Connect with us

Ruang Publik

Kekebalan Panji Gumilang & Kedok Intelijen

Published

on

Panji Gumilang (Instagram @kepanitiaanalzaytun)

Jakarta, goindonesia.co- Tidak banyak yang mengenal nama Abdussalam Rasyidi. Namun, banyak orang pasti tahu Panji Gumilang, atau paling tidak pernah mendengar namanya.

Panji Gumilang adalah nom de guerre atau pseudonim yang dipakai Abdussalam dalam aktivitas sehari-hari. Nama itu lebih ‘matching’ dengan gayanya yang penuh warna, penampilan khas peci hitam tinggi ala Bung Karno, dan dilengkapi kacamata hitam.

Panji Gumilang -lahir pada 1946- menjadi sosok penuh kontroversi dalam waktu belakangan ini karena aktivitasnya sebagai pemimpin Ma’hadAl-Zaytun yang kontroversial.

Salah satu yang viral adalah aktivitas salat Idulfitri yang tidak lazim karena posisi saf yang berbaris renggang ala militer. Ada seorang wanita di saf terdepan di belakang imam.

Panji Gumilang mengajarkan salam Yahudi dan sering mengutip Kitab Taurat. Ia berencana membuat pesantren Kristen dan menyebut agama-agama Ibrahimi sebagai agama yang sama.

Kontoversi lainnya ialah membolehkan penebusan dosa besar -termasuk zina- dengan pembayaran denda dalam bentuk uang. Itu adalah serangkaian kontroversi yang belakangan ini viral.

Mereka yang kurang well-informed akan menyangka Panji Gumilang dengan segala kontroversinya adalah barang baru. Faktanya,  Panji Gumilang adalah stok lama dan semua kontroversi yang menyertainya juga barang lawas.

Era media sosial belakangan ini membuatnya viral di mana-mana. Salah satu video terpotong menggambarkan Panji Gumilang mengatakan bahwa dirinya komunis.

Salah satu yang viral adalah aktivitas salat Idulfitri yang tidak lazim karena posisi saf yang berbaris renggang ala militer. Ada seorang wanita di saf terdepan di belakang imam.

Panji Gumilang mengajarkan salam Yahudi dan sering mengutip Kitab Taurat. Ia berencana membuat pesantren Kristen dan menyebut agama-agama Ibrahimi sebagai agama yang sama.

Kontoversi lainnya ialah membolehkan penebusan dosa besar -termasuk zina- dengan pembayaran denda dalam bentuk uang. Itu adalah serangkaian kontroversi yang belakangan ini viral.

Mereka yang kurang well-informed akan menyangka Panji Gumilang dengan segala kontroversinya adalah barang baru. Faktanya,  Panji Gumilang adalah stok lama dan semua kontroversi yang menyertainya juga barang lawas.

Era media sosial belakangan ini membuatnya viral di mana-mana. Salah satu video terpotong menggambarkan Panji Gumilang mengatakan bahwa dirinya komunis.

Tidak jelas konteks pembicaraan itu karena videonya tidak utuh. Dari potongan itu bisa diketahui bahwa dia bercerita mengenai kemajuan Tiongkok di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, lalu menjelaskan negeri komunis itu untuk menjadi superpower baru menggantikan Amerika Serikat.

Dalam video itu disebutkan kebijakan Deng yang pragmatis dengan mengutip pernyataan yang terkenal ‘doesn’t matter whether the cat is black or white as long as it cathes mouse’ (tidak peduli kucing putih atau hitam yang penting bisa menangkap tikus).

Dari pragmatisme politik itulah Panji Gumilang kemudian menyebut dirinya sebagai komunis. Artinya, dia lebih memilih jalan pragmatis seperti Deng untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Panji Gumilang mungkin memuji Soeharto yang memakai pendekatan pragmatis dan bisa membawa kemajuan ekonomi Indonesia sebelum jatuh oleh krisis moneter 1998.

Sebenarnya tidak ada yang baru dari kontroversi Panji Gumilang. Ia mengajarkan kesamaan agama-agama Ibrahimi atau bahkan semua agama.

Ajaran itu selama ini dikenal sebagai teosofi yang sudah ada di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Dalam teori filsafat, paham kesamaan agama itu disebut sebagai filsafat perennial. Inti ajarannya ialah banyak jalan menuju satu Tuhan.

Ajaran ala Panji Gumilang sama saja dengan gerakan Islam liberal yang diperkenalkan oleh Ulil Abshar Abdalla pada 2001. Melalui melalui Jaringan Islam Liberal (JIL) yang berpusat di Utan Kayu, Jakarta, gerakan itu disokong penuh oleh Goenawan Mohamad.

JIL menjadi kontroversi besar sampai Ulil Abshar menjadi sasaran fatwa hukuman mati dan dihalalkan darahnya. Gerakan JIL yang ramai selama 10 tahun dan sekarang redup karena Ulil Abshar sudah insaf dan sekarang menekuni tasawuf dengan spesialisasi kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.

Beberapa pengikutnya sudah mendapat jabatan sebagai komisari BUMN, bahkan ada juga yang menjadi dubes. Selebihnya ada yang menjadi caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), seperti Ade Armando.

Isu-isu liberalisme Islam masih sering disuarakan berulang-ulang oleh Denny Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadi, Habib Kribo, dan kelompoknya. Mereka tidak punya basis ilmu seperti yang dimiliki Ulil Absha sehingga argumen-argumennya dangkal, membosankan, dan tidak punya referensi.

Kontroversi jemaah wanita di saf depan yang terjadi di Pesantren Al-Zaytun adalah salah satu contoh dagangan lama kelompok Islam liberal. Isu ini sudah lama terjadi di Amerika Serikat dengan munculnya Amina Wadud, wanita muslim, yang menjadi imam dalam salat Jumat di masjid di New York dan Inggris pada 2005 dan 2008.

Tindakannya menimbulkan kontroversi dan protes dari kalangan muslim seluruh dunia. Akan tetapi, media Barat melindunginya atas nama kebebasan beragama, bahkan menjulukinya ’Lady Imam’ atau imam perempuan.

Pernyataan Panji Gumilang bahwa Al-Qur’an adalah ucapan Nabi Muhammad, bukan firman Allah, adalah dagangan lama yang sudah basi yang sering diungkapkan orang-orang liberal. Pandangan ini sudah lama muncul dalam khazanah pemikiran Islam sejak munculnya pemikiran muktazilah dan murji’ah pada abad kedua Hijriah.

Dua kelompok itu meyakini kebebasan akal manusia melebihi wahyu. Akal mendapat posisi yang lebih utama dibanding dengan wahyu.

Kelompok ini berpendapat bahwa Al-Qur’an bukan wahyu, melainkan suara moral Muhammad. Al-Qur’an bukan firman Allah, melainkan makhluk Allah, sama dengan makhluk ciptaan lainnya.

Ulil Abshar Abdalla dianggap sesat dan muncul fatwa darahnya halal dari seorang ulama. Namun, sampai sejauh ini tidak ada fatwa hukuman darah halal, atau hukuman mati, terhadap Panji Gumilang.

Sampai sejauh ini banyak yang memolisikan Panji Gumulang dengan tuduhan pelecehan agama. Namun, Panji Gumilang masih tetap aman.

Ada pula Pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyebarkan ajaran yang sama dengan Panji Gumilang. Tersangka kasus penistaan agama itu pernah belajar dan mengajar di Al-Zaytun.

Saifuddin sekarang melarikan diri ke Amerika dan menjadi buron polisi. Masih banyak lagi yang dilaporkan karena pelecehan agama, tetapi Panji Gumilang tenang-tenang saja.

Ribuan orang melakukan unjuk rasa mengepung pesantren Al-Zaytun. Alih-alih mundur, Panji Gumilang malah mengusir pengunjuk rasa dan membentak-bentak polisi yang bertugas.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan ajaran Al-Zaytun menyimpang. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan kongkret terhadap Al-Zaytun maupun Panji Gumilang.

Analis intelijen Al-Chaidar menduga Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun adalah produk intelijen. Proyek ini sengaja didirikan di Indramayu sebagai ‘false flag’ atau bendera palsu untuk mengecoh kelompok Islamisme yang menghendaki berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Gerakan NII dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) berakar kuat di Indramayu dan beberapa wilayah di Jawa Barat. Wilayah itu merupakan stronghold atau wilayah kekuasaan S.M, Kartosoewirjo yang memberontak terhadap pemerintah Jakarta pada 1960-an.

Kartosoewirjo ditangkap dan dihukum mati. Akan tetapi, gagasannya tentang NII tetap hidup sampai sekarang.

Al-Zaytun disebut sebagai bendera palsu untuk mengecoh masyarakat yang mengira Panji Gumilang adalah penerus atau representasi Kartosoewirjo. Kabar yang beredar menyebutkan pesantren itu bisa menghimpun infak masyarakat miliaran rupiah dalam sehari.

Jika jumlah itu benar, berarti aspirasi terhadap NII di Jawa Barat masih sangat masif. Oleh karena itu, harus ada operasi intelijen untuk membelokkan dana itu supaya tidak menjadi bahaya laten.

Kontroversi Panji Gumilang tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Sangat mungkin, menjelang pemilihan presiden 2024 Panji Gumilang akan muncul dengan berbagai sikap dan pernyataan yang makin kontroversial. Kita tunggu. (***)

*@www.jpnn.com

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Ruang Publik

Tak Setiap Syiar Perlu Diteriakkan, Penting Ada Aturan Pengeras Suara

Published

on

Ahmad Zainul Hamdi, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Foto : @www.kemenag.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Saat ini sedang ramai kembali perdebatan tentang Surat Edara Menteri Agama Republik Indonesia Nomor SE. 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Keriuhan ini salah satunya dipicu oleh statemen salah seorang tokoh yang mengkritik SE tersebut dengan membandingkan antara penggunaan pengeras suara di masjid-masjid selama Ramadhan dengan kebisingan pertunjukan dangdut.

Mari kita bahas masalah ini dengan santai, dengan membayangkan berbagai pertanyaan yang muncul dalam masalah ini. Pertanyaan pertama, saat kita sedang istirahat atau tidur dan membutuhkan ketenangan, kemudian ada suara yang sangat keras memasuki gendang telinga kita, apakah kita akan terganggu? Dalam situasi normal, kita pasti akan menjawab ‘ya’.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah perasaan terganggu itu disebabkan oleh volume suara atau dari isi suara? Di pertanyaan kedua ini orang bisa berdebat. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita memiliki kesan yang berbeda antara bunyi kereta api dengan bunyi alunan musik yang masuk ke dalam gendang telinga kita sekalipun keduanya memiliki volume yang sama. Jadi, gangguan tidak semata-mata ditentukan oleh volume, tapi juga isi suara.

Sekalipun demikian, ada kondisi-kondisi tertentu di mana kita tidak ingin mendengar suara apa pun sekalipun itu adalah lagu favorit yang biasa kita dengar. Misalkan, pada saat tidur, kita membutuhkan keheningan.

Dalam masalah ini, pertanyaan adalah seberapa umum situasi keheningan itu dibutuhkan oleh orang yang tidur? Jawabannya adalah tidak ada kondisi yang sepenuhnya seragam bagi semua orang. Jika kebanyakan orang membutuhkan situasi hening saat tidur, ada orang-orang tertentu yang justru ingin tidur sambil ditemani musik. Ya, memang ada orang-orang yang hanya bisa istirahat atau tidur sambil ditemani oleh alunan musik.

Masalahnya adalah jika orang itu tidur bersama dengan orang lain yang tidak bisa tidur jika ada suara yang menggangu, termasuk suara alunan musik, apakah si orang itu diperbolehkan memutar musik pengantar tidurnya? Jawabannya boleh, tapi harus hanya dia sendiri yang mendengar; tidak boleh mengganggu teman sekamarnya yang ingin tidur dalam keheningan. Bagaimana caranya? Terserah! Pakai headset, misalnya.

Terlepas dari seluruh keragaman kondisi dalam situasi apa orang merasa terganggu dengan kebisingan, baik karena volumenya maupun karena isinya, telinga manusia memiliki kapasitas objektifnya dalam mendengar kekerasan suara. Telinga manusia sanggup mendengar suara dari 0 hingga 140 dB. Sebagai pertimbangan, konser musik biasanya mencapai 105 dB. Sirine ambulans mencapai 120 dB. Sedang suara ledakan kembang api mencapai 130 dB.

Telinga manusia secara normal akan terganggu jika mendengar volume suara di atas 85 dB. Ada kondisi objektif di mana manusia secara umum mengalami gangguan kebisingan. Sesuka apa pun seseorang terhadap musik, termasuk bagi mereka yang menginginkan tidur ditemani alunan musik, dia tidak akan memutar musik di kamar tidurnya di jam tidurnya sehingar bingar konser. Hampir tidak ada orang yang akan menikmati raungan sirine ambulans sepanjang malam. Begitu juga orang tidak ingin menikmati ledakan kembang api saat ia ngantuk sekalipun itu di malam tahun baru.

Para ahli lingkungan telah lama memberi perhatian terhadap dampak dari kebisingan ini melalui konsep polusi kebisingan (noise pollution). Noise pollution didefinisikan sebagai setiap suara yang tidak diinginkan atau mengganggu yang menyebabkan pada kesehatan dan kebaikan manusia serta organisma lain. Volume suara di atas 85 dB dinyatakan para ilmuan dapat membahayakan manusia.

Polusi kebisingan ini tanpa disadari berdampak pada kesehatan jutaan orang. Dampak yang paling umum dari polusi kebisingan adalah hilangnya pendengaran. Polusi kebisingan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan tidur, hingga stres. Anak-anak adalah kelompok umur yang paling berisiko terkenan dampak negatif dari polusi kebisingan ini.

Kebisingan adalah kebisingan, dari mana pun sumbernya. Karena itulah maka penggunaan pengeras suara, sekalipun itu untuk acara keagamaan di rumah ibadah, perlu diatur agar ekspresi keagamaan tidak menimbulkan ekses negatif hanya karena penggunaan pengeras suara yang berlebihan.

Jika ada yang bertanya, “Bagaimana kita akan melakukan syiar Islam jika penggunaan pengeras suara luar dilarang?” Sebelum menjawab pertanyaan ini perlu kembali dinyatakan bahwa Surat Edaran Menteri Agama di atas sama sekali tidak melarang penggunaan pengeras suara dalam aktivitas syiar Islam di masjid dan musala, tapi mengaturnya agar penggunaan itu tidak berlebihan. Bahkan di bagian ‘Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara’ secara eksplisit dinyatakan bahwa “Pengumandangan azan menggunakan pengeras suara luar”.

Terkait dengan syiar, pertanyaannya adalah apakah tujuan syiar Islam? Jika tujuannya adalah untuk menyebarkan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas agar mereka “tertarik” kepada Islam, maka bagaimana mungkin Islam akan menarik orang lain jika syiarnya justru dilakukan dengan cara-cara yang mengganggu ketenangan mereka.

Dalam masalah ini, adalah penting untuk belajar kepada Sayyidina Ali RA. Dalam sebuah kesempatan, beliau menyatakan, رُبَّ سُكُوت أبْلَغُ مِنْ كَلام (Terkadang, diam itu lebih kuat menyampaikan pesan dari omongan).

Cara kita dalam mensyiarkan Islam seringkali tidak membuat orang lain mengenal keindahan dan kebaikan Islam, tapi justru sebaliknya. Jika perintah puasa di bulan Ramadhan salah satunya agar kita memiliki empati pada orang lain, tapi cara-cara kita yang berlebihan dalam menggunakan pengeras suara, sekalipun dengan dalih ibadah dan syiar, bisa-bisa membuat orang lain justru memiliki kesan sebaliknya atas ibadah puasa dan bulan Ramadhan. (***)

*Ahmad Zainul Hamdi (Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kemenag)

Continue Reading

Ruang Publik

PRATIWI NOVIYANTHI: Youtuber Sukses yang Siap Berjuang Membela Orang Tidak Mampu Mendapatkan Keadilan

Published

on

Youtuber sukses Pratiwi Noviyanthi masih terus ingin berjuang memanusiakan manusia (Foto : Gungde Ariwangsa, @www.suarakarya.id)

Jakarta, goindonesia.co : Profesi pramugari yang menjadi idaman banyak wanita ditinggalkan Pratiwi Noviyanthi. Padahal posisinya sudal settle dengan jam terbang yang panjang mengarungi angkasa keliling Indonesia dan menembus mancanegara. Tetapi panggilan hati yang ditanamkan orangtuanya untuk selalu berbagi dan berbuat baik pada orang lain membuat Pratiwi banting stir menjadi youtuber kemanusiaan yang peduli pada masalah sosial dan keadilan hukum.

Dari angkasa yang penuh keindahan dan keteraturan Pratiwi membumi memasuki kehidupan penuh tantangan, hadangan dan bahkan tidak jarang kekerasan. Namun Pratiwi tidak menyesal meninggalkan dunia yang sudah digelutinya selama delapan tahun dan memberikan penghasilan di atas rata-rata. Keinginan untuk mendapatkan hal yang baru dan juga membantu orang lain lebih kuat untuk mengambil keputusan resign sebagai pramugari.

“Oh tidak ada masalah dengan pekerjaan saya. Waktu itu lagi Covid-19 penerbangan jarang. Saya ambil cuti selama tiga bulan dan coba main youtube. Setelah itu saya mundur karena sudah pilih untuk menjadi youtuber. Saya mundur 20 Desember 2020,” kata Novi panggilan akrab Pratiwi saat ditemui di sebuah rumah yang asri di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2023).

Manajer di perusahaannya sempat kaget ketika Novi menyatakan resign. Dia ditanya apakah yakin dan tidak sayang mundur dari pekerjaan yang sudah dijalani cukup panjang. “Saya jawab yakin,” tutur gadis yang masih single meskipun sudah ada pacarnya itu.

Ketika mundur,  Novi menekuni youtube mulai dari liputan pada sebuah yayasan ODGJ di Tasikmalaya Jawa Barat. Konten pertamanya ini  sudah langsung mendapat perhatian masyarakat. Saat itu dia bertemu presenter yang juga selegram top Irfan Hakim. “Aa (Irfan) membantu saya. Terutama dalam memviralkan youtube saya,” ujar Novi.

Pengalaman itu membuat Novi makin serius menangani youtube. Dia pun mulai membentuk tim dengan melengkapi peralatannya. Kalau dulu dimulai dengan hanya dua orang maka kini Novi sudah mempunyai 21 karyawan.

Melalui yayasan yang didirikannya, gadis kelahiran Jakarta, 15 November 1994 itu, aktif bergerak menolong mulai dari Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ), anak-anak korban kekerasan seksual maupun masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).  Bukan hanya di Ibukota, daerah kelahirannya, Pratiwi juga tidak jarang  berkeliling daerah pelosok untuk mengangkat masalah kemanusiaan dan ketidakadilan yang menerpa rakyat kecil dan kurang mampu. Dari petualangannya itu dia kemudian membagikan apa yang dilihat, didengar dan dibantunya itu  melalui kanal Youtube-nya dan media sosial lainnya seperti instagram dan fans page.

Selama hampir tiga tahun mengarungi dunia youtube, Novi bersama timnya cukup produktif. Sudah 2000 konten diluncurkan. Hampir semuanya viral sehingga untuk channel youtube @PratiwiNoviyanthi yang  ditujukan untuk bagaimana kita memanusiakan manusia sudah mendapatkan 4,43 juta subscriber .

Selain aktivias membuat konten, Novi juga memberikan perhatian khusus dengan merawat beberapa ODGJ dan anak terlantar. Ada 6 ODGJ dan 15 anak terlantar kini diasuh di rumah singgahnya di kawasan Jakarta Barat.

Kuliah Hukum

Novi ringan tangan membantu, menolong, merawat dan membela orang lain terutama masyarakat kecil tidak mampu karena sejak kecil sudah dididik orantuanya untuk berbagi dan membantu orang lain. Orangtuanya sering memberi contoh ada pedagang kecil yang perlu dibantu.

“Setelah tamat sekolah dan bekerja menjadi pramugari maka saya sudah biasa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu yang membutuhkan. Itu kewajiban. Membantu orang itu bukan karena sesuatu namun karena kewajiban,” kata Novi.

Meskipun sudah menjadi youtuber penghasil konten viral, Novi tidak suka pamer. Penampilannya sederhana cendrung praktis namun tetap tampak serasi dengan wajahnya yang jauh dari polesan kosmetik.  

“Saya memang tidak suka pamer. Saya lebih suka memakai sesuatu sesuai dengan manfaatnya. Kalau bermanfaat saya beli kalau tidak ya lebih baik disimpan atau dibagikan kepada orang yang membutuhkan,” ucap anak bungsu dari dua bersaudara itu.

Kini setelah jauh membumi, setelah jauh melangkah dan berbuat ternyata Novi belum mau berhenti. Dia masih ingin terus berbuat dan melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Bahkan dia memiliki obsesi menjadi pengacara yang berjuang bagi orang-orang tidak untuk mendapatkan keadilan.

“Saya ingin jadi pengacara. Membela orang yang membutuihkan tanpa dipungut biaya. Saya ingin fight untuk orang2 kecil di luar sana karena banyak banget keadilan-keadilan tidak ditegakkan,” tegas Novi dengan wajah serius.

Obsesi yang lahir dari pengalaman, petualangan Novi bersentuhan dengan orang-orang dari berbagai kalangan dari Ibukota hingga daerah-daearah pelosok.  Dalam berbagai aktivitasnya itu Novis menemukan kenyataan banyak banget orang di bawah garis kemiskinan yang mendapat masalah hukum takut untuk melapor karena unsurnya mereka sudah memikikan uang.

“Saya ingin merubah itu semua dan saya ingin berjuang untuk orang-orang tidak mampu untuk mendapatkan keadilan,” ucap Novi.

Keinginan dan obesinya itulah yang membuat Novi kini kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta.  Langkah lanjutan Novi untuk memanusiakan manusia terutama orang-orang kecil tak mampu dalam mencari dan menemukan keadilan. Suatu yang masih langka di negeri ini …… ***

Data Pribadi

Nama                         : Pratiwi Noviyanthi

Nama panggilan          : Novi

Tempat lahir                : Jakarta

Tanggal lahir               : 15 November 1994

Agama                      : Islam

Profesi                        : Youtuber, relawan ODGJ

Akun instagram          : @pratiwinoviyanthi_real

Akun youtube             : Pratiwi Noviyanthi. (***)

*@www.suarakarya.id

Continue Reading

Ruang Publik

Fatkhul Ilma, Petani Inovatif Dari Bojonegoro

Published

on

Smart farming yang dikembangkan oleh Fatkul Ilma, petani sekaligus pendiri Gubuk Edukasi Djoyo Tani (Foto : Kominfo Bojonegoro)

Bojonegoro, goindonesia.co – Fatkul Ilma, petani sekaligus pendiri Gubuk Edukasi Djoyo Tani dikenal sebagai sosok inovatif yang mengaplikasikan smart farming dan membuat greenhouse untuk menanam melon.

Berlokasi di Dusun Pesantren, Desa Bendo, Kecamatan Kapas, greenhouse milik Ilma, menjadi satu-satunya greenhouse di sana. Berkat keuletannya, Ilma kini mampu mengajak warga sekitar untuk bergotong-royong membangun greenhouse. 

“Proses tanam lebih mudah karena sudah tidak memakai tanah, melainkan serabut kelapa. Sementara teknologi yang digunakan melalui teknologi smart farming. Artinya, semua sistem otomatis sehingga bisa dikendalikan jarak jauh. Cara kerja smart farming melalui sistem irigasi tetes dan spray embun. Petani milenial itu keren, harus punya terobosan baru, sehingga para petani muda milenial tidak kalah bersaing,” jelasnya, hari ini Selasa (10/10/2023).

“Untuk jenis melonnya ada dua. Pertama, sweetnet dari Thailand dan jenis glamour sakata dari Jepang. Pada 17 hingga 25 Juli 2023 lalu, saya melakukan open house perdana bertajuk “Petik Melon Premium Langsung dari Kebun. Saya berharap para petani khususnya petani muda, tidak malu untuk menjadi petani. Karena petani sekarang itu tidak harus kotor dan harus di sawah. Petani bisa berdasi dan berseragam seperti pejabat kantoran,” tambahnya.

Ilma juga menyampaikan agar pemerintah terus mendukung petani muda khususnya, baik itu dukungan secara pendampingan di lapangan maupun dukungan secara finansial. Ilma mengaku, petani milenial Bojonegoro itu banyak dan keren-keren. Pemerintah tinggal memoles dan mengkonsep ke depannya dan di arahkan kemana, karena tanpa adanya petani, ketahanan pangan akan terancam,” pungkasnya. (***)

*@kominfo.jatimprov.go.id

Continue Reading

Trending