Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Dokumentasi : @kominfo.jatimprov.go.id)
Surabaya, goindonesia.co – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendukung sikap tegas TNI untuk menjaga netralitas selama penyelenggaraan Pemilu 2024. Menurut Khofifah, komitmen TNI tersebut akan menjaga kualitas demokrasi Indonesia.
“Sebagai patriot NKRI , TNI harus tegak lurus kepada Presiden dalam menjaga netralitas dalam proses pemilu, sehingga masyarakat merasakan adanya pengayom dan pelindung yang dapat diandalkan,” ungkap Khofifah saat peringatan HUT TNI ke-78 di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Rabu (5/10/2023).
Khofifah menyebut tema HUT TNI ke-78 tahun 2023 ini yaitu “Patriot NKRI dan Pengawal Demokrasi Untuk Indonesia Maju” sangat relevan dengan situasi Indonesia, jelang suksesi 2024. Netralitas TNI, kata Khofifah, harus ditunjukkan TNI di semua matra dan level kepemimpinan. Dengan begitu, iklim demokrasi yang kondusif dapat tercipta di seluruh Indonesia.
“Profesionalitas TNI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya harus senantiasa dikedepankan. Netralitas harus benar-benar ditunjukkan agar tidak terjadi permasalahan dalam pemilu yang dapat memengaruhi legitimasi hasil pemilu,” imbuhnya.
Khofifah menyebut, dalam konteks masyarakat modern yang berubah cepat, polarisasi politik menjelang pemilu, panasnya situasi saat pemilu dan pasca pemilu merupakan fenomena yang tidak bisa dihindarkan. Disinilah, kata Khofifah, diperlukan kekuatan TNI untuk dapat menjaga stabilitas politik, hukum. dan keamanan dari berbagai kerawanan.
Oleh karena itu, lanjut Khofifah, TNI harus senantiasa berdiri di atas kepentingan nasional untuk terus menjaga pertahanan dan kedaulatan NKRI, bukan kepentingan golongan tertentu. Politik TNI, tambah Khofifah, adalah politik kenegaraan dan politik kebangsaan.
“Dalam situasi ini, TNI harus terus semakin mengeratkan sinergitas dan kerjasama dengan berbagai elemen dan kelompok yang ada di masyarakat. Jajaran pimpinan dan prajurit TNI di daerah tidak saja perlu melakukan komunikasi sosial yang baik namun juga perlu menjalin kerjasama programatik dengan masyarakat di daerah,” imbuhnya.
“TNI perlu terus meneliti dan menjaga masyarakat dari hoax, fitnah dan adu domba yang pada akhirnya memunculkan kerawanan sosial politik. Dalam konteks sosiologis, sinergitas dan kerjasama ini akan berimbas positif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap TNI,” tambah dia.
Menurut Khofifah, sinergitas antar unsur negara dan kekuatan sosial merupakan hal yang perlu terus dilakukan. Selama berabad abad, kata dia, sistem kemasyarakatan di Indonesia yang melembaga secara tradisional menyimpan energi positif bagi kelangsungan berbangsa dan bermasyarakat.
“Akhir akhir ini, tidak semua masalah sosial dapat diselesaikan oleh negara. Apalagi jaman sekarang, nilai kebersamaan tergerus oleh sikap individualisme dan sikap ananiyah atau menang menangan untuk kelompoknya,” terang Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengingatkan agar nilai-nilai kesetiakawanan sosial harus terus dipupuk. Menurutnya, nilai inilah yang menjadi obat mujarab dalam mengatasi ketidakberdayaan sosial. Dalam konteks pertahanan dan keamanan, permasalahan sosial yang tak tertangani secara nasional akan menggumpal menjadi antipati kepada negara dan membuat lemah ketahanan nasional.
“Selamat HUT TNI, semoga dengan bertambahnya usia, TNI tetap dapat diandalkan sebagai garda terdepan untuk mengawal bangsa dan demokrasi Indonesia menuju Indonesia maju,” pungkasnya. (***)
*@kominfo.jatimprov.go.id