Connect with us

Dunia Pendidikan

Sukses Lokovasia 2023 Memunculkan Inovasi dan Pelestarian Musik Tradisi Indonesia

Published

on

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek saat memberikan sambutan di acara Puncak dari Lokovasia 2023 yang digelar pada 18 dan 19 November di Art Centre, Bali. (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Bali, goindonesia.co – Rangkaian program Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia (Lokovasia) 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Yayasan Musik SJ, mencapai puncaknya pada Minggu (19/11), menandai keberhasilan besar dalam memajukan kekayaan musik tradisi Indonesia.

Program Lokovasia 2023 bertujuan sebagai langkah progresif untuk mendorong pelestarian dan eksistensi musik tradisi Indonesia. Dikemas dalam berbagai bentuk, termasuk diseminasi, visitasi, literasi, dan ekshibisi, program ini menarik perhatian sejak dimulainya rekrutmen pada 22 Agustus lalu.

Proses seleksi yang ketat melibatkan 350 pendaftar dari kalangan perorangan dan grup, menghasilkan 81 peserta terpilih, termasuk 10 grup, 3 komponis, 5 musisi, dan 2 peneliti musik. Proses ekshibisi yang telah berlangsung hingga tanggal 19 November ini memberikan panggung bagi peserta untuk memamerkan kebolehan mereka.

Peserta yang berhasil lolos seleksi wajib mengikuti agenda mentoring selama sebulan penuh, dari 8 Oktober hingga 9 November, yang dipandu oleh pakar-pakar di bidang musik tradisi dan kontemporer.

Puncak dari Lokovasia 2023 adalah konser yang digelar pada 18 dan 19 November di Art Centre, Bali. Konser tersebut tidak hanya bertujuan sebagai wadah untuk merepresentasikan kekayaan musik tradisi Indonesia, tetapi juga sebagai sarana apresiasi bagi para peserta.

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, menyampaikan harapannya bahwa Lokovasia 2023 dapat menjadi penghubung bagi produksi karya musik tradisi, baik dalam gaya klasik maupun kontemporer. Dengan demikian, munculnya karya musik tradisi melalui program Lokovasia yang bergerak secara progresif diharapkan dapat ikut memperkuat ekosistem musik di Indonesia.

“Arus pergerakannya didasarkan pada perspektif yang komprehensif serta semangat kreasi yang inovatif,” ujar Mahendra.

Beliau juga berharap Lokovasia 2023 dapat menjadi wadah untuk menghimpun dan menyebarluaskan semangat anak-anak muda melalui cinta kepada musik tradisi. “Semoga tindak lanjut dari Lokovasia ini benar-benar dapat menjadi wadah yang serius untuk memupuk dan mengembangkan semangat generasi muda Indonesia dalam mencintai musik tradisinya,” tambah Mahendra.

Pada konser malam puncak Lokovasia 2023, selain penampilan yang memukau dari peserta, juga dilakukan penyerahan buku literasi Lokovasia. Buku ini berisi catatan perjalanan yang menakjubkan dalam dunia musik tradisi Indonesia melalui program Lokovasia tahun 2023.

Konser ini menjadi panggung bagi berbagai grup musik seperti Karinding Sadulur dari Tasikmalaya, Taksu Agung dari Badung, Bali, Jayadwara Percussion dari Sumedang, Damar Art dari Banyuwangi, Gamelan Kalatidha dari Surakarta, Senbi Ensemble dari Jambi, Ganan Lunuk dari Palangkaraya, Madifo dari Ternate, dan Sanggar Seni Kembang Bali dari Tabanan.

Tidak hanya itu, kategori musisi juga turut meramaikan dengan kehadiran Hardi Wahyudi dari Bengkalis, Riau, Yayan Kololio dari Sigi, Sulawesi Selatan, I Gede Mei Sutisna Yasa dari Bangli, Bali, Arif Surdandi dari Kayong Utara, Kalimantan Barat, dan Jimmi Wijaya dari Jakarta. Sementara tiga komponis, Rizki Mona Dwi Putra dari Aceh, Yustiawan Paradigma Umar dari Sleman, DIY, dan Aldo Ahmad Fithra dari Pasaman, Sumatera Barat, ikut meramaikan acara tersebut. Pada kategori peneliti musik, tampak kehadiran Panakajaya Hidyatullah dari Situbondo dan Mukhlis Anton Nugroho dari Karanganyar, Jawa Tengah.

Dengan kesuksesan konsep inovatifnya, Lokovasia 2023 tidak hanya menjadi sorotan dalam dunia musik tradisi Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya musik Indonesia. (***)

*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Mendikbudristek Imbau Para Guru Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

Published

on

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudritek) menggelar upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2023 pada hari Sabtu (25/11). Kepada para guru, secara khusus, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan pesan motivasi untuk melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. 

“Selamat Hari Guru Nasional. Mari kita rayakan hari ini dengan semangat untuk terus melaju ke depan, dengan derap langkah serentak melanjutkan gerakan Merdeka Belajar,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, di Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/11), yang pada kesempatan ini menggunakan baju adat Jawa Tengah. 

Tema peringatan HGN tahun 2023 adalah “Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar”. Peringatan HGN tahun ini juga merupakan ruang apresiasi kepada para guru atas semangat belajar, berbagi, dan berkolaborasi dalam Merdeka Belajar demi terwujudnya pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta didik. 

Pada tahun terakhirnya menjabat sebagai Mendikbudristek, Nadiem Makarim tidak dapat menyembunyikan kesedihan akan kerinduannya untuk bertemu dengan para guru di tahun-tahun mendatang. Namun, ia menyimpan keyakinan bahwa semua pendidik di seluruh Indonesia masih akan terus bergerak mewujudkan Merdeka Belajar.

“Saya merasa sedih, karena saya pasti akan rindu bertemu dengan Ibu/Bapak semua. Saya yakin bahwa Ibu dan Bapak guru sebagai nahkoda tidak mau membalikkan lagi arah dari kapal Merdeka Belajar. Keyakinan ini tumbuh dari hal-hal yang berhasil kita capai bersama dalam empat tahun terakhir,” ungkapnya.

Pada tahun pertama Merdeka Belajar, Kemendikbudristek menghapus Ujian Nasional dan memberi kepercayaan kepada guru untuk menilai hasil belajar peserta didiknya. “Kita menerapkan Asesmen Nasional (AN) agar kita semua berfokus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi serta karakter murid,” terang Menteri Nadiem. 

Lalu di tahun berikutnya, Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka. Jika Asesmen Nasional bertujuan untuk mengukur tujuan perubahan maka Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan petunjuk jalan mencapai tujuan itu. 

“Ini adalah kurikulum yang ditunggu-tunggu para guru, karena tidak hanya meringankan beban murid berkat pengurangan pada jumlah materi, dan penekanan pada pemahaman yang mendalam. Tetapi juga  memerdekakan guru untuk mengolah kreativitasnya, berinovasi dalam  mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan peserta didik,” jelas Nadiem optimistis. 

Kini, ruang untuk belajar dan berbagi di antara sesama guru juga semakin luas dengan adanya platform Merdeka Mengajar. Jutaan guru di seluruh Indonesia sekarang saling terhubung, saling belajar dan menginspirasi satu sama lain dalam  menerapkan Kurikulum Merdeka.

Kemudian, terobosan besar Kemendikbudristek berikutnya adalah menghadirkan Pendidikan Guru Penggerak. Program ini berbeda dari pelatihan guru yang sudah ada sebelumnya, karena tujuannya untuk mendorong lahirnya generasi pemimpin pembelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang mampu memimpin perubahan nyata.

Terakhir, kata Nadiem, yang juga sangat membahagiakan baginya adalah semakin dekatnya capaian target 1 juta guru ASN PPPK guna memenuhi kebutuhan guru karena langkah ini dapat meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

“Semua (capaian) ini membuat saya percaya bahwa Hari Guru Nasional tahun ini bukanlah salam perpisahan. Sebaliknya, peringatan Hari Guru Nasional tahun ini adalah penanda kesatuan tekad kita untuk mengakselerasi kemajuan sistem pendidikan Indonesia,” pungkas Nadiem.  (***)

*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Republik Indonesia 

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Mahasiswa Unair Borong Lima Medali National Education Competition

Published

on

Aufar Mahran Alleani, Andini Carolina, Putri Salma Nabila, Farrel Bhanu Mahardhika, Fathira Elena dan Sayyid Abdurrahman berhasil membawa 5 Medali serta menyingkirkan 600 tim dari universitas ternama di Indonesia pada ajang National Education Competition oleh Universitas Pendidikan Indonesia. (Foto : @kominfo.jatimprov.go.id)

Surabaya, goindonesia.co – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,  tak hentinya untuk menorehkan prestasi yang membanggakan. Kali ini, prestasi datang dari Aufar Mahran Alleani, Andini Carolina, Putri Salma Nabila, Farrel Bhanu Mahardhika, Fathira Elena dan Sayyid Abdurrahman. Mereka berhasil membawa lima medali serta menyingkirkan 600 tim dari universitas ternama di Indonesia pada ajang National Education Competition oleh Universitas Pendidikan Indonesia. 

Dalam ajang tersebut, kontingen Unair memenangkan beberapa kategori yakni: Juara 3 Umum Essay oleh Aufar Mahran Alleani dan Andini Ariani Carolina, Medali Emas bidang pertanian oleh Aufar Mahran Alleani dan Andini Ariani Carolina, Medali Perak bidang pendidikan oleh Putri Salma Nabila dan Muhammad Sayyid Abdurrahman, Medali Perak bidang teknologi oleh Fathira Elena dan Aufar Mahran Alleani, Medali Perak bidang hukum sosial dan ekonomi oleh Farrel Bahnu Mahardhika dan Medali Perunggu bidang pangan oleh Andini Ariani Carolina dan Putri Salma Nabila, Best Poster dan Best Paper pada bidang pertanian.

Laki laki yang akrab disapa Aufar itu menceritakan, untuk berada pada pencapaian ini bukanlah perkara yang mudah. Dalam ajang tersebut, ia dan tim dihadapkan oleh 600 kontingen lainnya yang berasal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia.

“Pesaing pada tahun ini memang berat-berat, banyak yang berasal dari top universities dan telah berpengalaman dengan ajang kompetisi serupa. Hal ini menjadi tantangan kami dan tim untuk tidak patah semangat dan minder kepada kontingen lainnya,” ujar Aufar, di Surabaya, Jumat (24/11/2023).

Tantangan dan rintangan tak berhenti pada saat itu, jadwal perkuliahan yang cukup padat antar masing anggota menjadi tantangan terbesar dari Aufar dan tim. Mengingat, beberapa anggota tim merupakan mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan berorganisasi.

 “Namun, halangan dan tantangan yang kami alami satu tim berhasil kami tumpaskan. Dengan keyakinan dan kekompakkan, saya selaku ketua tim yakin bahwa dapat mengharumkan nama UNAIR pada kompetisi kali ini,” papar ketua tim itu.

Tips Raih Juara Ala Aufar

Ketua tim tersebut mengaku, bahwa sebagai ketua yang memimpin kontingen Unair merupakan tanggung jawab yang besar baginya. Pasalnya, ia memiliki ambisi yang besar untuk dapat mengharumkan Unair selama ia masih duduk di bangku perkuliahan.

Salah satu hal yang ia pegang dalam memimpin tim yaitu mengayomi sesama anggota tim. Ia meyakini, bahwa setiap proses dan pembelajaran akan terasa mudah jika dilalui bersama.

“Tak ada hal yang instan untuk meraih pencapaian semua akan melalui tahap berproses yang sama untuk menuju versi terbaik dari masing-masing anggota tim,” ungkapnya.(***)

*Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Peduli Komunitas Sastra, Kemendikbudristek Salurkan Bantuan Dana

Published

on

Pekan Raya Cipta Karya Mahima (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co –– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), terus berupaya memajukan bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memberikan penyaluran bantuan bagi pengembangan komunitas sastra di berbagai daerah.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menyebutkan bahwa komunitas sastra di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius. Saat ini, ia mengatakan, masih banyak komunitas sastra yang keberadaannya tidak menentu, timbul-tenggelam, terutama komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan.

Meskipun demikian, lanjut Aminudin Aziz, di tengah keterbatasan pendanaan, ternyata masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat. “Kami di Badan Bahasa peduli dengan keberadaan komunitas sastra ini. Mereka perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra atau menyelenggarakan kegiatan kesastraan,” ungkapnya, di Jakarta, pada Minggu (19/11).

Tidak hanya memberi bantuan finansial, kata Aminudin Aziz, pihak Badan Bahasa juga memastikan akan memberikan pendampingan kepada komunitas sastra dalam penyusunan pelaporan penggunan dana bantuan pemerintah 2023. Pemerintah daerah, sastrawan, dan masyarakat, lanjutnya, diharapkan turut berkontribusi dalam pengembangan kesusatraan.

“Kami berharap bantuan ini dapat digunakan secara maksimal, dengan sebaik-baiknya, dan menyebarkan manfaat bagi masyarakat luas khususnya dalam hal pelindungan dan pengembangan sastra. Komunitas Sastra harus kita rangkul bersama, tentunya seluruh elemen juga terlibat dalam menjaga sastra Indonesia yang merupakan warisan dan kekayaan budaya Indonesia. Program ini akan terus berlanjut,” tambah Aminudin Aziz.

Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyampaikan, tahun 2023 ini, Kemendikbudristek memberikan dana bantuan sebanyak 79 paket, baik dalam bentuk fasilitasi bagi komunitas sastra maupun penghargaan perseorangan. “Bantuan berupa fasilitasi dan penghargaan sebagai program perdana bantuan pemerintah ini diberikan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel,” tutur Imam.

Di antara komunitas penerima bantuan tersebut, komunitas yang menerima bantuan adalah Komunitas Forum Lingkar Pena di Jawa Barat, Klub Baca Petra di Nusa Tenggara Timur, Jangkah Nusantara di Yogyakarta, Komunitas Mahima di Bali, serta Ruma Kata Sorong di Papua Barat Daya.

Sebagai salah satu komunitas sastra yang mendapatkan dana bantuan, Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonya Piscayanti, mengungkapkan, bahwa pemerintah telah memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan sastra. Berkat dana sebesar Rp105 juta dari pemerintah, tahun ini, Komunitas Mahima bisa melakukan pengembangan dan menyelenggarakan Pekan Raya Cipta Karya Mahima secara besar-besaran.
“Jadi kami sudah berdiri sejak 2008. Pekan Raya Cipta Karya Mahima dilakukan rutin setiap tahun berupa pelatihan dan pertunjukan. Selama ini Kami hanya mengandalkan dana iuran saja, belum pernah mengajukan bantuan kepada pemerintah. Ketika kami tahu informasi bantuan komunitas sastra ini, kami mencoba mendaftar dan lulus. Kami bersyukur mendapatkan bantuan ini semoga terus berlanjut,” harap Sonya, dalam acara Pekan Raya Cipta Karya Mahima di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Jumat (17/11) malam.
.
Pekan Raya Cipta Karya Mahima tahun ini dilaksanakan pada 17 s.d. 30 November 2023. Berbagai kegiatan yang diadakan di antaranya alih wahana karya sastra ke pertunjukan wayang dan teater, alih wahana karya sastra ke musikalisasi puisi, pelatihan alih wahana karya sastra ke film, hingga bedah buku karya sastra Singaraja dan diskusi. Ajang tersebut diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari kategori siswa hingga umum.

“Pekan Raya Cipta Karya merupakan upaya kami dalam memelihara bahasa dan sastra. Karena kami percaya, dengan demikian kita bisa memelihara identitas dan dapat membangun dunia di atas bahasa dan sastra. Semoga bantuan bagi komunitas tidak hanya sampai di sini dan terus berkelanjutan,” tutur Sonya.

Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Molly Prabawaty mengungkapkan, pemberian bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai pihak pemroduksi karya.

Bantuan ini, lanjut Molly, diharapkan juga dapat menjadi penggerak sekaligus penguat dalam pembangunan kesusastraan di tengah masyarakat. “Komunitas sastra juga diharapkan dapat mengembangkan kesusastraan dan meluaskan produk karyanya,” kata Molly.

Turut hadir pada acara Pekan Raya Cipta Karya Mahima, Kepala Dinas Kebudayaan, Kabupaten Buleleng, I Nyoman Wisandika. Nyoman mengungkapkan, memberikan ruang kepada para pegiat ekonomi kreatif merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kreatif di Kabupaten Buleleng. Nyoman juga menyebut, acara ini juga untuk mengasah dan memberikan kesempatan para pegiat untuk tampil sehingga lebih dikenal oleh masyarakat.

Nyoman juga mengatakan, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pegiat seni menjadi kunci memajukan Kabupaten Buleleng. “Kolaborasi saat ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan kita bersama, yaitu memajukan Buleleng dengan kolaborasi di bidang apapun. Tentunya, hal ini pasti bisa kita laksanakan secara bersama dalam menciptakan para pegiat-pegiat kreatif baru agar nantinya nama Buleleng menjadi lebih baik dan maju,” kata Nyoman.

Dina, salah satu peserta yang mengikuti pelatihan Kesastraan mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. “Saya harap, Komunitas Mahima terus tumbuh dan melahirkan banyak karya serta merangkul generasi muda untuk lebih mencintai Sastra Indonesia,” pungkas Dina. (***)

*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Republik Indonesia

Continue Reading

Trending