Connect with us

Ruang Publik

Ratusan Pegawai Kontrak Universitas Brawijaya Malang Dilindungi BPJamsostek

Published

on

Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Jatim, Deny Yusyulian (kanan) dan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Universitas Brawijaya, Prof Drs Gugus Irianto (kiri) usai MOu

Malang, goindonesia.co : BPJS Ketenagakerjaan atau biasa dipanggil BPJamsostek  melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang, terkait penyelenggaraan jaminan sosial bagi tenaga kontrak civitas akademika perguruan tinggi tersebut. Dalam kerja sama ini, BPJamsostek memberikan setidaknya tiga jaminan perlindungan sosial seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT).

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek  Jatim, Deny Yusyulian dan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Universitas Brawijaya, Prof Drs Gugus Irianto di Gedung Rektorat pada Jum’at (11/2/2022) lalu. “Selama ini BPJamsostek telah banyak menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur,” ujarnya.

Kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi itu, terkait optimalisasi peran civitas akademika sebagai bagian dari sosialisasi edukasi jaminan sosial pada masyarakat. Menurutnya, banyak manfaat kerja sama yang bakal dijalin BPJamsostek dengan Universitas Brawijaya kali ini.

Dia kemudian menyebut, selain kepesertaan pegawai kontrak dan honorer, BPJamsostek juga mendorong kepesertaan untuk mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata), sehingga seluruh civitas kampus terlindungi oleh program jaminan sosial. “Salah satu poin kerja sama adalah peningkatan SDM. Di mana variabel dalam meningkatkan kualitas SDM yakni dengan meningkatkan kesejahteraan SDM itu sendiri,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Deny menawarkan program perlindungan jaminan sosial bagi mahasiswa UB yang akan melaksanakan magang ataupun KKN di berbagai instansi. Dengan program ini, maka segala bentuk resiko sosial selama magang atau KKN akan dilindungi oleh BPJamsostek.

Pihaknya berharap, perguruan tinggi negeri di Malang itu tetap fokus pada wilayah bisnisnya, dan yang terkait proteksi keselamatan kerja, diserahkan kepada BPJamsostek. Perlindungan sosial ini, kata dia, merupakan bagian dari bentuk kehadiran negara untuk melindungi sivitas akademika sekaligus ekosistem di berbagai perguruan tinggi, khususnya Universitas Brawijaya.

Sementara, Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Gugus Irianto, optimis kolaborasi yang terkait dua hal ini sangat menguntungkan lembaganya. Dia kemudian menyebut pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, baik pendidkan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan peningkatan kualitas SDM sekaligus perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan terhadap pegawai maupun sivitas akademika.

Penandatanganan nota kesepahaman antara UB dengan BPJS Ketenagakerjaan kali ini terkait pendidkan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kualitas SDM, dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. “Kami akan secepatnya menindaklanjuti dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama). Utamanya dalam rangka tri dharma perguruan tinggi dan kepesertaan pegawai UB yang segera kita realisasikaan bulan Februari ini,” ujarnya.

Menurut Gugus, UB memiliki kurang lebih 4.000 pegawai yang terdiri dari tenaga kependidikan (tendik), tenaga kontrak, maupun PNS. Proteksi keselamatan kerja ini nantinya akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan menyasar pegawai non PNS terlebih dahulu.

Untuk tahap awal, pihaknya menargetkan bisa mengcover 300 pegawai untuk didaftarkan sebagai anggota kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. “Sebanyak 300-an pegawai itu kami prioritaskan lebih dulu dari staf yang paling depan, garda terdepan kampus. Yaitu para satuan pengamanan, penjaga gedung, staff kebersihan, dan sebagainya,” ujarnya. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Ruang Publik

Ahmad Doli Kurnia, Album Kedua

Published

on

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung (DOKUMENTASI : PRIBADI)

Jakarta, goindonesia.co – Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung sedang bergembira karena berhasil meluncurkan album keduanya yang berjudul Nyanyian Anak Negeri-Pusaka Nusantara pada akhir Agustus lalu. Album itu berisi sembilan lagu bertema kebangsaan dan bertujuan untuk membuat generasi muda semakin mencintai lagu-lagu nasional yang diaransemen ulang.

”Dengan diaransemen, saya berharap anak-anak muda mau lagi mendengarkan dan ikut menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Saya pernah merasa sedih saat melihat anak-anak muda mulai tidak hafal dengan lagu-lagu kebangsaan kita,” kata Ahmad Doli saat bertemu di Tangerang Selatan, Senin (4/9/2023).

Lagu-lagu yang diaransemen, antara lain, ialah ”Hari Merdeka”, ”Bagimu Negeri”, ”Garuda Pancasila”, dan ”Di Timur Matahari”. Ahmad Doli juga menciptakan empat lagu pada album itu, yang berjudul ”Nusantara”, ”Indonesia Bangkit”, ”Khidmat”, dan ”Jayalah Selamanya”.

Dalam mengaransemen lagu kebangsaan dan memproduksi lagu baru, Ahmad Doli dibantu sejumlah musisi nasional, seperti Kaka Slank, Shanna Shannon, Conrad Good Vibration, dan Pay BIP.

Sebelumnya, Ahmad Doli sudah meluncurkan album pertama pada 2019 dengan judul Nyanyian Rumah Indonesia. Album pertama juga bertema kebangsaan dengan lagu-lagu nasional yang diaransemen ulang dengan sentuhan genre rock, reggae, hingga ska. Kala itu, dia juga dibantu sejumlah musisi yang tergabung dalam Sinergy for Indonesia.

”Saya berharap lagu-lagu kebangsaan ini digemari generasi muda sehingga nasionalisme mereka tumbuh semakin kuat,” kata Ahmad Doli, yang pernah menjadi penabuh drum saat SMA. (***)

*@www.kompas.id

Continue Reading

Ruang Publik

Yatim Sejak Kecil dan Hampir Putus Sekolah, Jennie Kini Cicipi Kuliah di Amerika

Published

on

Mahasiswa UIN Sunan Ampel, Jennie Nabilah, peraih beasiswa MOSMA Kemenag ( Dokumentasi : @www.kemenag.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Jennie Nabilah baru duduk di kelas 5 SD saat ayah tercinta meninggal dunia. Peristiwa ini mengguncang kehidupan keluarganya. Tulang punggung ekonomi keluarga mereka telah tiada.

Jennie, demikian dia biasa dipanggil, memang bisa menyelesaikan belajarnya di sekolah dasar. Tapi berat baginya untuk lanjut ke sekolah menengah pertama (SMP). Kondisi ekonomi keluarga tidak sedang baik, sehingga dia pun terancam berhenti sekolah.

Namun, Tuhan Maha Kuasa. Dia punya caranya tersendiri untuk memberi jalan bagi hamba-Nya. Jalan itu juga yang kini mengantarkan Jennie mencicipi kuliah di Amerika.

Minggu (20/8/2023), dengan mata berkaca, Jennie Nabilah menyempatkan diri berbagi cerita kisah perjuangannya hingga lolos seleksi MOSMA Kemenag dan berhak kuliah 1 semester di Buffalo State University, Amerika Serikat.

“Lulus SD tahun 2016, saya hampir saja tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP karena alasan biaya. Saat itu saya hampir putus sekolah,” demikian Jennie mengawali kisah perjalanan pendidikannya.

Padahal, lanjutnya, sekolah adalah kesenangannya. Tumbuh dalam keluarga sederhana, Jennie kecil sudah dikenal gigih dalam belajar. Bahkan, dia selalu meminta pergi ke sekolah, meski belum cukup secara umur.

“Saya sering merasa terpacu dan selalu ingin menemukan dan belajar hal baru. Tapi seperti jalan raya pada umumnya, pasti ada beberapa lubang yang harus dilewati,” sebutnya.

Lubang jalan yang dimaksud Jennie itu mulai dia rasakan semenjak ayahnya meninggal. Kondisi ekonomi keluarga sedang sulit sehingga tidak ada biaya untuk sekolah. Di tengah kesulitan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang SMP, Tuhan memberi pertolongan. Tiba-tiba, tetangga rumah yang berprofesi sebagai guru les datang ke rumah.

“Dia memberitahukan bahwa akan ada orang yang membantu biaya sekolahku hingga kuliah. Apa ini? Sesuatu yang sebelumnya terasa tidak mungkin digapai, tapi seolah ”Surprise!”, aku percaya bahwa setiap niat baik akan ada jalannya,” kenang Jennie dengan mata berkaca.

Benar adanya, penolong itu datang sehingga Jennie bisa melanjutkan pendidikan. Bantuan itu dipahami Jennie sebagai tanggung jawab yang harus dijalani dengan baik dan sungguh-sungguh.

Setiap tahapan pendidikan lalu dijalaninya dengan serius. Jennie berupaya menumbuhkan jiwa kompetitif, meski di tengah fasilitas yang serba terbatas. Misalnya saat akan ikut olimpiade, jangankan ikut les, bahkan untuk buku soal latihan saja harus pinjam dan fotokopi.

“Dulu masih merasa pesimis ketika melihat teman sejawat yang bisa pergi ke les privat olimpiade. Namun, aku percaya yang terpenting jangan membatasi kegigihan diri sendiri, jangan membatasi kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri, karena sebenarnya konsep itu yang mahal untuk berjalan,” tuturnya.

’Long life learning’, demikian Jennie menggambarkan semangatnya di SMP dan SMA. Dia ingin terus berusaha menemukan banyak pengalaman di setiap babaknya, hingga semua lancar dan gemilang.

Namun, ceritanya kembali berbeda. Bak memutar kaset, Jennie kembali dihadapkan pada persoalan biaya saat akan melanjutkan pendidikannya. “Orang yang selama ini membantu pendidikan saya dari SMP hingga SMA, dia hanya sanggup untuk membiayai kuliah saya jika bukan melalui jalur mandiri,” kenangnya.

Matanya sembab. Dia tentu sangat berterima kasih atas bantuan yang dia terima sehingga bisa sekolah sampai lulus SMA. Tapi Jennie ingin kuliah. Dia berusaha mendaftar pada jalur prestasi dan lainnya, tentu bukan mandiri, sehingga memungkinkannya mendapat beasiswa. Namun, upayanya belum membuahkan hasil.

Bingung mendera. Liburan sekolah setelah lulus SMA praktis kurang bisa dinikmatinya, penuh keabuan. Apalagi, saat diskusi dengan keluarga dan teman-teman, tidak sedikit dari mereka yang bilang ”Sudah gak usah kuliah saja.”

“Sempat down. Tapi sejak kecil saya selalu ingin terus berjalan jauh di jenjang pendidikan. Sempat terbersit, apakah memang harus sampai di sini saja?,” sebutnya.

Dalam kondisi demikian, Jennie terus berupaya memupuk asa. Dia yakin akan ada jalan agar bisa terus kuliah. Karenanya, jika ada yang bertanya apakah ingin sekolah lebih tinggi lagi, Jennie selalu mengiyakannya.

Alhamdulillah, Tuhan menjawab doanya, bahkan melalui jalan di luar dugaannya. Tetiba, ada orang yang datang ke rumah dan menawarkan bantuan untuk membiayai kuliahnya. “Sekali lagi, memang manusia ini terbatas, tapi Tuhan tidak,” tegasnya.

Kini, ada dua orang yang membantu biaya pendidikan Jennie. Dia pun daftar dan diterima di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Jalan kuliah terasa semakin lempang setelah Jennie di UIN Sunan Ampel juga mendapat beasiswa.

Hari demi hari, proses belajar di kampus dijalaninya hingga masuk semester lima. Sampai pada 15 Juni 2023, Jennie mendengar program MOSMA Kementerian Agama. Ada peluang beasiswa kuliah di luar negeri bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Peluang ini tidak Jennie sia-siakan. Kuliah di Amerika yang tak pernah dibayangkan, kini terbuka jalannya.

“Hadirnya program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) terasa tepat waktu. Langsung saja jemput kesempatan, menyiapkan berkas, sertifikasi bahasa, wawancara, dan dinyatakan lolos dengan negara tujuan Amerika. Rencana Tuhan se-out of the box itu ya?” sebutnya dengan binar mata yang tak bisa disembunyikannya.

“Insya Allah saya terbang ke Amerika pada 26 Agustus 2023,” sebutnya.

Jika diputar ulang, kata Jennie, dia tidak pernah menyangka bahwa remaja yang dulu terancam putus sekolah dan sempat disarankan tidak usah kuliah, sekarang akan mencicipi belajar di Amerika? Dia pun mengaku tidak pernah menduga. Sebagai manusia, Jennie hanya berusaha maksimal. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk memerdekakan hidup.

“Untuk seluruh pelajar, remaja, dan semuanya yang sedang berjuang untuk apapun itu yang kalian impikan, percayalah bahwa kalian memiliki kesempatan dan hak untuk berusaha mewujudkannya. Sejujurnya yang lebih mahal adalah keyakinan kepada diri untuk terus berjalan dan mewujudkannya. Percaya bahwa setiap niat baik ada jalannya, karena Tuhan tahu jalan yang tepat untuk kita,” pesannya.

“Terima kasih Gus Men Yaqut Cholil Qoumas. Terima kasih MOSMA Kementerian Agama. Program ini terbukti memperluas akses bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa menimba ilmu di seluruh penjuru dunia,” tandasnya. (***)

*A. Furqon Kusuma Yudha, @www.kemenag.go.id

Continue Reading

Ruang Publik

Melukis Senyuman di Sumbawa Barat: Bangun Rasa Percaya Diri Penyandang Disabilitas Lewat Sepak Bola

Published

on

Ambarwati tergabung dalam sebuah klub yang berkompetisi di Liga Kabupaten Sumbawa Barat kategori kelompok penyandang disabilitas. Liga yang mewadahi kompetisi generasi muda KSB ini diiniasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) (Foto : @www.esdm.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Ambarwati namanya, biasa dipanggil Ambar. Gadis berusia 18 tahun yang saat ini menuntut ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sumbawa Barat. Dengan penuh semangat Ambar menggiring bola ke gawang lawan bersama timnya. Hari ini mereka ikut kompetisi Liga Disabilitas di kabupaten Sumbawa Barat. Meski matahari semakin terik, semangat dan teriakan justru semakin melejit. Gol demi gol pun tercipta mengiringi gelak tawa Ambar bersama timnya.

Semangat Ambar dalam berlatih sepak bola, mencerminkan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam pengembangan diri di berbagai bidang, tak terkecuali bagi para penyandang disabilitas. Bersama 26 anak lainnya, Ambar tergabung dalam sebuah klub yang berkompetisi di Liga Kabupaten Sumbawa Barat kategori kelompok penyandang disabilitas. Liga yang mewadahi kompetisi generasi muda KSB ini diiniasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), bekerja sama dengan Asosiasi Sepak Bola Kabupaten Sumbawa Barat (Askab), yang dalam naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Adanya Liga KSB seperti membawa suasana baru bagi Ambar. Ia yang dulunya hanya terfokus pada kegiatan akademik saja, kini memiliki aktivitas baru. “Aku senang, karena lewat sepak bola, aku bisa berjumpa dan bermain dengan teman-teman,” cerita Ambar sambil tersenyum malu pada akhir pekan lalu di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (13/8).

Ibunda Ambar, Sawiyah mengungkapkan rasa syukur serta ucapan terima kasih kepada AMMAN sebagai pihak penyelenggara utama. “Terima kasih kepada para penyelenggara. Sejak mengikuti Liga KSB, Ambar menjadi lebih percaya diri untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Ia pun jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.”

Tangis Sawiyah pecah setiap mengingat bagaimana ia harus berjuang bersama Ambar untuk sampai di titik seperti sekarang. Apalagi Sawiyah harus berjuang seorang diri setelah ditinggal sang suami tiga tahun silam. Dia masih ingat betul bagaimana Ambar harus berjuang sedari kecil untuk mendapatkan tempat di lingkungan sekitar, bahkan juga di lingkungan keluarganya sendiri.

Tunagrahita sejak sekolah dasar, Ambar masuk ke dalam klub sepak bola Mixed Disabilities Dream (MD Dreams) yang berkompetisi di Liga KSB. “Dari situ kepercayaan diri Ambar mulai muncul. Selama dia senang, saya pasti dukung. Saya pasti antar ke pertandingan walau jaraknya jauh dari rumah,” ungkapnya lagi.

Keberadaan liga disabilitas KSB jelas memberikan wadah untuk mempelajari dan merasakan semangat kerja sama dan berkompetisi. Dalam menyelenggarakan Liga KSB, AMMAN bekerja sama dengan Asian Soccer Academy (ASA) Foundation yang secara khusus ditunjuk untuk mendidik, mengembangkan dan mengevaluasi perkembangan bakat remaja KSB khusus di bidang sepak bola. ASA Foundation adalah lembaga yang ditunjuk akademi klub-klub besar Liga Eropa untuk kegiatan serupa. AMMAN dan ASA Foundation ingin menunjukkan dalam Liga KSB, bahwa AMMAN memberikan kesempatan khusus kepada para penyandang disabilitas agar mendapatkan kesetaraan hak dan bisa maju berkembang.

Tidak hanya liga disabilitas, sudah enam bulan ini masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat setiap akhir pekan berkesempatan untuk dapat melihat laga Liga KSB di lapangan Universitas Cordovadi Kecamatan Taliwang, dan Lapangan Demung, Kecamatan Maluk untuk menyaksikan kompetisi sepakbola untuk beberapa kelompok umur serta tingkat kompetisi. Dua kategori berada di dalam Liga KSB, yaitu kelompok U-15 putra dan U-18 putri yang masing-masing terdiri dari delapan klub mewakili kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Selain itu, AMMAN turut mendukung kompetisi Liga I KSB yang terdiri dari 15 klub, serta Liga II KSB yang diikuti oleh 18 klub. Semarak kompetisi sepak bola di sana menjadikan Sumbawa Barat sebagai kabupaten yang cukup dikenal di jagad sepak bola.

Program pengembangan masyarakat melalui olah raga sepak bola merupakan bagian dari tiga pilar utama AMMAN dalam pengembangan masyarakat yang terdiri dari pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Liga KSB ini mencakup tiga pilar tersebut. Tidak hanya pertandingan secara rutin, Liga KSB juga melakukan kegiatan coaching clinic atau pelatihan bagi seluruh komponen kompetisi baik itu perangkat pertandingan termasuk wasit dan hakim garis, panitia pelaksana, pelatih bahkan pemainnya sekaligus secara rutin. Sering pula, pelatih bertaraf internasional yang didatangkan untuk melakukan kegiatan coaching clinic pada Liga KSB.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambut baik inisiatif Amman Mineral yang mampu menemukan dan turut aktif mengembangkan potensi masyarakat di sekitar wilayah operasinya di Sumbawa Barat. Ini membuat Amman Mineral tidak hanya berkontribusi dalam sektor pertambangan melalui produksi tembaga yang menyumbangkan pendapatan ke negara tapi juga langsung memberikan manfaat keberadaannya terhadap masyarakat.

“Ini memang sudah diamanatkan oleh pemerintah dan Amman jadi salah satu perusahaan yang mampu mengemban amanat itu dengan baik melalui Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang sedang dijalankan,” kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama (KLIK) Kementerian ESDM.

Agung meminta agar program PPM yang sudah dijalankan bisa terus berlanjut dan tujuannya adalah membuat masyarakat menjadi mandiri. Perusahaan diharapkan bisa mendorong agar program PPM yang saat ini sedang diusung nantinya tetap berjalan tanpa campur tangan perusahaan. “Jadi goalsnya diharapkan masyarakat nanti bisa menjalankan program ini secara mandiri, tidak lagi mengharapkan bantuan. Ini lah esensi dari program PPM yang diamanatkan oleh pemerintah,” ujar Agung.

Vice President Social Impact AMMAN, Priyo Pramono menyatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, AMMAN berupaya untuk memberikan warisan terbaik dengan terciptanya sebuah ekosistem sosial budaya yang dinamis, di komunitas sekitar wilayah operasinya, yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk pemuda-pemudi mengembangkan diri sebaik mungkin.

“AMMAN berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sepakbola KSB dengan melaksanakan berbagai Festival Sepakbola, memberikan berbagai pelatihan dan sertifikasi untuk asosiasi sepak bola lokal, pelatih, wasit dan perangkat pertandingan, serta menjalankan Liga Sepakbola yang profesional. Selain itu,dalam waktu dekat kita akankembangkan liga sepakbola wanita dan juga kegiatan olahraga paralimpik,”pungkas Priyo.

Dengan membangun sebuah wadah olah raga yang berkualitas, pihak Amman Mineral berharap pengembangan talenta-talenta muda di bidang keolahragaan serta pengembangan diri sendiri, berpotensi mencetak berbagai prestasi sampai ke tingkat nasional dan internasional, baik dalam edukasi maupun keolahragaan. (***)

*Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Continue Reading

Trending