Connect with us

Berita

Putin Segera Ungkap Keterlibatan Amerika dalam Peristiwa 9/11

Published

on

Presiden Rusia Vladimir Putin akan publikasikan bukti Serangan 9/11 oleh AS – ist

Jakarta, goindonesia.co – Presiden Rusia Vladimir Putin akan merilis citra satelit tentang peristiwa 9 September 2001 atau 911.

Putin menyebut AS sengaja membunuh warganya pada 9/11 untuk mengejar kepentingan minyak.

Melansir Pravda, surat kabar Rusia, Sabtu (19/3/2022), Moskow sedang menyiapkan rilis bukti keterlibatan pemerintah AS dan dinas intelijen dalam serangan 11 September. Daftar bukti termasuk gambar satelit.

Materi yang dipublikasikan dapat membuktikan keterlibatan pemerintah AS dalam serangan 9/11 dan manipulasi opini publik yang selama ini dikuasai AS. Serangan itu direncanakan oleh pemerintah AS, tetapi dilakukan dengan menggunakan kuasanya, sehingga serangan terhadap Amerika dan rakyat Amerika Serikat tampak seperti tindakan agresi oleh organisasi teroris internasional.

Motif penipuan dan pembunuhan warganya sendiri melayani kepentingan minyak AS dan perusahaan negara Timur Tengah. Buktinya akan sangat meyakinkan sehingga benar-benar menyangkal cerita sampul resmi 9/11 yang didukung oleh pemerintah AS.

Rusia ingin membuktikan bahwa Amerika tidak asing lagi menggunakan bendera palsu terorisme terhadap warganya untuk mencapai dalih intervensi militer di negara asing. Dalam kasus serangan 11 September.

“Buktinya akan berupa citra satelit yang meyakinkan,” sebut laporan itu.

Jika berhasil, konsekuensi taktik Putin akan mengungkap kebijakan teroris rahasia pemerintah AS. Kredibilitas pemerintah akan dirusak dan harus menimbulkan protes massal di kota-kota yang mengarah pada pemberontakan, menurut analis Amerika.

Dan seperti yang akan dilihat Amerika Serikat di arena politik dunia? Keabsahan posisi Amerika sebagai pemimpin dalam perang melawan terorisme internasional akan benar-benar dirusak dengan segera memberikan keuntungan bagi negara-negara jahat dan teroris Islam.

Pukulan telak Putin ini merupakan aksi balasan terhaap sejumlah sanksi yang diberikan Amerika dan kawan-kawan kepada Rusia pasca invasi ke Ukraina. Amerika bersama negara-negara NATO hampir melumpuhkan sektor ekonomi Rusia dengan berbagai sanksi ekonomi. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Menhan Prabowo Bahas Peningkatan Hubungan Bilateral RI – Kanada dengan PM Justin Trudeau

Published

on

Menhan Prabowo Subianto saat melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (Foto : @www.kemhan.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto melaksanakan pembicaraan melalui telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Rabu (1/5) di kediaman pribadi Menhan Prabowo di Jakarta.

Dalam pembicaraan tersebut dibicarakan beberapa hal mengenai upaya peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada, termasuk diantaranya mengenai hubungan ekonomi yang kuat antara kedua negara.

Menhan Prabowo dan PM Trudeau menegaskan kembali dukungan terhadap negosiasi yang sedang berlangsung seputar Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kanada-Indonesia, dan menantikan Misi Dagang Tim Kanada ke Indonesia pada akhir tahun ini.

PM Trudeau juga mengapresiasi kesuksesan Indonesia saat mengemban kepemimpinan Indonesia atas ASEAN pada tahun 2023 lalu dan menegaskan dukungan teguhnya terhadap Kemitraan Strategis Kanada-ASEAN.

Dalam pembicaraan tersebut dibahas pula mengenai kelanjutan penerapan Strategi Indo-Pasifik Kanada serta peluang untuk bekerja sama dalam bidang mineral penting, dan menekankan pentingnya bekerja sama untuk memperkuat dukungan terhadap tatanan internasional yang berbasis aturan. (***)

*(Biro Humas Setjen Kemhan)

Continue Reading

Berita

Buka ASOMM, Plt Dirjen Minerba: Jadikan ASEAN Pusat Industri Hilirisasi

Published

on

The 11th Joint Working Groups Meeting of The ASEAN Minerals Cooperation (JWG) and Its Associated Meetings (ASOMM) di Bali (Foto : @www.esdm.go.id)

Bali, goindonesia.co – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono bertekad bersama negara-negara ASEAN untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi. Menurutnya untuk mewujudkan tekad besar tersebut membutuhkan upaya yang besar dan kuat dari negara-negara ASEAN.

“ASEAN ingin mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat hilirisasi mineral. Untuk mencapainya, delegasi ASEAN yang hadir The ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) perlu memfokuskan kembali program implementasi yang mendukung visi ini, untuk dimasukkan dalam ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) ke IV,”ujar Bambang saat membuka The 11th Joint Working Groups Meeting of The ASEAN Minerals Cooperation (JWG) and Its Associated Meetings (ASOMM) di Bali Selasa, (30/4).

Menurutnya, untuk mewujudkan visi besar membutuhkan tindakan besar dan komitmen kuat dari semua negara anggota ASEAN untuk mewujudkannya untuk itu diperlukan kerja sama untuk merancang kerangka kerja sama mineral di kalangan negara anggota ASEAN, agar lebih kompetitif dan tepat bagi kawasan ini.

Lebih jauh Bambang menguraikan bahwa Indonesia juga ingin mendorong partisipasi dan keterlibatan negara anggota ASEAN yang lebih tinggi pada setiap tahap, mulai dari pengembangan rencana aksi, program implementasi, serta evaluasi dan rekomendasi solutif untuk kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan mineral ASEAN.

Bambang mengingatkan bahwa ASEAN juga diberkahi dengan potensi mineral yang sangat besar terutama mineral kritis. Oleh karena itu, ASEAN harus menjadi pemain kunci untuk mineral kritis di dunia. ASEAN harus mampu memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan mineral kritis sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional ASEAN.

“Seperti yang dibayangkan para pemimpin kami untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik, potensi mineral yang sangat besar adalah peluang untuk mendorong ASEAN menjadi pusat pertambangan” lanjut Bambang.

Kerja sama mineral ASOMM, ditandai dengan pertemuan ASOMM pertama di Bali, pada tanggal 22-24 Oktober 1996. Dalam peringatan 28 tahun kerja sama, Bambang menilai ASEAN telah Kami telah mencapai banyak hal.

“Kami percaya bahwa ASEAN masih perlu mengambil tindakan yang lebih komprehensif agar kerja sama mineral dapat lebih strategis dalam waktu dekat”, pungkas Bambang. (***)

*Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Continue Reading

Berita

Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Published

on

Industri manufaktur (Foto : @kemenperin.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan industri hijau yang secara garis besar sudah mencakup tiga pilar dalam aspek sustainability, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial.

“Industri hijau juga dapat digunakan sebagai tools dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) guna mencapai target yang telah ditetapkan,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi pada Forum Industri Hijau Nasional Tingkat Provinsi dan Program Fasilitasi Sertifikasi Standar Industri Hijau yang dilaksanakan di Surabaya, Selasa (30/4).

Menurut Kepala BSKJI,pengembangan industri hijau bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga dibutuhkan peran aktif dari semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah untuk mendorong para pelaku usaha di sektor industri bertransformasi dari industri konvensional menjadi industri hijau melalui penerapan Standar Industri Hijau (SIH). “Dengan penerapan industri hijau diharapkan dapat menjawab berbagai isu dan tantangan ke depan seperti perubahan iklim dan dekarbonisasi,” ujarnya.

Forum Industri Hijau  yang diinisiasi oleh Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian diikuti lebih dari 100 peserta yang antara lain mewakili dari perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tingkat Provinsi, pelaku industri di Jawa Timur, perwakilan Lembaga SIH, dan perwakilan Kementrian/Lembaga terkait. “Peran aktif semua pihak untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan akan menjadi warisan positif untuk generasi mendatang,” terang Andi.

Penerapan SIH merupakan salah satu instrumen yang akan menjadi backbone untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Social Development Goal’s/SDG’s)Environmental Social Governance (ESG), maupun Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, serta Net Zero Emission sektor industri manufaktur pada tahun 2050 atau lebih awal. “Kami akan mendorong SIH ini untuk memperkuat akses pasar, akses pendanaan, sekaligus pendorong pencapaian target dekarbonisasi,” imbuhnya.

Guna mencapai sasaran tersebut, Kepala BSKJI mengemukakan, terdapat beberapa hal yang akan menjadi fokus pengembangan SIH ke depannya seperti mendorong SIH dapat berperan signifikan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Green Public Procurement), serta SIH diharapkan dapat bertindak sebagai safeguarding produk nasional dalam rangka menghadapi perubahan regulasi di negara tujuan ekspor terutama CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism). Sebagai contoh SIH terkait alumunium, baja, dan hidrogen.

Di samping itu, SIH diarahkan untuk menjadi salah satu instrumen dalam mencapai nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) guna memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Selanjutnya, SIH juga diarahkan untuk dapat menjadi salah satu instrumen perdagangan internasional, baik sebagai NTM (Non-Tariff Measures) melalui pemberlakuan SIH secara wajib untuk menghadapi gempuran produk impor, juga menjadi salah satu faktor untuk pemenuhan kriteria ketentuan asal (COO) dalam kerangka kerja sama perdagangan bebas dengan negara mitra.

“Bahkan kami mendorong SIH turut berperan dalam pencapaian target industri prioritas sesuai program strategis Kementerian untuk meningkatkan daya saing sekaligus memenuhi komitmen negara dalam NDC dan NZE,” papar Andi.

Melalui Forum Industri Hijau Nasional, Kemenperin juga mendorong para pembina industri di seluruh wilayah Indonesia agar dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan. Forum ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk saling bertukar pengetahuan, peningkatan pemahaman dan kesadaran terhadap implementasi industri hijau, termasuk peran serta pemerintah daerah dalam memberikan stimulus insentif bagi industri untuk bertransformasi menjadi hijau.

“Di masa mendatang apresiasi kinerja industri hijau dalam bentuk penghargaan industri hijau tidak hanya diberikan kepada pelaku industri saja, tetapi juga pihak-pihak yang telah berkontribusi termasuk bagi pemerintah daerah yang telah berperan aktif dalam pengembangan dan transformasi industri binaannya menjadi industri hijau,” ungkap Andi.

Dalam rangkaian forum ini, Kemenperin juga meresmikan Program Fasilitasi Sertifikasi Standar Industri Hijau, yang merupakan salah satu upaya untuk membantu industri dapat bertransformasi menjadi industri hijau. “Pada tahun 2024, kami mentargetkan 70 perusahaan industri yang dapat terfasilitasi Sertifikasi Industri Hijau. Di tahap I, sudah ada 48 perusahaan industri yang terdaftar sebagai penerima bantuan fasilitasi tersebut,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Industri Hijau Apit Pria Nugraha menyampaikan beberapa manfaat penerapan SIH maupun keuntungan memiliki Sertifikat Standar Industri Hijau, antara lain meningkatnya keuntungan dan daya saing melalui peningkatan efisiensi atau produktivitas, meningkatkan citra perusahaan untuk skala nasional maupun global, serta meningkatkan kinerja perusahaan dari sisi energy bill, biaya utilitas, bahan baku, dan biaya pengelolaan lingkungan.

Manfaat berikutnya, yakni membuka peluang dan kemudahan akses pendanaan (green financing), terbukanya peluang pasar baru khususnya untuk pasar produk hijau atau produk berkelanjutan, berpartisipasi dan turut serta dalam menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mendorong dan mendukung percepatan program penurunan emisi GRK.

Dalam upaya mencapai peningkatan daya saing dan target pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2045, SDG’s, NDC Indonesia, dan NZE, maka perlu adanya percepatan penerapan dan transformasi industri manufaktur menjadi industri hijau. “Untuk mendorong percepatan dan transformasi tersebut perlu adanya pemberian stimulus berupa fasilitasi insentif. Pemberian fasilitasi insentif baik fiskal atau non fiskal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018, yang dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah,” jelas Apit. (***)

*Tim Pengelola Website Kemenperin

Continue Reading

Trending