Connect with us

Uncategorized

Bintang Bano, Bendungan Terbesar di NTB

Published

on

Foto : Bendungan Bintang Bano (Istimewa)

Jakarta, goindonesia.co – Salah satu karya garapan PT Brantas Abipraya (Persero), Bendungan Multifungsi Bintang Bano baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Sebagai BUMN konstruksi pembangunan bendungan, Bintang Bano merupakan Bendungan multifungsi terbesar di NTB. Bendungan ini merupakan salah satu kontribusi Brantas Abipraya dalam mensukseskan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah, serta mereduksi banjir.

“Bendungan ini nantinya dapat membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung 65,84 juta m3 dan luas genangan 277,52 ha. Untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat, selain itu bendungan ini juga mampu mengairi lahan seluas 6.695 ha,” kata Sugeng Rochadi, Direktur Utama Brantas Abipraya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (18/1/22).

Dalam pengerjaan bendungan ini, Brantas Abipraya dipercaya dalam pembangunan bendungan utama dan penyelesaian spillway. Pembangunan bendungan ini sangat diperlukan dalam pengendalian banjir ulangan 25 tahun di Taliwang. Pasalnya, bendungan yang termasuk dalam salah satu proyek strategis nasional (PSN) ini dapat mereduksi banjir sekitar 22 persen atau setara 647 m3/detik. Tak hanya itu, bendungan ini pun juga dapat menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik. Di samping itu, kehadiran bendungan ini juga memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 Mega Watt.

Konstruksi bendungan yang didesain dengan tinggi 72 m, serta memiliki panjang bendungan 497,25 m. Bendungan Multifungsi Bintang Bano ini juga berpotensi bakal menambah titik tempat pariwisata di NTB. Hal ini dikarenakan juga lokasinya yang berada di tengah hutan dengan dikelilingi pemandangan alam yang elok. Tidak hanya mendukung pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Sumbawa Barat, bendungan ini pun juga nantinya akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan terbukanya lapangan kerja baru di bidang pariwisata.

Sebagai tambahan informasi, memantapkan posisinya sebagai BUMN konstruksi yang ahli dalam pembangunan bendungan, disamping Bendungan Multifungsi Bintang Bano, saat ini Brantas Abipraya juga tengah merampungkan 15 paket pekerjaaan pembangunan bendungan yang juga merupakan proyek strategis nasional. Beberapa diataranya adalah Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah yang bakal menjadi bendungan tertinggi di Indonesia, Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur yang nantinya akan menjadi bendungan terpanjang se-Asia Tenggara, serta Bendungan Ciawi di Jawa Barat yang merupakan bendungan kering pertama di Indonesia. Di usianya yang kini menginjak 41 tahun, Brantas Abipraya juga merupakan BUMN konstruksi yang telah merampungkan proyek bendungan terbanyak, yaitu 43 bendungan.

“Dengan mengutamakan kualitas mutu, pelayanan dan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) apalagi saat pandemi Covid-19 ini, dalam penyelesaian semua pengerjaan konstruksi, Brantas Abipraya selalu prioritaskan penerapan protokol kesehatan di proyek sehingga tidak mengganggu proses penyelesaian proyek bendungan ini,” tutup Sugeng. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita Kota

Kasus Pneumonia di Yogya Masih Terkendali, Warga Diimbau Tetap Waspada 

Published

on

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta  Lana Unwanah.  (Foto : @warta.jogjakota.go.id)

Umbulharjo, goindonesia.co – Pemerintah Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak panik dengan adanya penyakit pneumonia yang meningkat di Tiongkok. Sampai kini kasus penyakit pneumonia di Kota Yogyakarta masih terkendali. Meski demikian Pemkot Yogyakarta tetap mengajak masyarakat untuk mewaspadai potensi peningkatan pneumonia dan mencegahnya.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan berkaitan dengan peningkatan pneumonia di Tiongkok disebut Menteri Kesehatan bukan virus baru dan berbeda dengan Covid-19. “Masyarakat Yogyakarta tidak usah panik tapi kita waspada,” kata Singgih dalam jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (8/12/2023).

Menurutnya kewaspadaan masyarakat terhadap pneumonia dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Termasuk kebiasaan saat pandemi Covid-19 dapat diteruskan seperti rajin mencuci tangan dengan sabu. Apabila tubuh dalam kondisi tidak sehat dianjurkan menggunakan masker.  “Ini adalah bentuk dari kewaspadaan kita,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk melakukan edukasi terkait penyakit pneumonia ke masyarakat melalui sosial media. Termasuk upaya pencegahan-pencegahan yang dapat dilakukan. Masyarakat juga diimbau memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gejala pneumonia.

“Kalau masyarakat merasakan gejala-gejala yang mirip-mirip (pneumonia) maka segeralah menjangkau fasilitas kesehatan terdekat. Bisa puskesmas dan rumah sakit daerah. Puskesmas di Yogya sudah terakreditasi paripurna jadi saya kira sangat bisa melayani masyarakat,” terang Singgih.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta  Lana Unwanah menyampaikan penyakit pneumonia adalah bagian dari infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) yaitu ispa bawah yang sudah menginfeksi jaringan paru-paru. Pneumonia bisa disebab oleh infeksi bakteri, virus dan jamur. Pada kasus pneumonia di Tiongkok disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumoniae. Pneumonia banyak terjadi pada usia anak.

Lana menegaskan Pemkot Yogyakarta sudah menerapkan sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR). Di mana penyakit-penyakit yang potensial wabah dilaporkan melalui laporan mingguan oleh seluruh puskesmas dan rumah sakit.

“Pemantauan selama minggu ke-47 atau 48 sampai minggu lalu tidak ditemukan peningkatan kasus pneumonia secara signifikan. Artinya relatif masih terkendali untuk di Kota Yogyakarta,” tambah Lana.

Dia menyebut berdasarkan laporan data di SKDR sejak minggu pertama awal Januari sampai minggu ke-47 tahun 2023 dari RSUD Yogya ada 156 kasus pneumonia. Sedangkan di puskesmas yang paling banyak di Puskesmas Kotagede I ada 119 kasus pneumonia. Lalu diikuti Puskesmas Mergangsan 95 kasus, dan Ngampilan 90 kasus. Jumlah kasus itu masih relatif sama dengan periode tahun lalu, sehingga masih stabil.

“Kebanyakan pneumonia di Yogya masih kategori sedang sehingga tidak memerlukan rawat inap. Mayoritas dapat diobati dengan rawat jalan. Obat-obatan untuk Ispa secara umum di rumah sakit dan puskesmas sudah tersedia,” tuturnya.

Dia menjelaskan gejala awal pneumonia adalah muncul ingus, batuk, demam dan nyeri menelan. Adapun ciri khas pneumonia adalah sesak napas atau napas pendek karena sudah menyerang ke jaringan paru-paru. Selain itu ada penarikan dinding dada untuk bernapas lebih banyak. Pencegahannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menggunakan masker karena pneumonia menyebar melalui droplet.

“Yang penting pada anak-anak bayi mendapatkan imunisasi. Salah satunya imunisasi PCV itu untuk mencegah pneumonia pada bayi. Imunisasi PCV pada usia satu bulan, tiga bulan dan 12 bulan. Lalu ditambah imunisasi pentavalen. Masyarakat yang punya anak-anak bayi jangan sampai lupa atau terlewat,” pungkas Lana. (***)

*Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta

Continue Reading

Berita Kota

Media Gathering, Kakanwil dan Para Kabid Diskusi dengan Media Massa

Published

on

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh Drs H Azhari (Foto : Khairul Umami, @aceh.kemenag.go.id)

Banda Aceh, goindonesia.co – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh Drs H Azhari bersama para Kepala Bidang (Kabid) diskusi bersama rekan-rekan media, Kamis, 7 Desember 2023.

Acara Media Gathering tentang Mainstream Program Prioritas dan Legacy Kementerian Agama yang diikuti 40 lebih rekan media dan jajaran Kanwil ini, berlangsung akrab di Hotel Amel Conventions, Blang Oi, Meuraxa, Banda Aceh.

Bersama Menteri Agama (Menag) H Yaqut Cholil Qoumas, Kanwil Kemenag Aceh juga laporkan capaian dari Tujuh Program Prioritas Kemenag, yakni Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Revitalisasi KUA, Kemandirian Pesantren, Cyber Islamic University, Religiosity Index, dan Tahun Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2023.

Program akhir tahun yang antara lain untuk sosialisasikan program Kemenag ini, acara yang mesti digelar di setiap unit. Demikian laporan Katim Humas dan Umum Ahsan Khairuna SSosI. 

Dalam paparan yang dipandu Subur Dani dari media Harian Serambi Indonesia, Kakanwil memaparkan sejumlah data. Bahkan Azhari bersama banyak menjawab pertanyaan wartawan, terkait isu dan persoalan keumatan dan solusinya. 

Di antara materi diskusi dan pernyataan dari jurnalis soal pendanaan haji, indeks kerukunan, dan pengelolaan lembaga pendidikan.

Bahwa jika ada lembaga pendidikan yang bermasalah, sebut Kakanwil, akan dievaluasi dan bahkan izin operasionalnya bisa dicabut (kasus di luar Aceh).

Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Dr H Muntasyir MA ikut menjelaskan data lembaga dayah di Aceh. Didampingi Kabid Pendidikan Madrasah (Penmad) H Zulkifli SAg MPd, dan Kabid Pendidikan Agama Islam (PAI) H Khairul Azhar SAg MSi. 

Soal haji, Kakanwil juga sampaikan, bahwa haji itu tergantung kebijakan dan kebijakan Arab Saudi yang kondisional tiap tahun. Kanwil terus menyolisasikan regulasi perhajian, melalui jajaran, hingga sosialisasi oleh guru, KUA, penghulu, penyuluh agama, bersama rekan media. Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Dr H Mukhlis MP dan Plh Kabid Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Penaiszawa) Dra Evi Sri Rahayu MSos. 

Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Drs H Arijal MSi juga sampaikan hal pendaftaran, pembatalan, pemberangkatan, dan pemulangan jamaah, juga biaya-biaya haji. 

Wartawan juga menanyakan hubungan Kanwil dengan lintas instansi. Kakanwil menyatakan bahwa tugas dan fungsi (tusi) Kanwil saling melengkapi. Kanwil dengan institusi lain di Aceh saling kolaborasi dan komunikasi, juga sinergitas dan konsultasi. Misalnya dengan Dinas Syariat Islam (DSI), Dinas Dayah, Baitul Mal (di luar Aceh bernama Baznas) dan lembaga turunannya, seperti LPTQ dan lainnya. 

Kakanwil juga sampaikan dinamika Kampung Moderasi, antara lain untuk kerukunan umat beragama. Sehingga untuk rukun selain dalam beragama juga sosial budaya. 

Hadir juga para Pembimas di Kanwil dalam acara setengah hari ini. 

“Kampung moderasi bertujuan agar masyarakat saling menghormati, bukan kebablasan dalam ibadah, tapi masing-masing umat beribadah sesuai agamanya,” jelas Kakanwil. 

Kakanwil juga singgung perwakafan dan kewenangan dan kolaborasi dengan Baitul Mal, Badan Wakaf Indonesia (BWI) 

Selanjutnya Kakanwil juga jelaskan pembagian tusi dalam pendidikan dan guru, juga Guru PAI. Yang terus berkomunikasi dan kemitraan dengan Dinas Pendidikan (Disdik). 

“Saya sampaikan terima kasih pada rekan media, ini semua demi Aceh. Jika informasi bagus kita sampaikan bagi masyarakat, maka akan kian baik kehidupan masyarakat. Kami mengajak awak media terus sampaikan kebaikan lewat media. Ini bagian dakwah kita,” ucapnya. 

“Jika ada kekurangan pada instansi Kemenag, mohon masukan dan kerja sama dengan kawan-kawan media, demi kebaikan bersama,” pungkasnya dengan bait-bait pantun.

Lanjut dengan sesi wawancara dengan tema, dari pendidikan, anak dan keremajaan, sosial, pengungsi, hingga netralitas ASN pada tahun politik.(***)

*Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Humas Kanwil Aceh

Fotografer : Khairul Umami

Continue Reading

Berita

PSSI Ikuti Konferensi Grassroot AFC di Kuala Lumpur

Published

on

Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri (Foto : @www.pssi.org)

Kuala Lumpur, Malaysia, goindonesia.co – Konferensi AFC Grassroots ke-3 tahun 2023 kembali digelar setelah jeda selama lima tahun. Kali ini bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia.

Selama tiga hari dari tanggal 21-23 November 2023, para Direktur Teknis, Manajer Sepakbola Akar Rumput, dan Konsultan Teknis Regional FIFA dari seluruh Asia berkumpul untuk membahas cara-cara memperluas jangkauan permainan indah ini, sebagaimana digarisbawahi oleh Visi AFC untuk mempertahankan posisi sepakbola sebagai olahraga nomor satu di benua ini.

“Bersyukur Alhamdulillah kami berdua bisa mengikuti kegiatan seperti ini. Ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa kita ambil dan itu tentu akan sangat bermanfaat bagi perkembangan sepakbola di Indonesia, terutama dari akar rumput,” kata Indra Sjafri.

Sekretaris Jenderal Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Datuk Seri Windsor John mengatakan,” Kita harus tetap teguh dalam misi kita untuk membuat permainan hebat kita ini dapat diakses oleh semua orang dan memastikan bahwa komunitas kita yang beragam diberi kesempatan untuk merasakan kekuatan dari sepakbola, terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau akses mereka terhadap sumber daya.”

“Kita harus ingat bahwa tidak setiap anak yang memulai perjalanan ini akan terus bermain secara profesional, namun nilai-nilai yang ditanamkan pada tahap formatif ini akan memberdayakan mereka sepanjang sisa hidup mereka,” tambahnya.

Dengan fokus utama Konferensi yang berpusat pada perluasan Piagam AFC dan peningkatan partisipasi pemain, Direktur Teknis AFC Andy Roxburgh menambahkan berbagi fitur-fitur penting yang mendefinisikan sepakbola akar rumput dan perannya tidak hanya berkontribusi pada pengembangan pesepak bola masa depan tetapi komunitas yang sehat dengan individu-individu yang utuh.

Ia juga menyinggung beberapa upaya utama AFC seperti AFC Emotions in Football Project, yang bertujuan untuk melatih para pemimpin sepakbola akar rumput untuk membantu peserta muda dalam mengelola emosi mereka dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain.

Hari kedua Konferensi dimulai dengan sesi informatif tentang Analisis Penelitian Sepak Bola Amatir, yang dipimpin oleh Kepala Layanan Pengembangan Teknis FIFA Juerg Nepfer dan Konsultan Divisi Pengembangan Sepak Bola Global FIFA Max De Vylder.

Mereka menawarkan wawasan penting tentang bagaimana pemahaman komprehensif tentang sepak bola amatir, yang merupakan 99% dari seluruh pesepak bola di dunia, memungkinkan adanya dukungan khusus untuk negara anggota AFC dalam upaya mereka memberikan kesempatan bermain kepada semua orang di wilayah mereka.

Beberapa dialog interaktif juga dilakukan yang memungkinkan para manajer akar rumput dari negara anggota AFC untuk bertukar informasi mengenai topik-topik seperti kegiatan operasional liga akar rumput masing-masing dan strategi mereka untuk mendorong partisipasi massa di tahun-tahun mendatang. (***)

*PSSI – Football Association of Indonesia

Continue Reading

Trending