Connect with us

Berita

Produksi Bioavtur-SAF, Kilang Pertamina Dukung Pengurangan Emisi Karbon

Published

on

Produk avtur dengan kualitas terbaik yang memenuhi standar internasional dan juga regulator dalam negeri, salah satunya melalui produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dikembangkan di Kilang Cilacap (Foto : PT Pertamina(Persero), @www.pertamina.com)

Jakarta, 12 Oktober 2023 – Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mendukung penuh upaya pemerintah untuk percepatan implementasi energi baru terbarukan (EBT) demi pencapaian target bauran energi EBT 23% di 2025 dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Green Refinery merupakan inisiatif strategis Pertamina dalam mencapai target bauran EBT untuk dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku terbarukan (renewable feedstock). 

Sebagai salah satu entitas bisnis yang bertugas untuk menyediakan energi salah satunya avtur,  KPI berkomitmen untuk menghasilkan produk avtur dengan kualitas terbaik yang memenuhi standar internasional dan juga regulator dalam negeri, salah satunya melalui produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dikembangkan di Kilang Cilacap. 

Proses produk Bioavtur-SAF ini dilakukan melalui Co-Processing Ester dan Fatty Acid (HEFA), yang telah memenuhi standar internasional untuk spesifikasi Avtur ASTM D 1655, Defstan 91-91 latest issued, serta SK Dirjen Migas No.59 K Tahun 2022. Selain itu Bioavtur-SAF produksi Kilang Pertamina ini juga telah memenuhi kriteria framework secara global di antaranya CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) oleh International Civil Aviation Organization, RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, EU/UK Emission Trading, Tax Credit IRA USA. Masing-masing framework tersebut memiliki persyaratan ketat dalam hal kriteria sustainability dari jenis feedstock, proses produksi sehingga pengembangan Bioavtur-SAF di Indonesia harus benar – benar melibatkan seluruh stakeholder dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia di Indonesia misalnya dalam hal feedstock.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyebut inovasi Bioavtur-SAF merupakan upaya KPI dalam menjawab tantangan bisnis dan kebutuhan pasar terkait bahan bakar terbarukan di industri penerbangan sipil sekaligus mendukung komitmen Pemerintah dalam capaian target Net Zero Emission (NZE).

“Salah satu faktor yang menjadi potensi terbesar untuk mengurangi emisi CO2 di industri penerbangan sipil adalah bahan bakar yaitu Bioavtur-SAF. KPI menjawab tantangan ini dengan melakukan serangkaian aktivitas capability development, know – how, research dan commercial production trial pada fasilitas produksi yang ada,” kata Taufik.

Bioavtur-SAF telah berhasil melalui Uji Ground Round dan Flight Test SAF pada mesin jet CFM56-7B di Soekarno Hatta International Airport (CGK), Tangerang, Banten (4/10). Hal ini menunjukkan tekad KPI untuk menjadi first mover dalam penyediaan Bioavtur-SAF di kawasan regional. Sebagaimana diketahui, untuk kawasan Regional Asia Tenggara saat ini hanya KPI yang berhasil melakukan commercial production Bioavtur hingga uji terbang.

Sebelumnya produk Bioavtur J 2.4 ini sudah pernah di uji coba produksi di Kilang TDHT/Green Refinery RU IV pada periode 2020-2021 untuk keperluan uji terbang pesawat CN 235 yang teregister Militer. Dilanjutkan pada tahun 2023 ini berupa uji coba produksi untuk keperluan uji terbang pesawat komersial Garuda. 

“KPI telah meneguhkan komitmennya untuk menjadi leading dan pioneer dalam pengembangan drop in renewable fuel khususnya Bioavtur-SAF yang menjadi jawaban untuk dekarbonisasi industri penerbangan sipil yang dikategorikan hard to abate sector,” tambah Taufik.

Dengan kerja sama dan kolaborasi seluruh stakeholder, KPI yakin bahwa produk SAF ini dapat segara dipasarkan sebagai solusi untuk program dekarbonisasi  industri penerbangan.

Keberhasilan Pertamina dalam melalui uji coba Ground Test dan Flight Test tidak lepas dari kolaborasi Pertamina Group melalui Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina Patra Niaga (PPN) bersama dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), LEMIGAS, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Garuda Indonesia dan Garuda Facility Maintenance yang secara intensif mengawal rangkaian uji produk SAF ini.

Harga Bioavtur-SAF yang relatif lebih tinggi daripada avtur fossil, dikarenakan selain sebagai komoditas produk, Bioavtur-SAF juga memiliki kelebihan yaitu Green House Gas emisi lingkup 3 yang lebih rendah daripada fossil fuel, untuk itu diperlukan kebijakan dari Pemerintah dan kerja sama lintas sektor untuk komersialisasi produk ini.

Taufik menambahkan “Pengembangan ini menunjukkan komitmen Kilang Pertamina dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’ serta sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.”

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyatakan bahwa keberhasilan Kilang Cilacap dalam memproduksi Bioavtur-SAF sejalan dengan program transisi energi Pertamina yaitu dalam bentuk inovasi bahan bakar hijau.

“Pertamina dengan seluruh anak usahanya membuktikan komitmennya dalam mendorong transisi energi dalam hal ini untuk bahan bakar hijau untuk industri aviasi. Kilang di Pertamina contohnya Kilang Cilacap telah menjadi Green Refinery dan terbukti mampu memproduksi bahan bakar rendah emisi,” ungkap Fadjar.

Kilang Cilacap telah memiliki Green Refinery sejak Februari 2022 yang dapat memproduksi produk rendah emisi gas rumah kaca. Green Refinery RU IV Cilacap telah mendapatkan pengakuan sertifikat International Sustainability Carbon Certification (ISCC) yang membuktikan terpenuhinya seluruh persyaratan internasional terkait sustainability produknya. 

Produk utama Green Refinery RU IV Cilacap adalah Green Diesel yang diproduksi dari bahan baku 100% renewable dengan kandungan sulfur lebih baik dari Euro V dengan kapasitas produksi 2500 BPD. Selain Green Diesel, Green Refinery RU IV Cilacap juga telah berhasil memproduksi Bioavtur-SAF dengan kandungan renewable 2.4% dan kapasitas 9 BPD melalui metode co-processing. Produk Bioavtur-SAF ini bila digunakan oleh airline berpotensi menurunkan emisi karbon industri penerbangan sebesar 22 ribu Ton CO2e per tahun.

PT Kilang Pertamina Internasional merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (***)

*PT Pertamina(Persero), @www.pertamina.com

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Diskusi Pemberdayaan Perempuan Harus Solusikan Pariwisata Inklusif

Published

on

Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani saat menghadiri The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific di Bali International Convention Center, Bali (Foto : @kemenparekraf.go.id)

Bali, goindonesia.co – The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific yang diselenggarakan di Bali International Convention Center (BICC) Bali, Kamis (2/5/2024), menggelar rangkaian panel diskusi yang diisi pakar dari negara-negara peserta.

Sekretaris Kemenparekraf/ Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024), menyampaikan bahwa diskusi ini sangat penting untuk memperkuat peran perempuan dalam mewujudkan masa depan pariwisata yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

“Oleh karena itu, agar hal tersebut terwujud, diharapkan delegasi atau peserta mendengarkan, berkontribusi, belajar, dan berbagi satu sama lain tentang solusi yang memungkinkan pariwisata menjadi wadah untuk pemberdayaan seluruh perempuan sehingga bisa menginspirasi dalam meningkatkan kualitas SDM pariwisata,” kata Sesmenparekraf.

Adapun topik pertemuan itu di antaranya membahas peran perempuan dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan; menelaah pendidikan dan pelatihan yang berdampak pada partisipasi perempuan di sektor pariwisata; dan mengatasi kekhawatiran terkait keselamatan dan menciptakan peluang perjalanan yang lebih mudah diakses bagi perempuan.

Panel diskusi ini dihadiri oleh Vice Provost Duy Tan University Vietnam Dr. Lai Mun Yee, Lecturer di Sunway University Kuala Lumpur, Dr. Lai Mun Yee; Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi; Director Macao Government Tourism Office Macao China, Maria Helena De Senna Fernandes; Founder dan Direktur Ubud Food Festival and Ubud Writers & Readers Festival Indonesia, Janet DeNeefe; Co-founder, World Women Tourism Singapore, Nisha Abu Bakar, Founder Climate Conscious Travel India, Shivya Nath

“Diharapkan dari seluruh sesi diskusi yang melibatkan para panelis bisa terlahir upaya kolektif untuk peningkatan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif, serta serangkaian ide dan teknologi inovatif,” kata Sesmenparekraf.

Professor Faculty of Tourism/Graduate School of Tourism, Wakayama University, Jepang, Kumi Kato, dalam panel diskusi ini menyampaikan bahwa pendidikan bagi perempuan sangat penting, sebab perempuan berpendidikan tinggi akan cenderung lebih mampu mencapai kesetaraan gender dan memimpin masa depan yang lebih cerah.

“Upaya untuk mencapai kesetaraan gender melalui akses pendidikan merupakan langkah awal yang baik. Untuk mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan, diperlukan kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan serta perlakuan yang setara dan adil,” kata Kumi Kato.

Sementara itu, Academisi dari Sunway University and Technical Coordinator of the Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific for UN Tourism, Dr. Prachi Thakur menyampaikan, pentingnya untuk membahas peran perempuan dalam sektor pariwisata.

“Karena banyak perempuan yang bekerja di sektor pariwisata dibandingkan bidang lainnya,” kata Thakur. (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Continue Reading

Berita

Hadiri IsDB Annual Meeting, Menkeu Ungkap Upaya Berbagai Negara Hadapi Tantangan Transisi Energi

Published

on

Menkeu, Sri Mulyani Indrawati turut serta dalam panel diskusi bertajuk “Future Vision Symposium” pada IsDB Annual Meeting di Riyadh, Arab Saudi (Foto : @www.kemenkeu.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Dalam rangka IsDB Annual Meeting yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (30/04) waktu setempat, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati turut serta dalam panel diskusi bertajuk “Future Vision Symposium”.

Dalam acara itu, Menkeu berkesempatan untuk menjadi pembicara perempuan tunggal diantara dua pembicara pejabat tinggi Saudi Arabia.

“Hari ketiga dan sekaligus hari terakhir di Riyadh, acara saya adalah menjadi pembicara dalam panel diskusi yang sangat prestisius – bersama HRH Prince Abdulaziz Al-Saud (Putra Raja Salman dan sekaligus Menteri Energi Saudi Arabia) dan Presiden IsDB Al Jasser,” ungkap Menkeu di kutip dari laman instagram resmi miliknya @smindrawati. 

“Tentu merupakan suatu kehormatan dan privilege,” imbuhnya. 

Pada kesempatan itu, topik mengenai pentingnya Transisi Energi serta bagaimana upaya setiap negara dan dunia dalam menghadapi tiga tantangan krusial (Trilemma) yaitu : Energy Security – Energy Sustainability – Energy Affordability, menjadi fokus utama dalam diskusi. 

Menurut Menkeu, Energi adalah kebutuhan dasar manusia sekaligus menjadi tantangan pembangunan untuk membangun dan menyediakan (Energy Security) secara terjangkau bagi masyarakat (affordable). Disisi lain, perhatian mengenai aspek sustainabilitas planet untuk menghindarkan ancaman katastropik perubahan mengharuskan transisi menuju Energy yang hijau dan renewable (Sustainability).

”Proses transisi Energy bukan hanya rumit dan kompleks namun juga sangat mahal (tinggi) pembiayaaannya. Kita harus mampu menjaga kepentingan nasional dan memperjuangkan sebuah proses transisi yang adil (just) dan terjangkau (affordable),” kata Menkeu.

Selanjutnya, Menkeu juga menjelaskan mengenai langkah dan tantangan Indonesia untuk menjalankan transisi energy menuju zero emission dan meningkatkan energy renewable.  Dimana, langkah tersebut juga dikatakan Menkeu memerlukan desain kebijakan yang kompleks dan sensitif serta membutuhkan pembiayaan yang sangat besar dan menantang. 

Selain itu, Menkeu juga menekankan pentingnya APBN yang sehat dan kuat serta strategi pendanaan global yang efektif untuk dapat menjalankan transisi energi secara efektif dan berkelanjutan. Di samping negara dan Islamic Development Bank yang juga harus turut menjawab tantangan masa depan yang makin kompleks dan dinamis

“Senang bisa menjelaskan posisi Indonesia yang mendapat respek dari seluruh panelis dan audience.” tukas Menkeu. (***)

*Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Continue Reading

Berita

Kemnaker Sambut Baik Aturan Baru Bagi Pekerja Asing di Jepang

Published

on

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menerima Courtesy Call Wakil Menteri Negara Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang, Miyazaki Masahisa, di Kantor Kemnaker, Jakarta, Jumat (Foto : @kemnaker.go.id)

Jakarta, goindonesia.co -Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyambut baik peraturan ketenagakerjaan baru yang tengah disiapkan Pemerintah Jepang bagi pekerja asing di Jepang. Hal ini disampaikan Ida Fauziyah saat menerima Courtesy Call Wakil Menteri Negara Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang, Miyazaki Masahisa, di Kantor Kemnaker, Jakarta, Jumat (3/5/2024). 

“Kami menyambut baik aturan baru yang diperuntukan bagi pekerja asing di Jepang. Kami berharap aturan baru tersebut dapat memberikan pelindungan yang lebih serta meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja migran kita di Jepang,” kata Ida Fauziyah. 

Ida Fauziyah mengatakan, dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Negara Jepang tersebut, Pemerintah Jepang memastikan bahwa pekerja migran Indonesia yang saat ini sudah bekerja di Jepang akan tetap dapat melanjutkan kerjanya di Jepang. 

“Pemerintah Jepang menyatakan bahwa aturan bagi pekerja asing ini perubahannya tidak terlalu signifikan. Sehingga pekerja migran kita yang sudah bekerja di Jepang tetap bisa bekerja di sana,” jelasnya. 

Sebagai informasi, hubungan diplomatik dan kerja sama antara Indonesia dan Jepang telah terjalin selama lebih dari 65 tahun. Di bidang ketenagakerjaan, kerja sama antara Indonesia dan Jepang terwujud antara lain dalam bentuk program pemagangan melalui skema Technical Intern Train Program (TITP). Skema ini telah berjalan sejak 1993. 

Di bidang penempatan tenaga kerja, kerja sama antara Indonesia dan Jepang terjalin dalam bentuk Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang berlaku efektif sejak 1 Juli 2008. Selain itu, Indonesia dan Jepang juga memiliki jalinan kerja sama penempatan tenaga kerja dalam program Specified Skill Workers (SSW). 

Ida pun berharap Pemerintah Jepang untuk terus menjalin komunikasi guna menyosialisasikan informasi terbaru terkait aturan pekerja asing kepada pihak Indonesia maupun negara-negara lainnya. 

“Saya yakin, dengan dukungan Yang Mulia Bapak Miyazaki Masahisa, Wakil Menteri Kesehatan , Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, hubungan kerjasama antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang ketenagakerjaan akan semakin baik dan terus berkembang,” ujarnya.  (***)

*Biro Humas Kemnaker

Continue Reading

Trending