Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Isakandar (tengah), dalam kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Dai-Daiyah MUI (Foto : @mui.or.id)
Jakarta, goindonesia.co —Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Isakandar, menyampaikan tiga pesan kepada para dai-daiyah yang akan bertugas melakukan pelayanan keagamaan dan dakwah keislaman di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia berharap, tiga pesan tersebut menjadi pedoman yang senantiasa dipegang teguh oleh para Dai dalam menyampaikan dakwah. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Dai-Daiyah MUI Pada Selasa (20/2/2024).
“Jadi kalian semua ini hakikatnya kepanjangan tangan dari Rasulullah SAW untuk menyampaikan kebenaran Allah yang dulu ditugaskan kepada nabi, turun kepada para sahabat, turun kepada para tabi’in, tabi’it tabi’in, dan kepada aimmatul mujtahidin, dan seterusnya,” kata dia di Aula Buya Hamka, Gedung MUI Pusat, Jakarta.
Kiai Anwar berharap, berangkatnya dai-daiyah ke NTT untuk melakukan tugas dakwah diharapkan dapat memberikan makna dan nilai di depan Allah SWT. Untuk mencapai itu, kata dia, tugas dakwah harus diiniatkan untuk ibadah.
“Tentu apa yang kita lakukan ini, kita berharap ada nilainya, tentu yang kita lakukan jauh-jauh dari tempat kita berada, kita berharap itu ada maknanya, itu ada nilainya di mata Allah SWT,” paparnya.
Kiai Anwar berpesan agar menjalankan dakwah dengan penuh keikhlasan. Menurutnya, suatu ibadah yang dijakankan tanpa rasa ikhlas di dalamnya tidak berarti apa-apa. Ibadah, kata dia, yang didasari dengan rasa ikhlas, akan menjumpai keberkahannya di akhir.
“Ya ibadah kalau tidak ada rasa ikhlasnya itu seperti haba’an mantsuro, akan tidak ada artinya apa-apa,” ucapnya.
Kiai Anwar juga berpesan kepada para dai-daiyah untuk senantiasa sabar dalam menjalankan dakwah. Nantinya, kata dia, dai akan dihadapkan dengan keragaman umat. Menurutnya, tidak mudah seorang mubaligh langsung diterima dengan terbuka oleh masyarakat.
Pada saatnya, para dai akan dihadapkan kepada penilaian masyarakat yang tidak benar terhadap agama. Mereka terkadang memandang agama sebelah mata, sebagai hal yang tidak penting keberadaannya.
“Jadi kalau kalian menghadapkan berbagai masalah (semacam itu), mohon bersabar. Kadang-kadang orang berdakwah itu, apalagi tidak dikenal oleh masyarakat, biasanya suka dicibir, suka tidak dianggap apa-apa,” pesannya.
Terakhir, Kiai Anwar juga berpesan untuk senantiasa menjaga akhlak berdakwah. Para dai akan dinilai dan disaksikan oleh banyak mata di masyarakat. Tindakan seorang dai akan mencerminkan bagaimana hati dan agamanya.
“Ingatlah bahwa kalian dilihat oleh banyak orang. Kalian tidak hanya dilihat dari ucapan dan dalil-dalil agamanya, akan tetapi juga dilihat dari bagaimana sikap dan tingkah laku kesehariannya. Inilah pentingnya akhlak,” pesan Kiai Anwar. (***)
*MUI – Majelis Ulama Indonesia