Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat kunjungannya ke kota Kupang dalam rangka launching wolbachia pada Selasa 24 Oktober 2023 (Foto : Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI., @sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Kupang, goindonesia.co – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan salah satu upaya Penanganan Stunting tersedianya antropometri dan USG di puskesmas Kota Kupang dan digunakan oleh Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan di sela-sela kunjungannya ke kota Kupang dalam rangka launching wolbachia pada Selasa 24 Oktober 2023.
Sebagai contoh Menkes Budi meninjau ketersediaan USG dan antropometri di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Oebobo dan Puskesmas Oepoi.
Di kedua Puskesmas tersebut, Menkes meninjau poli Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. USG dan antropometri sudah tersedia dalam kondisi baik untuk digunakan. Menkes juga memastikan SDM di kedua Puskesmas mampu mengoperasikan alat kesehatan itu.
“SDM baik dokter maupun bidan harus bisa mengoperasikan USG, ibu hamil untuk skrining kesehatannya cukup ditangani di Puskesmas, kecuali ada hal lain yang mengharuskan dirujuk ke rumah sakit,” ujar Menkes Budi di Puskesmas Oepoi, Kupang, Selasa (24/10).
Selain itu, Menkes Budi juga memastikan set antropometri sudah tersedia di Posyandu yang masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Oebobo dan Puskesmas Oepoi.
“Antropometri sudah tersebar di seluruh Posyandu kami, dan kader-kader nya sudah dilatih,” kata kepala Puskesmas Oebobo dr. Maria Kurniawati Mari.
Dengan adanya USG di setiap Puskesmas di Kota Kupang masyarakat atau ibu hamil mengaku merasa senang karena untuk memeriksakan kehamilannya tidak harus ke rumah sakit, tapi bisa dilakukan di Puskesmas yang lebih dekat dengan tempat tinggal masing-masing.
“Kebanyakan ibu hamil mengaku senang bisa USG di Puskesmas, mereka bisa dengan mudah ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya tanpa antre di rumah sakit,” ucap dr. Maria.
Di sela-sela kunjungannya di Puskesmas Oebobo, Menkes Budi menyempatkan berbincang dengan salah satu ibu yang akan menimbang anaknya.
“Ibu harus rutin menimbangkan anaknya ke posyandu, berat badan anak harus naik setiap bulannya, berikan anak protein hewani seperti telur. Kalau ayah nya merokok gunakan uang yang tadinya buat rokok untuk beli telur,” kata Menkes Budi.
Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh anak. Standar antropometri anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas empat indeks, meliputi Berat Badan menurut Umur (BB/U); Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U); Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB); dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).
Dengan tersebarnya antropometri di setiap Posyandu di Kupang, berkontribusi pada penurunan angka stunting di NTT. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Februari 2023, stunting di NTT tinggal 15,7% atau 67.518 Balita, terjadi penurunan signifikan dibanding 2018 yang mencapai 35,4% atau 81.434 penderita.
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin mendistribusikan antropometri ke seluruh Posyandu dan USG ke seluruh Puskesmas untuk mengatasi stunting.
Untuk bisa cek stunting dibutuhkan timbangan khusus yang namanya set antropometri. Sebelumnya alat tersebut hanya disediakan di level Puskesmas, padahal yang membutuhkan adalah Posyandu yang jumlahnya 300 ribuan.
Kemenkes dalam 2 tahun ini membagikan 300 ribuan timbangan antropometri ke seluruh Posyandu di Indonesia.
Tak hanya itu, stunting sangat bergantung pada kondisi ibu saat hamil. Menkes Budi menambahkan, untuk mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan diperlukan USG.
Sebelumnya, hanya ada 2 ribu USG dari 10 ribu Puskesmas. Dalam 2 tahun terakhir, Kemenkes mendistribusikan 10 ribu USG ke seluruh Puskesmas. (***)
*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI., @sehatnegeriku.kemkes.go.id