Connect with us

Berita

Kisruh Wadas, PBNU Minta Pemerintah Gunakan Cara Humanis

Published

on

Aparat Kepolisian berjaga di akses masuk menuju Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Diketahui, pada Selasa (8//2/2022) kemaren 63 orang khususnya 56 warga Wadas ditangkap kepolisian. Para warga yang ditangkap adalah mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu adesit. Luas tanah yang akan dibebaskan mencapai 124 hektar.Batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini sedianya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya masih berada di Kabupaten Purworejo. Kisruh Wadas, PBNU Minta Pemerintah Gunakan Cara Humanis Foto: Wihdan Hidayat / Republika

PBNU meminta warga NU di Desa Wadas bisa menahan diri.

Jakarta, goindonesia.co – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut prihatin atas kasus kekerasan dalam penanganan warga Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (7/2/2022). PBNU berharap kasus ini harus dijadikan evaluasi pemerintah, terutama aparat keamanan agar selalu mengutamakan cara yang persuasif dan humanis.

“PBNU meminta kepada seluruh aparat keamanan dan aparat pemerintah agar menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan mengedepankan prinsip musyawarah (syura) dan menghindarkan cara-cara kekerasan yang merugikan para pihak dan menimbulkan mafsadah (kerusakan),” ujar Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi dalam keterangan pers, Rabu (9/2/2022).

Fahrur Rozi mengatakan, PBNU juga mengimbau kepada semua pihak agar selalu mengedepankan semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam menyelesaikan segala permasalahan. Dengan cara ini, dia yakin akan menghasilkan solusi yang bisa diterima banyak pihak tanpa merendahkan nilai-nilai hak asasi manusia. 

Bendungan yang bakal dibangun di Kecamatan Bener diakui merupakan salah satu proyek strategis nasional. Melihat pentingnya proyek ini, PBNU mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk lebih meyakinkan masyarakat mengenai proyek strategis ini dan kemaslahatannya bagi masyarakat umum. 

Wakil Sekjen PBNU Abdul Qodir menambahkan, yang juga lebih penting, pemerintah harus memastikan tidak adanya potensi kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam dalam pelaksanaan proyek ini. “PBNU akan senantiasa memantau perkembangan situasi dan mendampingi warga di Desa Wadas untuk memastikan tidak terjadinya perampasan hak-hak masyarakat dan terpenuhinya keadilan bagi masyarakat,” tandas Abdul Qodir.

Menyusul terjadinya insiden pada Senin (7/2//2022) lalu, PBNU meminta warga NU di Desa Wadas bisa menahan diri dan tidak mudah terpancing provokasi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Warga nahdliyin juga diminta untuk memperbanyak zikir dan beribadah kepada Allah agar kemelut ini segera mendapat solusi terbaik.

“Kami telah menginstruksikan kepada PCNU Kabupaten Purworejo agar melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga situasi masyarakat tetap kondusif,” kata Abdul Qodir. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Rembug Ide Gen-Z, Direktur GTK Tekankan Peran Guru Madrasah sebagai Penggerak Moderasi

Published

on

Rembug Ide Gen Z sebagai Agen Moderasi Beragama (Foto : Istimewa, @kemenag.go.id)

Tangerang, goindonesia.co – Bagaimana Gen-Z sebagai Agen Moderasi Beragama, tema ini dibahas dalam Rembug Ide yang digelar konsorsium media Islamic.co, Bincang Syariah, dan El-Bukharie Institute di Ciputat Tangerang, Kamis (25/7/2024).

Hadir sebagai salah satu pembicara, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Thobib Al Azyhar menyampaikan bahwa pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembangunan peradaban manusia. Sehingga, pendidikan harus diperankan secara optimal, khususnya dalam pembentukan corak kebaragamaan moderat anak didik.

“Pendidikan merupakan pondasi penting dalam pembangunan peradaban. Sendi pendidikan paling utama adalah peran guru, dimana guru madrasah harus dioptimalkan dalam membentuk cara pandang, sikap dan perilaku beragama secara moderat, agar kehidupan lebih harmoni,” kata Thobib mengawali pembicaraannya.

Lebih lanjut Thobib menekankan bahwa banyak orang memandang salah atau tidak utuh terhadap Moderasi Beragama, sehingga sering disalahpahami dan kontraproduktif. “Moderasi Beragama itu bagian dari strategi kebudayaan, bukan semata dipandang sebagai program, apalagi kegiatan. Moderasi beragama itu keniscayaan sebagai kebutuhan, bukan kewajiban,” tegasnya.

Menjawab pertanyaan sejauh mana peran Gen-Z sebagai agen Moderasi Beragama, instruktur nasional Moderasi Beragama ini menekankan pentingnya peran mereka dalam membentuk keberagamaan moderat masyarakat.

“Karakteristik Gen-Z yang well informed terhadap teknologi sebagai digital native sangat penting peranannya dalam menyebarkan pola keberagamaan moderat. Skill dan kedekatan mereka dengan internet dapat menjadi katalisator informasi di dunia maya” ungkapnya.

Hanya saja, imbuh dosen UI tersebut bahwa Gen-Z perlu meningkatkan literasi digital agar mendapat asupan informasi keagamaan yang bersumber dari ilmu yang otoritatif.

“Kalau mau menjadi agen moderasi beragama, Gen-Z harus banyak membaca literasi keagamaan yang otoritatif. Jangan main ambil copas ilmu agama dari sumber yang tidak jelas. Apalagi dari tokoh agama yang jelas-jelas jauh dari moderat”, tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Savic Ali, dari PBNU, menekankan bahwa Gen-Z sebagai agen Moderasi Beragama terlalu berat karena watak mereka yang sebenarnya sudah moderat meskipun usil.

“Kalau Gen-Z diberi tugas sebagai agen moderasi beragama rasanya berat yah. Corak keberagamaan mereka itu kan sebenarnya sudah moderat. Bahkan keberagamaan yang diekspresikan di medsos tidak menggambarkan aslinya. Apalagi mereka punya watak usil. Suka gangguin orang lain, lalu kabur” canda Savic.

Hadir juga nara sumber lain, Rida Heati Ratnasati, dari Ketua Pengkajian MUI, dan Sarah Monica, peneliti sekaligus sebagai host. Para peserta datang dari berbagai kalangan Gen-Z, baik dari organisasi mahasiswa seperti PMII, HMI, IMM, IPNU, GMNI, dan lainnya. (***)

*Kementerian Agama RI, Biro HDI Kemenag

Continue Reading

Berita

Jadi Govtech Indonesia, Peruri Pakai Data Dukcapil Terus Perkuat Keamanan 

Published

on

Penandatangan Perjanjian Kerja Sama terkait pemanfaatan data kependudukan dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang ditandatangani Dirjen Dukcapil Teguh Setiabudi dan Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Kencanawati (Foto : @dukcapil.kemendagri.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri mengokohkan kerja sama terkait pemanfaatan data kependudukan dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). 

Perjanjian kerja sama (PKS) yang ditandatangani Dirjen Dukcapil Teguh Setiabudi dan Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Kencanawati merupakan perpanjangan sejak keduanya mulai bersinergi pada 2019. 

Dirjen Teguh Setyabudi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas sinergi yang telah dibangun antara Peruri dan Ditjen Dukcapil lebih kurang 6 tahun bekerja sama pemanfaatan data kependudukan. “Kita berharap kerja sama ini akan jauh lebih baik lagi di masa mendatang. Apalagi seiring dengan Peruri sebagai Government Technology Agency atau GovTech Indonesia,” kata Dirjen Teguh dalam sambutannya di kantor Peruri, Jakarta, Selasa (23/7/2024).

Ditjen Dukcapil, lanjut Teguh, senantiasa berupaya memberikan pelayanan PRIMA–yakni tagline pelayanan administrasi kependudukan yang Profesional-Responsif-Inovatif-Melayani-Akuntabel–terhadap lembaga pengguna yang non profit maupun yang profit. “Dengan layanan Dukcapil PRIMA diharapkan Indonesia akan lebih cepat maju,” tandas mantan Kepala BPSDM Kemendagri ini.

Teguh juga menegaskan, sebagai lembaga pengelola dan penyedia data, Dukcapil terus melakukan penyempurnaan terkait masalah keamanan data. “Day to day kami konsern masalah keamanan dan menjadi fokus perhatian. Kalau kami lapor kepada Bapak Menteri Dalam Negeri selalu soal keamanan menjadi hal pertama yang ditanyakan,” ungkap Dirjen Dukcapil.

Dengan kondisi eksisting yang sekarang, Ditjen Dukcapil melakukan upaya maksimal apa pun juga untuk menjaga keamanan data. “Minimal kami membuat lapisan-lapisan tembok pengamanan data, tembok satu, tembok dua, tembok tiga, tembok empat baru sampai inti rumahnya,” kata Teguh menjelaskan cyber security berlapis dalam infrastruktur digitalnya. 

Terkait kerja sama pemanfaatan data, Teguh mendorong, apa yang sudah berjalan baik terus ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi. “Kerja sama pemanfaatan data melalui web portal kini sudah menggunakan identitas kependudukan digital (IKD) yang akan diperkuat dan diperkaya fiturnya oleh Peruri sebagai GovTech Indonesia menjadi INA-Pass,” kata Teguh.

INA-Pass sendiri merupakan bagian dari INA Digital milik Peruri yang berperan sebagai penyelenggara keterpaduan ekosistem layanan digital Pemerintah Indonesia, dan dihadirkan untuk mempercepat penyelenggaraan layanan pemerintah yang efisien, terintegrasi, dan tepercaya melalui teknologi digital terkini. “Adapun data kependudukan Dukcapil akan menjadi layanan dasar berbagai layanan publik digital lainnya. IKD dibutuhkan untuk memverifikasi dan memvalidasi kebenaran identitas seseorang di dunia digital,” pungkas Teguh.

Dirut Peruri Dwina Septiani Kencanawati menyampaikan hal senada bahwa hubungan kerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri yang sudah cukup lama menandakan sinergi dan adanya trust yang tinggi di antara kedua pihak. “Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada jajaran Ditjen Dukcapil atas dukungan yang luar biasa pada Peruri. Ke depannya tentu kita akan selalu bersama memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara yang kita cintai,” kata Dwina.

Dirut Dwina meyakini penugasan dari pemerintah sebesar apa pun yang kini diemban oleh Peruri akan terasa lebih mudah untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya berkat dukungan dari Ditjen Dukcapil Kemendagri, terutama dari sisi pemanfaatan data kependudukan. “Karena itu kerja sama ini sangat penting bagi Peruri, dan tentunya kami akan menjaga keamanan data kependudukan milik Ditjen Dukcapil dengan sebaik-baiknya,” tandas Dwina Septiani Kencanawati, Dirut Peruri. 

Pada kesempatan ini hadir dari Ditjen Dukcapil Plh. Sesditjen Dukcapil Adel Trilius, Plh. Dirut IDKN Mensuseno dan Ketua Tim Layanan Administrasi Data Kependudukan Ni Luh Mertasih. 

Dari Peruri hadir Direktur Digital Business Farah Fitria Rahmayanti, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fajar Rizki, POH Head of SBU Digital dan Certificate Authority Shitta Marsela Sutera, Head of Government Digital Solution and Services Division Median Yuli Hartanto, Head of Government Digital Planning anf Architechture Division Edwin Purwandesi, Head of Digital Platform Development Department Ahmad Hidayat dan Head of Digital Operational Solution Department Moehammad Arief Furqon. (***)

*Dukcapil, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri

Continue Reading

Berita

Wapres Ingatkan Para Dai ASEAN, Fokus Dakwah Agar Umat Tidak Terpinggirkan

Published

on

Wapres, KH Ma’ruf Amin saat bersilaturahim dengan peserta Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara, di Istana Wakil Presiden, Jakarta (Foto : @mui.or.id)

Jakarta, goindonesia.co – Negara-negara di wilayah regional ASEAN dengan keragaman bangsa dan etnis, agama, budaya, dan bahasa, sangat berkepentingan dalam menjaga stabilitas politik, sosial, dan ekonomi sebagai faktor penting mendukung stabilitas keamanan dan kesejahteraan kawasan.

Oleh karena itu, toleransi dan solidaritas harus dicerminkan dalam upaya dakwah penyebaran agama apapun, termasuk agama Islam.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin saat bersilaturahim dengan peserta Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada Jumat (26/7/2024).

Menurut dia, salah satu permasalahan umat yang perlu diprioritaskan dalam berdakwah adalah bagaimana menjaga umat agar tidak terpinggirkan.

“Agar umat Islam ini jangan menjadi umat yang lemah, yang terpinggirkan. Jangan sampai kita meninggalkan umat kita dalam keadaan lemah. Ini menjadi tugas kita dalam berdakwah,” ungkap Wapres kepada para dai.

Menurutnya, fokus dakwah untuk memperkuat umat akan mampu menghindarkan umat dari keadaan lemah atau dhuafa. Salah satu cara untuk memperkuat umat adalah dengan menghindarkan umat dari bertindak dan berfikir di luar ajaran Allah SWT.

“Bagaimana menyelamatkan masyarakat Islam yang masih makan minuman yang tidak halal, dan bermuamalah yang tidak sesuai syariah. Bagaimana menyelematkan mereka,” pesan Wapres.

Selain itu, Wapres juga mengimbau para dai untuk berdakwah tentang menyelamatkan umat dari perpecahan.

“Yang tidak kurang pentingnya yaitu menyatukan umat. Kita ini bisa saja terpecah belah oleh karena pengaruh dari luar. Ada yang melakukan pemisahan, juga membuat kegamangan, keraguan terhadap ajaran agama, atau penyesatan-penyesatan. Dan ini memang harus kita kejar,” tegasnya.

Sebagai contoh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, Wapres mengatakan bahwa prioritas dakwah di Indonesia adalah santrinisasi.

Dia berupaya mengarahkan umat Islam di Indonesia yang berjumlah besar ini, memiliki pemahaman agama yang lebih kuat, tetapi moderat dan toleran. “Mensantrikan umat, supaya mereka bisa seperti santri. Sebab masih banyak yang jauh dari itu,” ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengapresiasi pelaksanaan Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara hingga terbentuknya wadah yang mewadai para dai tersebut, yaitu Forum Internasional Dai Asia Tenggara.

Dia berharap, forum ini dapat memperluas pemahaman Islam wasathiyah di seluruh negara kawasan.

“Saya ucapkan selamat bekerja. Saya berharap seminar dakwah yang diikuti oleh dai-dai ASEAN dan terbentuknya organisasi Muntadda Duwali li Du’a ASEAN ini menjadi wadah sosialisasi penguatan komitmen kawasan dalam mempertajam prinsip-prinsip dakwah wasathiyah di seluruh negara ASEAN,” ungkap Wapres.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah sekaligus Ketua Pengarah Konferensi KH M Cholil Nafis menyampaikan deklarasi pembentukan Forum Internasional Dai Asia Tenggara.

Bertindak sebagai penandatangan dalam deklarasi tersebut, pimpinan dewan ulama di tiap negara, yaitu Datuk Hasanudin bin Muhammad Yunus (Malaysia), Mohammed Swaleh (Myanmar), Arif Abdullah Sagran (Timor Leste), Muhammad Ilyas Yahprung (Thailand), Tn Somboune Khan (Laos), Pengiran Ahmad Faris Ramadhani (Brunei Darussalam), Muhammad Nuzhan Bin Abdul Halim (Singapura), Abdul Sa Lam (Vietnam), Tn Abdel Jabbar Malado Macarimbor (Philipina), dan Abdul Hafiz Bin Mat Tuah (Malaysia).

Kepada Wapres, Kiai Cholil mengatakan bahwa pertemuan para dai se-Asia Tenggara ini telah berlangsung sejak kemarin, Kamis (25/7/2024). Dihadiri oleh sekitar 27 dai se-Asia Tenggara, rangkaian acara akan diakhiri dengan para peserta mengikuti puncak peringatan Milad MUI Jumat (26/7/2024).

Cholil menuturkan, pertemuan dai se-Asia Tenggara ini selain untuk berbagi gagasan serta pengalaman dalam berdakwah juga untuk meningkatkan keharmonisan para dai.“Bisa menjadi wadah untuk mengharmoniskan rekan-rekan [dai] se-Asia Tenggara,” ungkap Cholil.

Forum Internasional Dai Asia Tenggara merupakan hasil kesepakatan peserta Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara. Hadir dalam Konferensi yang mengangkat tema “Strengthening Islamic Moderation and Coordinating the Preaching Movement in Southeast Asia’ beberapa dai dari berbagai negara, diantaranya perwakilan dari Malaysia, Myanmar, Timor Leste, Thailand, Laos, Brunei Darussalam, Laos, dan juga Vietnam.

Selain menghasilkan kesepakatan pembentukan Forum Internasional Dai Asia Tenggara, konferensi yang merupakan rangkaian Milad ke-49 MUI ini, menghasilkan 13 rekomendasi seputar penguatan dakwah Islam moderat di kawasan.

Dengan rekomendasi ini, para dai di Asia Tenggara berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera, serta menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan.

Selain Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis, turut hadir pada silaturahim Konferensi, Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar. Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam acara ini, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Lukmanul Hakim, Robikin Emhas, dan Masduki Baidlowi. (***)

*MUI – Majelis Ulama Indonesia

Continue Reading

Trending