Connect with us

Berita

Pemprov DKI Diserang Berita Hoaks  Digugat Formula E Holding di Singapura

Published

on

Suasana pembangunan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu (11/5/2022). Foto: Republika/Putra M. Akbar

Kata TGUPP, terlalu banyak pihak yang ingin menggagalkan balap Formula E di Jakarta.

Jakarta, goindonesia.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan diserang hoaks lagi. Kali ini, muncul berita dari laman media yang tidak terdaftar di Dewan Pers. Berita itu berjudul ‘Formula E Holding (FEH) Ancam Gugat Pemprov DKI di Pengadilan Arbitrase Singapura’.

Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Tatak Ujiyati memastikan berita itu merupakan kabar bohong. “Hoaks, kabar FEH akan gugat Pemprov DKI Jakarta terkait Formula E,” kata Tatak saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Dia menerangkan, berita hoaks membuat narasi Formula E Holdings Ltd akan menggugat Pemprov DKI Jakarta di pengadilan Singapura jika tidak melunasi pembayaran Rp 2,3 triliun. Dia memastikan berita itu dibuat tanpa dasar.

“Pertama, Formula E Holdings Ltd itu tidak ada. Perusahaan itu tidak ada dalam semesta urusan kontrak perhelatan Formula E di Jakarta,” kata Tatak.

Yang bertanda tangan kontrak dengan badan usaha milik daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro), bukanlah FEH tetapi Formula E Operation (FEO) Ltd. Dia menyinggung ada pihak tertundu yang percaya FEH adalah perusahaan holdings dari FEO.

“Ya mungkin saja. Tetapi dalam hukum perdata, perjanjian itu berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak. Sementara dalam kasus ini, FEH bukanlah sebagai pihak. Dia tak punya legal standing untuk menggugat PT Jakpro, apalagi menggugat Pemprov DKI,” ucap Tatak.

Kedua, dia melanjutkan, isi perjanjian kontrak antara PT Jakpro dan FEO Ltd itu sudah jauh berubah. Awalnya berkontrak untuk lima musim dalam lima tahun. Angsuran pertama Rp 560 miliar. “Belakangan, perjanjian berhasil diubah karena alasan pandemi. Gelaran tidak jadi dilakukan lima musim, tetapi hanya tiga musim saja,” ucapnya.

Dia menuturkan, biaya juga berhasil diubah amat signifikan. Yang awalnya berkontrak dengan nilai Rp 2,3 triliun untuk lima musim gelaran Formula E, berubah hanya Rp 560 miliar untuk tiga musim gelaran balap.

“Jadi pembayaran Rp 560 miliar pada tahun 2019, yang awalnya dimaksud sebagai angsuran pertama, dapat diubah menjadi biaya untuk seluruh gelaran Formula E dalam tiga musim gelaran. Gelaran balap tahun 2022, 2023, dan 2024,” kata Tatak.

Dengan nilai kontrak yang sudah berubah, sambung dia, dengan pembayaran biaya angsuran yang sudah selesai dibayarkan tahun 2019, tidak ada alasan bagi FEO Ltd untuk menggugat PT Jakpro. Ketiga, biaya asuransi sudah berhasil ditarik.

“PT Jakpro akan memakai asuransi nasional, dan FEO sudah setuju. Sudah ada dalam perubahan kontrak, tidak ada alasan bagi FEO melakukan gugatan sebab semua sudah dituangkan dalam perubahan kontrak,” ujar Tatak.

Dia pun menyebut, terlalu banyak pihak-pihak yang ingin menggagalkan balap Formula E di Sirkuit Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (4/6/2022). “Ada yang menghambat melalui berbagai kebijakan, ada yang aktif melobby agar perusahaan-perusahaan nasional tidak menjadi sponsor, ada juga yang aktif menyebarkan hoaks semacam ini.”

Padahal, menurut Tatak, jika dilihat dari sisi positif, gelaran balapan mobil listrik dapat menjadi ajang promosi Indonesia di mata dunia. Selain itu, juga mendatangkan wisatawan ke Jakarta dan daerah tujuan wisata lain di Indonesia.

“Menggerakkan ekonomi kota dan tentunya negara setelah dihantap pandemi kemarin. Gelar Formula E dapat juga dimanfaatkan sebagai ajang kampanye penggunaan kendaraan rendah emisi, demi menyelamatkan bumi. Sayang ya, tujuan-tujuan bagus itu akhirnya terkendala oleh ambisi jahat menjatuhkan,” kata Tatak.

Yuk bantu sebarkan, hoaks yang mengatakan Pemprov DKI Jakarta berpotensi digugat FEH jika tak lunasi hutang. Bohong semua. FEH tidak ada. Hutang tidak ada. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Menaker Halal Bihalal dengan Pekerja Migran di Malaysia

Published

on

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah melakukan Halal Bihalal dengan para Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya serta tokoh-tokoh komunitas pekerja migran yang ada di Malaysia (Foto : @kemnaker.go.id)

Selangor, goindonesia.co – Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah melakukan Halal Bihalal dengan para Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya serta tokoh-tokoh komunitas pekerja migran yang ada di Malaysia, Minggu (28/4/2024) di Selangor, Malaysia.

Menaker dalam sambutannya menegaskan komitmen negara dalam memberikan pelindungan kepada pekerja migran dan keluarganya, baik melalui regulasi maupun program-program.

“Kami tidak henti-hentinya menyampaikan bahwa negara memiliki komitmen yang kuat dalam memberikan pelindungan kepada teman-teman pekerja migran dan keluarganya. Oleh sebab itu, kami berharap kepada para stakeholder, teman-teman pekerja migran dan keluarganya yang hadir untuk saling sinergi dan bekerja sama agar tercipta suasana yang kondusif,” ucap Menaker.

Komitmen dalam memberikan pelindungan melalui regulasi, misalnya, Kementerian Ketenagakerjaan menerbitkan Permenaker Nomor 4/2023 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia, di mana melalui regulasi tersebut negara hadir memberikan pelindungan baik sebelum, selama, dan setelah bekerja.

Sementara pelindungan melalui program, Kementerian Ketenagakerjaan membangun desmigratif yang hingga kini telah dibangun di 503 daerah kantong pekerja migran, program Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dan sejumlah program pelatihan. 

“Kami berharap berbagai program yang diberikan ini memberikan manfaat untuk teman-teman pekerja migran dan keluarganya,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa dalam kunjungan kerjanya di Malaysia ini, ia sudah bertemu dengan Menteri Sumber Malaysia dan menyampaikan beberapa poin penting yang perlu diulas dan dapat ditindaklanjuti dalam kerja sama yang ada. (***)

*Biro Humas Kemnaker

Continue Reading

Berita

Sekjen ESDM Dorong PEM Akamigas Kembangkan Program Konversi Motor Listrik

Published

on

Acara One Day with Experts dengan narasumber Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, yang diadakan oleh Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) (Foto : @www.esdm.go.id)

Blora, goindonesia.co – Pemerintah Indonesia terus mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik. Dalam rangka mendukung program tersebut, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) menggelar acara One Day with Experts dengan narasumber Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana.

Dalam paparannya, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa gaya hidup masyarakat kini mulai bergeser ke arah penggunaan energi listrik. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan kendaraan listrik, peralatan rumah tangga bertenaga listrik, dan penggunaan energi listrik untuk sektor industri. Dadan menekankan pula pentingnya pengembangan infrastruktur energi terbarukan untuk mendukung transisi energi ini.

“Di sini pasti ada bengkel atau lab-nya kan? Nah kita coba dorong di sini untuk konversi dari motor biasa ke motor listrik,” ujar Dadan di depan mahasiswa dan dosen PEM Akamigas, Cepu, Blora, Sabtu (27/4).

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa motor listrik memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan motor berbahan bakar fosil. Salah satunya motor listrik lebih hemat energi dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang. Selain itu, motor listrik juga lebih murah dalam hal biaya operasi dan perawatan.

“Motor listrik dapat menghemat hingga 60% lebih dari sisi emisinya dibandingkan motor berbahan bakar bensin. Hal ini menunjukkan bahwa motor listrik memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam upaya penanggulangan perubahan iklim,” terangnya.

Pemerintah sendiri menargetkan pada tahun 2024 ini konversi sebanyak 150.000 unit motor yang berfokus pada motor roda dua yang digunakan masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi sebesar Rp10 juta per unit motor yang dikonversi yang diberikan langsung kepada bengkel konversi yang ditunjuk oleh pemerintah.

Di sisi lain, Dadan juga mengakui bahwa masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasi kendaraan listrik di Indonesia, seperti keterbatasan infrastruktur pengisian daya dan harga yang masih tergolong tinggi.

“Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi tantangan ini dengan membangun infrastruktur pengisian daya dan memberikan berbagai insentif untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik,” tutupnya. (***)

*Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Continue Reading

Berita

Terapkan Konsep Pariwisata Berkelanjutan, Jatiluwih di Bali Siap Terima Kunjungan Delegasi World Water Forum

Published

on

Desa wisata Jatiluwih di Bali terpilih sebagai destinasi wisata yang akan dikunjungi oleh delegasi World Water Forum ke-10, forum air internasional terbesar di dunia yang akan diselenggarakan pada 18 – 25 Mei 2024. (Foto : @kemenparekraf.go.id)

Bali, goindonesia.co – Desa wisata Jatiluwih di Bali terpilih sebagai destinasi wisata yang akan dikunjungi oleh delegasi World Water Forum ke-10, forum air internasional terbesar di dunia yang akan diselenggarakan pada 18 – 25 Mei 2024.

World Water Forum ke-10 ini akan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pariwisata, khususnya Bali kepada dunia, dan juga bagaimana Indonesia menjaga dan merawat sumber daya alam sebagai bagian dari budaya dan juga sumber kehidupan.

Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. Desa ini merupakan representasi dari pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan, yaitu pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan (sustainable tourism).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat ditemui di Bali, Sabtu (27/4/2024), mengatakan bahwa Kemenparekraf/Baparekraf akan terus mendukung upaya-upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih.

“Kami sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih karena hal tersebut sejalan dengan kebijakan di Kemenparekraf yang beralih dari quantity tourism ke quality tourism,” kata Sandiaga.

Terkenal dengan sistem subaknya, Desa Jatiluwih menghasilkan padi sebagai komoditas utama hasil pertaniannya. Menurut sumber lokal, beras merah yang dihasilkan di wilayah Jatiluwih merupakan beras merah yang terbaik di wilayah Bali. 

Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali.

Uniknya, selain dijual, masyarakat lokal juga mengolah beras merah tersebut menjadi teh yang bermanfaat bagi kesehatan di antaranya membantu menurunkan berat badan, menjaga keseimbangan gula darah, menurunkan kolesterol, dan sebagai sumber anti oksidan. Teh beras ini telah diproduksi secara komersil dan dipasarkan di wilayah Bali.

Ke depan, pengelolaan persawahan di Jatiluwih akan diarahkan ke konsep organic farm, dimana 100 persen pupuk yang digunakan merupakan pupuk alami, misalnya seperti kotoran sapi milik penduduk lokal. Hal tersebut diharapkan semakin menambah manfaat ekonomi yang diterima oleh masyarakat setempat, serta menjadi contoh penerapan sustainable tourism karena lebih ramah lingkungan.

Hal ini juga merupakan suatu bentuk implementasi dari community-based tourism, yang melibatkan masyarakat setempat untuk saling bekerja sama dalam pengembangan pariwisata.

Ketua DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna Jhon, menyampaikan bahwa Jatiluwih merupakan destinasi wisata yang dimiliki oleh personal. Hal ini karena daya tarik utamanya adalah persawahan yang dimiliki oleh banyak petani setempat. 

“Jadi, kami berusaha untuk merangkul petani-petani setempat untuk bersama-sama mendukung program besar ini karena pengembangan pariwisata di Jatiluwih ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama petani setempat, untuk akhirnya nanti menggerakkan ekonomi lokal,” kata Purna.

Pihaknya terus mendorong masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam agar sumber mata air di sana tetap terjaga kelestarian dan kebersihannya, salah satunya dengan menjaga kelestarian hutan setempat.

Desa wisata Jatiluwih memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau teras ring, bersepeda, demo masak, serta berkunjung ke perkebunan kopi, alpukat, dan durian.

Menurut Purna, dalam rangka menyambut delegasi World Water Forum, nantinya desa wisata Jatiluwih akan dihias dengan banyak penjor. Selain itu, para delegasi juga akan disambut dengan tari tradisional Bali, yaitu Tari Rejang, yang diiringi dengan musik tumbuk lesung.

“Jika memungkinkan, kami juga akan menyuguhkan Jaje Laklak kepada delegasi World Water Forum. Jaje Laklak ini mirip seperti kue serabi, tetapi dibuat dengan bahan dari beras merah,” katanya.

Selain berkunjung ke Jatiluwih, delegasi World Water Forum juga akan diajak untuk melakukan prosesi melukat, yang merupakan salah satu tradisi atau upacara yang biasa dilakukan oleh umat Hindu, khususnya di Bali. 

Melukat dimaksudkan untuk menyucikan jiwa dari hal-hal tidak baik dengan menggunakan media air yang bersumber dari mata air. Istilah melukat sendiri datang dari kata ‘Sulukat’, yang mana ‘Su’ artinya baik, serta ‘lukat’ artinya ‘penyucian’. Jadi, secara sederhana, melukat dapat diartikan sebagai penyucian yang baik.

Pada dasarnya, melukat bertujuan untuk menyegarkan pikiran. Hal ini berkaitan dengan proses melukat yang dominan dilakukan di bagian area kepala. 

Selama proses melukat, para pengikut upacara melukat akan diguyurkan air suci yang diharapkan dapat membuat hati merasa lebih tenang dan menyegarkan jiwa. (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Continue Reading

Trending