadir mewakili Bupati Blora Arief Rohman, SIP., M.Si, mengungkapkan dengan diadakannya sedekah bumi artinya warga Desa Soko memanjatkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa supaya alam atau bumi menjadi bersahabat bagi Desa Soko dan Kabupaten Blora khususnya.

“Dengan adanya rasa syukur, harapannya tuhan memberikan keberkahan. Dan harapan untuk wisata Blora bisa bangkit Kembali, tentunya ini adalah harapan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Dasiran.

Dalam kegiatan tersebut selain pertunjukan seni juga disampaikan edukasi dan sosialisasi cukai rokok tembakau untuk membasmi peredaran rokok ilegal yang disampaikan oleh perwakilan KPPBC Tipe Madya Kudus Afif Irsan Pahlevi,

Irsan menginformasikan bahwa peredaran rokok tembakau itu perlu diawasi dengan beragam aspek seperti kesehatan, perekonomian, dan hukum yang berlaku. Ia juga mengapresiasi Masyarakat setempat yang hadir tampak sudah menggunakan rokok yang legal.

“Saya melihat masyarakat disini semua tidak menggunakkan rokok illegal” jelas Irsan bersyukur karena Masyarakat sudah mendukung peredaran rokok ilegal.

Gelaran sinergi budaya dalam agenda sedekah bumi tersebut Forkopimcam  Jepon, tokoh agama, tokoh adat, seniman, dan masyarakat setempat. (***)

*(Tim Dinkominfo Blora, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora)

Continue Reading

Kabupaten

Harkitnas 2024 Menjadi Kebangkitan Kopi Sumedang

Published

on

Kopi racikan barista Ryan Wibawa, di Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Sumedang (Foto : @sumedangkab.go.id)

Sumedang, goindonesia.co – Ryan Wibawa, barista yang meraih peringkat tiga World Brewers Cup 2024 di Chicago, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu diundang Pemda Kabupaten Sumedang saat upacara Hari Kebangkitan Nasional, Senin 20 Mei 2024. Saat Ryan mengikuti kejuaraan tersebut, salah satu kopi yang disuguhkan adalah Excelsa dari Sumedang. Berhasilnya Ryan menjadi peringkat tiga di World Brewers Cup 2024, permintaan kopi Excelsa Sumedang meningkat.

Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli menyebutkan, kopi Excelsa telah membawa harum nama Indonesia di dunia karena kopi racikan barista Ryan Wibawa di World Brewers Cup 2024 di Amerika Serikat. “Momen hari Kebangkitan Nasional ini sengaja menghadirkan barista Ryan untuk meracik kopi dan dinikmati bersama,”ujar Yudia.

Menurutnya, peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2024 ini, diharapkan menjadi kebangkitan Kopi di Sumedang untuk menjadi sentra kopi nomor 1 di Indonesia.

Ditemui usai upacara, Ryan menceritakan perjalanannya hingga berhasil meraih juara ketiga dan mengenalkan kopi khas Jawa Barat ke panggung dunia. “Untuk bisa mengikuti kejuaraan dunia harus lewat kejuaraan nasional dulu. Jadi ketika sudah juara nasional, baru bisa ikut kejuaraan dunia. Itu kejuaraannya April kemarin,” kata Ryan.

Di kompetisi World Brewers Cup itu, Ryan mengaku banyak sekali penilaian yang dilakukan dewan juri, mulai tentang karakteristik kopi, hingga wawasan barista tentang kopi yang disajikan. “Cukup banyak, tentunya karakteristik kopi yang disajikan. Aroma dan rasa itu yang dinilai. Selain kualitas kopi, pemahaman barista juga dinilai soal kopi yang disajikan, jadi ada penilaian mengenai profesionalisme barista,” ujarnya.

Ryan juga meminta bagi yang penasaran dan ingin mencoba Kopi Juara 3 Dunia dengan berbagai varian rasa untuk datang ke Sumedang. Produksi kopi di Sumedang berasal dari Gunung Manglayang, Gunung Beser Rancakalong, Gugusan Gunung Kareumbi, Gunung Cakrabuana, dan Gunung Tampomas. (***)

*(penerbit: sumedangkab.go.id)

Continue Reading

Kabupaten

Dilaunching Iip Hidajat, Kuningan Punya Diorama “Saba Kuningan” ini Maksud dan Filosofinya

Published

on

Pemerintah Kabupaten Kuningan melaunching  Diorama Saba Kuningan  (Foto : @kuningankab.go.id)

Kuningan, goindonesia.co – Hari Kearsipan Nasional yang diperingati setiap tanggal 18 Mei setiap tahunnya, menjadi momentum Pemerintah Kabupaten Kuningan melaunching  Diorama Saba Kuningan sebagai bentuk arsip sejarah perjalanan Kuningan dari Masa prasejarah, Masa Kerajaan, Masa Kolonialisme/Imperialisme, Perang kemerdekaan, pembentukan Kabupaten Kuningan dan  Kuningan masa kini.

Secara langsung diresmikan oleh Penjabat Bupati Kuningan, Iip Hidajat, didampingi Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar, jajaran Forkopimda Kuningan, Sekretaris daerah dan Pejabat Esellon II Kuningan, Senin (20/05/2024).

Diorama sendiri merupakan bentuk miniatur tiga dimensi yang menggambarkan suatu peristiwa. Adapun Saba Kuningan bermaksud “Mengunjungi Kuningan” atau “Kunjungan Sejarah” dimana kata Saba berasal dari kata kerja Sunda “Nyaba” yang bermaksud kunjungan. Diorama Saba Kuningan terletak di kawasan Perpustakaan Prof. Dr. Edi. S. Ekadjati, Jl Siliwangi No 216 Kelurahan Purwawinangun.

Diorama Saba Kuningan adalah representasi visual dari Sejarah dan Kebudayaan Kuningan dimana masyarakat dapat mengenang perjalanan panjang Kabupaten Kuningan.Diharapkan melalui Diorama Saba Kuningan ini dapat menjadi wahana bermanfaat bagi masyarakat Kuningan sehingga tahu sejarah muasal dari Kabupaten Kuningan.

I Gusti Agung Kim Fajar, mengapresiasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kuningan karena telah membangun Diorama Saba Kuningan ini sebagai bentuk meng-arsip-kan sejarah tentang Kuningan itu sendiri.

“Diorama adalah wujud akhir penyelematan terhadap arsip dimana masyarakat dapat melihat dan berkunjung secara langsung untuk mengetahui sejarah Kuningan. Kita pahami bersama bahwa kita semua adalah para pencipta arsip, dan diorama tentang Saba Kuningan ini merupakan nilai Kesejarahan sebagai bentuk salah satu memori bangsa”

Diharapkan I Gusti Agung Kim Fajar, bahwa melalui Diorama ini dapat menambah informasi dan menambah wawasan masyarakat terkait kesejarahan di Kabupaten Kuningan.

“Juga sebagai sumbangsih dan peran strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam upaya mencerdaskan bangsa serta sebagai penyelamatan kearsipan Nasional”

Sebelum dilaunching, Iip Hidajat berujar bahwa Kuningan memiliki historis yang panjang yang perlu ditulis dalam bentuk literatur yang menarik. Karenanya, selain membangun Diorama Saba Kuningan, ditempat yang sama, juga di luncurkan Buku “Saba Kuningan” yang ditulis oleh Prof. Dr. Nina Herlina, Ms dan kawan-kawan.

“Buku Saba Kuningan yang diketuai penulisannya oleh Prof. Dr Nina ini melengkapi Diorama sebagai informasi mendalam tentang sejarah, budaya dan tradisi Kuningan. Buku ini adalah upaya kami untuk melestarikan dan memperkenalkan warisan kebudayaan dan sejarah Kuningan kepada generasi mendatang” Ujar Iip.

Selanjutnya Iip ingin anak-anak peserta didik di Kuningan dapat berkunjung ke Diorama ini sebagai bentuk pengenalan ‘Jati diri’ nya.

“Saya himbau kepada Kepala Dinas Pendidikan agar menyarankan anak-anak berkunjung ke sini sebagai upaya memperkenalkan Sejarah Kuningan dan pengenalan jati diri nya sendiri. Juga sebagai upaya kita bersama dalam menyemarakan Perpusatakaan Prof. Dr Edy S. Ekadjati agar lebih bermanfaat” Kata Iip.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti Diorama Saba Kuningan. Pj Bupati dan tamu undangan lainnya di ajak berkeliling untuk melihat Diorama Saba Kuningan yang dipandu oleh Duta Baca Kuningan. (***)

*SITUS RESMI PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

Continue Reading

Trending