Connect with us

Bisnis dan Ekonomi

Mendorong Percepatan Digitalisasi UMKM Melalui Peran Sarinah dalam Membangun Ekosistem Bisnis Kreatif

Published

on

Oleh: A. Sakti K. Prameswari

Jakarta , goindonesia.co – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia yang telah terbukti mampu menyelamatkan bangsa Indonesia lolos dari krisis moneter tahun 1997. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat pada tahun 2019 jumlahnya mencapai lebih dari 65 juta unit usaha dengan pangsa 99.99% dibandingkan dengan Usaha Besar, dengan kemampuan menyerap tenaga kerja sebesar 119.5 Juta atau 31 kali lebih besar dibandingkan dengan serapan yang dilakukan oleh Usaha Besar. Kontribusi UMKM terhadap PDB Konstan juga terhitung 1,3 kali lebih besar dibanding Usaha Besar. Namum pangsa UMKM terhadap total ekspor non-migas masih sebesar 15% sedangkan 85% dikontribusi oleh Usaha Besar.

Beragam upaya Pemerintah dilakukan untuk dapat mendorong UMKM “Naik Kelas” ke tahap-tahap berikutnya, terutama pada masa Pandemi Covid-19 ini yang memaksa banyak sektor usaha termasuk UMKM melakukan pengurangan biaya pegawai, upaya tersebut diantaranya dengan (1) program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN); (2) UU Cipta Kerja Bagian Kelima mengenai Pengelolaan Terpadu Usaha Mikro dan Kecil Pasal 89 menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyediakan dukungan sumber daya manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana menyediakan fasilitas-fasilitas seperti promosi, pemasaran, digitalisasi, dan litbang; (3) penyerapan produk UMKM; dan sebagainya.

Pada tanggal 15 November 2020, Indonesia juga telah menyepakati Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama-sama dengan negara-negara ASEAN, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Australia, dan New Zealand. Pada RCEP ini salah satunya bertujuan untuk memperkuat kerjasama di area-area e-commerce, hak kekayaan intelektual, akses pasar, dan inovasi antar negara-negara tersebut. Hal ini semakin memperjelas bahwa kekuatan UMKM adalah potensi kekuatan ekonomi masa depan, dan Indonesia memiliki komunitas terbesar diantara negara-negara anggota RCEP

Dukungan Menteri BUMN Erick Tohir pada Bulan Mei 2021 lalu untuk melakukan kemitraan strategis antara Sarinah dengan Dufry untuk dapat memasarkan produk unggulan UMKM dan komoditas Indonesia pada gerai Dufry di seluruh dunia melalui Sarinah merupakan strategi pemasaran sekaligus distribusi yang tepat. Sarinah sebagai BUMN yang bergerak di bidang retail distributor menjadi agen pembangunan untuk memajukan UMKM khususnya meningkatkan awareness global terhadap produk-produk Indonesia. Lebih dari itu Sarinah diharapkan dapat berperan sebagai jembatan yang mengantarkan produk-produk Indonesia hasil karya UMKM kepada end-customer yang tersebar di seluruh dunia melalui kerjasama-kerjasama pemasaran dan perdagangan strategis.

Melihat peta persaingan para pemain retail di Indonesia yang membagi segmentasinya berdasarkan produk – yaitu: 1) Food & Beverage, 2)Personal & Household Care, 3) Apparel, Footware & Accessories, 4) Furniture, Toy & Hobby, 5) Industrial & Automotive, 6) Electronic & Household Appliances, dan berdasarkan perannya sebagai saluran distribusi – yaitu: 1) Supermarkets, Hyerpermarkets & Convenience Stores, 2) Speciality Stores, 3) Department Stores, dan 4) E-commerce, sayangnya saat ini Sarinah belum menunjukkan posisi yang kuat sebagai pemain. Menurut survey yang dilakukan oleh Mordor Intelligence, saat ini pasar retail didominasi oleh 5 pemain yaitu PT. Matahari Putra Prima Tbk; Ramayana Lestari Sentosa; Mitra Adi Perkasa; Alfamart; dan PT. Trans Retail Indonesia. Selebihnya merupakan segment yang fragmented dengan tingkat persaingan yang tinggi.

Sesuai dengan tujuannya, Sarinah didirikan sebagai wadah bagi segenap pegiat industri kreatif di tanah air yang tidak hanya sebagai wahana untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka, namun juga mampu menjadikan produk-produk kreatif tersebut bernilai dan berdaya saing tinggi yang pada akhirnya mampu memberikan manfaat besar secara ekonomi bagi negara mengingat statusnya sebagai BUMN. Dalam konteks dunia usaha modern, selain sebagai wadah Sarinah perlu memperluas peranannya sebagai kanal penghubung antara pelaku usaha dan pelanggan sehingga tercipta sebuah ekosistem yang produktif, efisien dan profitable bagi seluruh stakeholder terutama bagi para pelaku usaha kreatif dalam negeri. Oleh karenanya diperlukan sebuah bisnis model yang tepat agar peran Sarinah semakin dominan di pasar industri retail, baik di Indonesia, regional maupun global.

Jika kita selami lebih dalam lagi, beragam upaya di atas menitik beratkan pada pemasaran produk-produk UMKM ke pasar global secara digital atau melalui e-commerce. Pemerintah saat ini tengah mentargetkan 30 juta UMKM terkoneksi dengan platform digital pada tahun 2023. Berbagai platform digital baik pemain lama seperti Tokopedia, BliBli, Shopee maupun media sosial seperti Facebook, Instagram dan whatsapp, dan mungkin platform digital lainnya yang akan bermunculan dikemudian hari berlomba-lomba untuk dapat mengambil ceruk pasar pada peluang ini.

Pastinya ‘PR’ ini juga datang dengan segala tantangannya seperti (1) technology savvyness dari para pelaku UMKM yang pada prinsipnya adalah siapa yang mampu beradaptasi maka akan mampu bertahan di era disrupsi ini; (2) besarnya biaya transaksi melalui platform digital yang bisa mencapai 20-30% dari net sales yang tentunya berpotensi memberatkan para pelaku UMKM; (3) banyaknya platform digital yang bermunculan saat ini juga berpotensi membingungkan dan memberatkan operasionalisasi para pelaku UMKM seperti operasionalisasi pengelolaan order, pencatatan, pengiriman, proses retur, pembayaran, dan sebagainya.

BUMN perlu mengambil peranan strategis untuk menetralisir tantangan-tantangan tersebut agar program digitalisasi 30 Juta UMKM dapat berjalan secara efektif, efisien, cepat, dan tepat sasaran, namun tidak head-to-head dengan para pemain lain di industrinya. Mengapa tidak head-to-head saja? Why not? Tentunya banyak hal yang perlu menjadi pertimbangan yang diantaranya adalah resources yang besar; pembelajaran dari pengalaman e-commerce milik Telkom yaitu blanja.com yang beralih dari market B2C ke B2B; business requirements yang cukup kompleks dan sangat dinamis; dan sebagainya.

Kembali ke peranan BUMN dalam membantu UMKM dapat dilakukan menginisiasi kerjasama antara Sarinah dan BUMN lainnya seperti Telkom atau PT Pos untuk mengagregasi invetory produk-produk UMKM dan menyalurkannya dengan mekanisme B2B ke platform-platform digital baik di dalam maupun di luar negeri. Mencontoh konsep agregasi kontent pariwisata yang sudah sejak lama dilakukan oleh perusahaan Global Distribution System (GDS) seperti Sabre, Travelport, dan Amadeus dimana baik content supplier (maskapai, hotel, tour, cruise, dan sebagainya), maupun travel agent sebagai distributor (baik online maupun offline) terhubung ke GDS sehingga proses pendistribusian konten menjadi lebih streamline.

Dengan pengelolaan data yang baik, jika diterapkan pada upaya agregasi produk-produk UMKM diharapkan dapat memberikan nilai lebih dari sekedar peningkatan volume transaksi dikarenakan terbukanya akses ke pasar global secara real time, selain itu dapat juga membantu UMKM dalam pengelolaan value chain (seperti revenue, inventory, supply, dan sebagainya) dengan lebih baik.

Untuk itu diperlukan design arsitektur bisnis model yang mampu menciptakan ekosistem bisnis secara terpadu dan sistimatis yang mencakup business proses dari para pelaku usaha, logistik termasuk warehouse, distribusi, etalasae produk offline dan online, hingga jaringan sub-distributor atau reseller sampai kepada pelanggan. Tentu saja pemanfaatan teknologi digital menjadi suatu keharusan dalam membangun bisnis model ini, yang akan memudahkan dalam semua aspek dari hulu ke hilir dan mampu menjangkau sampai ke pasar global. BUMN seperti Telkom atau PT. POS Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki kaitan erat dengan teknologi, dengan network resource & jumlah SDM yang memadai, dapat mengambil peranan sebagai “King of Content” yang mendigitalisasi proses distribusi, sedangkan Sarinah sebagai BUMN dengan business naturenya sebagai retailer dapat mengambil peranan di sisi komersial dengan membuka saluran-saluran distribusi baru yang seluas-luasnya sehingga Sarinah tidak lagi sekedar the Window of Indonesian Retail, melainkan menjadi Gateway to Indonesian Products. (***)

Bisnis dan Ekonomi

“Jeggboy & Girl”, Berikan Solusi Belanja Mudah dan Berkualitas

Published

on

“Jeggboy and Girl”, sebuah layanan ojek online lokal di Salatiga, Jawa Tengah yang menawarkan jasa layanan belanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah (Dokumentasi : PT. Pertamina (Persero), @www.pertamina.com)

Salatiga, goindonesia.co – Kebutuhan akan bahan pangan selama bulan Ramadan biasanya meningkat dibanding hari biasa. Namun di tengah kesibukan masyarakat yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah, urusan berbelanja menjadi masalah, karena keterbatasan waktu.

Solusi belanja online pun menjadi pilihan masyarakat. Peluang ini disambut oleh “Jeggboy and Girl”, sebuah layanan ojek online lokal di Salatiga, Jawa Tengah yang menawarkan jasa layanan belanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah. Mulai dari belanja sayuran, buah-buahan, daging, bumbu dapur dan beragam kebutuhan lainnya, hingga layanan antar barang dan jasa antar.

Dikatakan pemilik Jeggboy & Girl, Sri Sahono, usahanya membawa konsep “dibelanjain”, yang artinya mereka siap untuk membantu konsumen baik karyawan maupun ibu rumah tangga berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional maupun pasar modern. 

“Awalnya, Jeggboy & Girl, merupakan wujud dari keinginan saya membantu para pedagang di pasar tradisional yang kian tergerus modernisasi, sekaligus mengangkat pasar tradisional agar bisa bertahan dan tumbuh, mengingat kualitas produk pasar tidak kalah dengan pasar modern, bahkan harga jauh lebih rendah,” jelas Sri Sahono, yang merupakan Mitra Binaan Pertamina.

Sri Sahono mengikuti program pendanaan UMKM pada tahun 2021. Lewat program tersebut, Jeggboy and Girl mendapatkan pelatihan go online serta bantuan perangkat penunjang kerja. “Pinjaman modal yang saya dapatkan, separuhnya digunakan untuk membuat aplikasi jasa transportasi,” pungkas Sahono.

Dalam satu hari rata-rata Sri Sahono menerima sekitar 900 – 1.000 transaksi, dimana 60% merupakan pesanan belanja di pasar dan makanan siap saji, 15% layanan antar jemput penumpang, dan sisanya jasa pengantaran barang.

Sesuai dengan namanya, Jeggboy & Girl telah memiliki 240 driver aktif yang siap melayani konsumen berbelanja, dimana 40% nya adalah driver wanita dan berusia di bawah 35 tahun. Dengan jam operasional mulai pukul 5 pagi hingga 12 malam dan tarif Rp2.250,-. per kilometer. Karena Salatiga merupakan kota kecil, rata-rata tarif satu kali layanan sebesar Rp10 ribu.

Layanan Jeggboy & Girl mengutamakan kemudahan dan kesederhanaan, bagi pelanggan yang ingin menggunakan jasa transportasi ojek online di Salatiga ini, tidak perlu menggunakan aplikasi, cukup hanya menggunakan WhatsApp maka konsumen bisa memesan apa saja.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan maraknya transportasi ojek online di Indonesia membuat beberapa orang tertarik dan melihat sebagai peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan. Alhasil, banyak perusahaan penyedia jasa transportasi online yang bermunculan di sejumlah daerah, termasuk di Salatiga, Jawa Tengah. 

Fadjar mengapresiasi usaha yang dijalani oleh Sri Sahono ini. Menurutnya, setiap UMKM harus memiliki pemikiran kreatif dalam memilih jenis usaha agar bisnisnya bisa berkembang dan berkelanjutan. “Pertamina memberikan dukungan kepada UMKM hampir di semua sektor usaha, termasuk sektor jasa yang dikelola oleh Sri Sahono ini. Usaha yang sangat inspiratif dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, dan memberikan peluang lapangan kerja,” ujarnya.

Usaha Sri Sahono juga mendorong pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender sesuai dengan SDGs point 5, dimana hal tersebut memberi harapan baru terhadap hak kaum perempuan untuk mengambil keputusan dalam usaha yang ditekuni, perempuan Indonesia memiliki keinginan berkontribusi untuk kesejahteraan keluarga dengan ikut berperan sebagai partner suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Berkembangnya bisnis startup lokal dibawah binaan Pertamina, menjadi bukti nyata kontribusi perusahaan dalam memberikan kemudahan akses modal, pendampingan bagi usaha kecil menengah, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. (***)

*PT. Pertamina (Persero), @www.pertamina.com

Continue Reading

Bisnis dan Ekonomi

ELNUSA Teken MOU Bersama KHAN Co., Ltd di Korea-Indonesia Offshore Congress 2023

Published

on

Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), PT Elnusa Tbk (Elnusa) dengan KHAN Co., Ltd. (KHAN)(Dokumentasi : PT Pertamina(Persero), @www.pertamina.com)

Jakarta, goindonesia.co – PT Elnusa Tbk (Elnusa) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan KHAN Co., Ltd. (KHAN) untuk kerjasama dan kolaborasi dalam decommissioning, commissioning, Offshore Hook Up and Carry Over (HUC), Pipe Laying Construction serta O&M/P&M. 

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Elnusa John Hisar Simamora Bersama CEO KHAN Jang-Hwan Hyun dan disaksikan langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia serta Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dan SKK Migas pada 14 Maret 2023 lalu.

Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha Elnusa Ratih Esti Prihatini yang juga hadir pada kesempatan tersebut menanggapi penandatanganan MoU ini sebagai peluang yang menjanjikan ke depan untuk keberlanjutan bisnis. “Penandatanganan MoU ini merupakan kolaborasi industri antara delegasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea, Kami melihat prospek ini akan besar di depan sebagai peluang pengembangan bisnis Elnusa dan sebagai salah satu bentuk peran Elnusa dalam mendukung program Pemerintah,” ujar Ratih.

Ratih menambahkan, “Melalui kehadiran Korporasi KHAN Co., Ltd ini juga diharapkan dapat membangun kolaborasi untuk menciptakan kebermanfaatan ekonomi yang berkelanjutan terhadap platform yang sudah tidak beroperasi tersebut dan tentunya menjadi peluang bisnis bagi Elnusa ke depan”.

Sebagai informasi yang dilansir dari laman SKK Migas, anjungan lepas pantai yang saat ini banyak beroperasi di perairan Indonesia yang berjumlah 635 unit, yang terdiri atas platform yang masih dioperasikan sebanyak 512 unit, platform tidak beroperasi sebanyak 116 unit, platform telah already abandonment sebanyak 7 unit, akan berhenti beroperasi seiring dengan berkurangnya cadangan migas karena produksi. Oleh sebab itu, dengan tidak aktifnya anjungan tersebut diperlukan usaha untuk mengembalikan lingkungan operasi ke kondisi awal sesuai dengan aspek safety fasilitas dan lingkungan hidup.

Persebaran platform terbanyak adalah disekitar Jawa Barat, Jakarta dan Banten serta Lampung yang mencapai sekitar 339 platform diikuti di selat Makassar yang berjumlah 193 platform. Dari sisi KKKS, yang terbanyak adalah PHE ONWJ yang mencapai 73 platform, kemudian EMP Gebang sebanyak 14 platform dan PHE OSES sebanyak 11 platform.

KHAN memiliki pengalaman melakukan Offshore Platform Decommissioning Project yang dilakukan terhadap Anjungan Lepas Pantai Attaka-EB pada tahun 2022. KHAN mengimplementasikan Eco-Friendly Decommissioning berteknologi tinggi seperti 3D-Scanning, 3D-Modelling, 4D-Digital Simulation, dan lain-lain. Hal ini diperkirakan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas decommissioning selanjutnya.

Hadir dalam acara Penandatanganan MoU, Direktur Tim Bisnis Luar Negeri KHAN, Jinwoo Park, memperkirakan bahwa MoU dengan Elnusa akan bermanfaat untuk KHAN dan Elnusa. “KHAN sekarang sedang mempercepat proses pembukaan kantornya di Indonesia. Melalui MoU ini, KHAN memperkirakan untuk dapat melakukan proyek yang sukses bersama Elnusa di seluruh bidang pekerjaan offshore. Dengan mempertimbangkan keunggulan masing-masing, KHAN yakin bahwa kerjasama dan kolaborasi yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” ujar Park. (***)

*PT Pertamina(Persero), @www.pertamina.com

Continue Reading

Bisnis dan Ekonomi

Kemenparekraf Dukung Hammersonic Festival 2023 di Pantai Karnaval Ancol Jakarta

Published

on

Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Kemenparekraf dukung pelaksanaan Hammersonic Festival 2023 (Dokumentasi : Kemenparekraf/Baparekraf, @kemenparekraf.go.id )

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung pelaksanaan Hammersonic Festival 2023 sebagai upaya membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023), Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Hammersonic Festival akan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada 18-19 Maret 2023 di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, dengan menampilkan 53 band lokal maupun mancanegara. “Ini merupakan festival rock dan metal terbaik di Indonesia,” kata Sandiaga.

Pada kesempatan serupa, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, menyampaikan Hammersonic Festival merupakan bentuk nyata dari kontribusi pelaku event dalam upaya mencapai target pergerakan wisatawan nusantara tahun 2023 sebanyak 1,4 miliar pergerakan dan 7,4 juta kedatangan wisatawan mancanegara. “Kemenparekraf tetap konsisten dengan komitmen mendukung setiap pagelaran event baik itu musik maupun olahraga di Indonesia karena kita tahu bahwa ini salah satu instrumen yang bisa menggerakkan perjalanan wisnus dan kedatangan wisman dan pada akhirnya nanti juga bisa menggeliatkan perekonomian,” kata Vinsensius.

Selain itu, kata Vinsensius, Kemenparekraf juga telah mempersiapkan tempat khusus di dalam lokasi Hammersonic Festival bagi UMKM-UMKM untuk memasarkan produknya.

Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf/Baparekraf, Dessy Ruhati, menambahkan Ravel Entertainment selaku promotor dari Hammersonic Festival telah lama menjalin koordinasi dengan Kemenparekraf dan pihak-pihak terkait terutama terkait perizinan, manajemen penonton, dan manajemen risiko. “Di dalam tiketnya sudah terdapat asuransi bagi penonton maupun penyelenggara,” kata Dessy.

CEO Ravel Entertainment/Hammersonic, Ravel Donald Junardy, mengungkapkan festival ini dimeriahkan oleh sejumlah band metal terkemuka baik itu lokal maupun mancanegara seperti Slipknot, Trivium, Amon Amarth, Saosin, Story of The Year, Burgerkill, Jeruji, Dead Squad, dan For Revenge. “Kami berusaha memberikan yang terbaik bagi audience yang datang ke Hammersonic, dan saat ini persiapan acara sudah 90 persen,” kata Ravel.

Acara ini juga dihadiri oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf secara daring maupun luring. (***)

 *Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI, @kemenparekraf.go.id

Continue Reading

Trending