Connect with us

Dunia Pendidikan

Sinergisitas Ciptakan Implementasi Program UNESCO Inklusif Berkelanjutan di Indonesia

Published

on

Dirjen, Kemendikbudristek, Hilmar Farid (Dokumentasi : Kemendikbudristek, @kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co— Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) selaku koordinator pengampu program (focal points) United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Indonesia menghelat Sidang Pleno KNIU tahun 2023, pada Kamis (2/2) di Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jakarta.

Sidang tersebut salah satunya bertujuan menjadi episentrum komunikasi dalam hal melaporkan perkembangan pelaksanaan program dan implementasi program UNESCO oleh tiap Kementerian/Lembaga sebagai focal point.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, yang juga merupakan Ketua dari KNIU, memberikan pernyataan bahwasanya Kementerian/Lembaga sebagai focal point hendaknya terus mengedepankan kolaborasi untuk meningkatkan capaian Indonesia atas program UNESCO.

“Dengan semangat gotong royong, untuk semakin memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia di UNESCO, dan juga bersama-sama membawa Indonesia melompat ke masa depan, mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka berbudaya, membangun hari esok yang lebih baik,” tegas Menteri Nadiem.

Senada dengan itu, Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah juga menambahkan kiranya melalui interaksi dan komunikasi yang telah terjalin antar focal points dapat memperkuat peran penting diplomasi Indonesia khususnya di UNESCO.

“Sidang pleno ini menjadi memontum yang penting dalam rangka persiapan Indonesia untuk mengusulkan sebagai anggota Executive Board (EB) UNESCO. Nilai strategis dari keanggotaan Indonesia di Executive Board adalah Indonesia dapat memengaruhi keputusan-keputusan yang ada di UNESCO, dengan membawa misi nasional ke kancah internasional serta tentunya penguatan diplomasi Indonesia dan peningkatan kerja sama khususnya dengan negara anggota UNESCO lainnya,” ungkap Itje.

Selanjutnya dalam penyampaian implementasi dan capaian program UNESCO di Indonesia, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti menguraikan capaian dan perkembangan Indonesia di bidang pendidikan khususnya dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) tujuan 4 dan 5.

“Secara umum, capaian akses pendidikan Indonesia terus meningkat di semua jenjang, bahkan peningkatan tersebut terus terjadi meski di tengah pandemi,” tutur Suharti.

Sesjen Suharti mengungkapkan di sepanjang 2020-2021, Indonesia telah menguatkan komitmen, implementasi, dan komunikasi berpartisipasi di berbagai pertemuan internasional UNESCO.

“Di bulan Juni tahun 2022, Indonesia melalui Kemendikbudristek mengikuti Pre-Transforming Education Summit (Pre-Tes) dan berkesempatan memaparkan kebijakan Merdeka Belajar yang selaras dengan agenda UNESCO serta menjadi praktik baik Indonesia yang mendapat apresiasi dari UNESCO sekaligus menjadi pemodelan dari negara lain seperti Brazil dan Mongolia yang hendak belajar dari Indonesia,” sambung Suharti.

Senada dengan itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku pengampu bidang kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengungkapkan berbagai partisipasi aktif yang diikuti Indonesia di kegiatan UNESCO.

“Salah satunya pada tahun 2022, Indonesia ditunjuk sebagai Chair pada ASPAC Regional consultation menuju UNESCO World Conference on Culture, MONDIACULT 2022. Peran tersebut sangat strategis karena bertujuan merancang agenda global mengenai kebijakan untuk pemajuan kebudayaan,” ucap Hilmar.

Lebih lanjut, Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar, menambahkan bahwasanya diperlukan strategi yang tepat dan berkelanjutan dalam penguatan peran Indonesia di kancah internasional.

“Dipandang perlu adanya penyiapan kader/personil secara berkelanjutan yang memiliki kompetensi untuk menduduki posisi-posisi strategis di UNESCO untuk membawa dan memperjuangkan misi Indonesia di antara negara anggota,” jelas Ismunandar.

Sementara itu di bidang ilmu pengetahuan (science), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pengampu program Man and Biosphere (MAB), Intergovermental Hydrological Programme (IHP-UNESCO), Intergovermental Oceanographic Commission (IOC-UNESCO) dan Management of Social Transformation (MOST-UNESCO) siap mengembangkan riset dan keilmuan yang inklusif.

“Salah satunya lewat program MOST-UNESCO, di bulan Desember 2022, kami meluncurkan kebijakan MOST hasil kolaborasi dengan Kantor UNESCO Jakarta untuk meningkatkan pemahaman terkait kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan penggunaannya untuk inklusi sosial khusus untuk penyandang disabilitas,” terang Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan, BRIN, Mego Pinandito.

Kemudian masih di bidang ilmu pengetahuan, pengampu program Warisan Alam Dunia UNESCO, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan di pusat maupun daerah terkait dalam merancang aksi nyata mendukung kelestarian 4 situs Warisan Alam Dunia UNESCO di Indonesia.

“Diperlukan penguatan pemahaman bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung kelestarian The Tropical Rainforest Heritage of Sumatra (TRHS), Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Lorentz,” ujar Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian LHK, Bambang Hendroyono.

Bidang UNESCO selanjutnya, komunikasi dan informasi, yaitu Arsip Nasional RI (ANRI) selaku pengampu program Memory of the Wold (MOW-UNESCO) juga terus melakukan akselerasi penggunaan teknologi pendukung kearsipan Indonesia untuk dunia.

“Di tahun 2023 kami akan melanjutkan pemutakhiran pengajuan berbagai nominasi MOW-UNESCO dan Memory of the World Committee for Asia-Pacific (MOWCAP), salah satunya Arsip Jalur Rempah. Selain itu, di tahun ini kami sedang melakukan pengembangan portal MOW Indonesia,” tegas Kepala ANRI, Imam Gunarto.  (***)

(Sumber : Kemendikbudristek, @kemdikbud.go.id)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Alumni SMK dan Mahasiswa Vokasi Juara di WSC 2024, Ini Sejarah WSC

Published

on

World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Sejumlah alumni dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi (PTV) berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Lantas apa sebenarnya WSC dan bagaimana sejarahnya?

WSC merupakan kompetisi vokasi terbesar di dunia. Para peserta lomba adalah duta vokasi terbaik dari negaranya yang telah diseleksi melalui Lomba Kompetensi Siswa (LKS) atau sejenisnya dan ditunjuk sebagai perwakilan Competitor Worldskills dari negara mereka masing-masing.  

Selain adu kompetensi terbaik tingkat dunia, Worldskills juga menjadi kendaraan untuk mencapai standar pelatihan vokasi, kejuruan, dan profil keterampilan di mata masyarakat. Ajang ini sekaligus mendorong kaum muda untuk menggeluti kompetensi di bidang vokasi.  

Bermula dari Spanyol

Dilansir dari sejumlah sumber, sejarah WSC tidak lepas dari kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat besar di Spanyol pada tahun 1946. Setahun kemudian, pada tahun 1947 diselenggarakan kompetisi nasional pertama di Spanyol yang diikuti sekitar 4.000 peserta dari puluhan bidang lomba mekanik.  

Kesuksesan kompetensi nasional di Spanyol pada 1947 tersebut kemudian mengilhami kompetensi serupa dalam cakupan yang lebih luas, yakni Kompetensi Iberia yang berlangsung pada 1950 di kota Madrid, Spanyol. Iberia sendiri merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa negara, terletak di Semenanjung (Peninsula) Iberia. Kawasan ini terletak di sebelah barat daya Eropa.

Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Madrid tersebut, kemudian  tercatat menjadi event International Vocational Training Competition (IVTC) yang pertama kali. Jika awalnya peserta IVTC terbatas hanya sekitar 12 peserta, maka pada tahun 1953 atas undangan dari negara Spanyol, pemuda-pemuda dari Jerman, Inggris, Prancis, Maroko, dan Swiss turut serta untuk pertama kalinya sebagai peserta. 

Selanjutnya, pada bulan Juni 1954 dibentuklah Dewan Organisasi (Organising Council) yang terdiri atas perwakilan resmi negara-negara peserta kompetisi. Dewan ini dibuat untuk menetapkan aturan-aturan kompetisi internasional. IVTC dikelola oleh organisasi yang bernama IVTO (International Vocational Training Organization). 

Sampai dengan tahun 1976, semua biaya penyelenggaraan IVTC ditanggung oleh Spanyol, setelah itu baru ditawarkan ke beberapa negara untuk mengambil bagian. Pada era kepemimpinan Dr. Cees H. Beuk sebagai IVTO President (1992-1999), ia membuat desain penilaian yang kita kenal sebagai 500-mark system. 

Pada era kepemimpinan Tjerk (Jack) Dusseldorp sebagai WorldSkills International President (1999-2011), IVTC kemudian berubah menjadi WorldSkills Competition.Secara garis besar keterampilan yang dikompetisikan dalam WorldSkills Competition meliputi Construction and Building Technology, Creative Arts and Fashion, Information and Communication Technology, Manufacturing and Engineering Technology, Social and Personal Services dan Transportation and Logistics. 

Keikutsertaan Indonesia sendiri dimulai pada World Skills Competition 2005 yang diselenggarakan di Helsinki Finlandia. Saat itu Indonesia mengikuti 4 bidang lomba. Seiring berjalannya waktu, bidang lomba yang diikuti terus meningkat. Pada 2024, Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Industrial Control, Restaurant Service, Autonomous Mobile Robotics, Hairdressing, Mechatronics, Industry 4.0, Heavy Vehicle Technology, dan Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Belasan Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Dikirim Mengikuti Program MSIB di Seluruh Indonesia

Published

on

Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti Prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Kupang, goindonesia.co – Sebanyak 14 mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (PNK) mengikuti prosesi pelepasan mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7. Para mahasiswa tersebut akan menjalani program magang di berbagai perusahaan dan organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pelepasan para mahasiswa ini berlangsung di Auditorium PNK dan dihadiri oleh Direktur PNK, Frans Mangngi, beserta jajaran pimpinan, staf,  dosen, serta mahasiswa terpilih program MSIB. Ke-14 mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan, seperti Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Perhotelan, dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Mereka terdiri atas 11 mahasiswa yang mengikuti program magang yang berlangsung di sejumlah industri dan perusahaan di seluruh Indonesia, sementara 3 lainnya mengikuti program studi independen yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan projek-projek mandiri di bawah bimbingan profesional.

Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Negeri Kupang, Frans Mangngi, menekankan pentingnya program MSIB sebagai upaya untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja nyata. 

Ia menyampaikan, “Program ini adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang dirancang untuk memberi mahasiswa kesempatan belajar di luar kampus serta memperoleh pengalaman praktis di dunia profesional,” kata Frans.

Menurut Frans, program MSIB yang merupakan inisiatif nasional tersebut tidak hanya bertujuan memberikan pengalaman di dunia kerja, tetapi juga membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan secara lebih komprehensif.

Pada kesempatan tersebut, Direktur PNK juga menekankan agar para mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan program MSIB sebaik-baiknya. Frans juga  mengingatkan pentingnya menjaga etika, integritas, serta kesehatan selama menjalani program.

“Kesempatan ini adalah jembatan untuk melihat dunia dari perspektif yang lebih luas. Manfaatkan sebaik mungkin dengan tanggung jawab penuh,” pesannya.

Sementara itu, Koordinator MSIB PNK,  Ryen Lasibey, dalam laporannya  mengatakan bahwa keikutsertaan PNK kali ini merupakan yang ketiga kalinya sejak penyelenggaraan program MSIB. Ia berharap mahasiswa yang terpilih dapat menjaga nama baik institusi dan memanfaatkan peluang ini dengan optimal. 

“Saya berharap para mahasiswa dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan integritas, serta membawa pulang pengalaman yang berharga yang akan bermanfaat bagi diri mereka sendiri maupun kampus,” ujarnya.

Menurutnya, Politeknik Negeri Kupang terus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui partisipasi aktif dalam program MSIB, sebagai upaya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era globalisasi. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang dapat berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan bangsa di masa depan.

“Dengan dukungan yang kuat dari institusi dan berbagai pihak terkait, program MSIB ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi dan misi Politeknik Negeri Kupang untuk menyiapkan  generasi yang berkualitas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era modern,” ujar Ryen. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Mengenal Program Keahlian Ototronik di SMK dan Peluang Kariernya

Published

on

Program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo (Foto : YouTube SMKN 5 Sukoharjo, @vokasi.kemdikbud.go.id)

Sukoharjo, Ditjen Vokasi – Menilik perkembangan teknologi yang pesat, kebutuhan akan tenaga kerja di sektor elektronik dan otomotif pun meningkat. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, pendidikan vokasi khususnya di SMK memiliki program keahlian ototronik. Program keahlian ini merupakan inovasi pendidikan yang mengajarkan keterampilan teknis di bidang otomotif dan elektronika.

Program keahlian ototronik mengajarkan siswa tentang elektronika dan mekanika otomotif. Program ini mengajarkan mereka untuk memahami dan memahami teknologi yang digunakan dalam kendaraan modern, yang sebagian besar memiliki sistem elektronik canggih, seperti engine control unit (ECU), sistem rem anti-lock (ABS) dan teknologi hybrid atau listrik.

Salah satu SMK yang memiliki program keahlian ototronik adalah SMKN 5 Sukoharjo, Jawa Tengah. Waluyo, guru program keahlian ototronik SMKN 5 Sukoharjo, mengungkapkan bahwa lulusan program ini memiliki banyak peluang karier di industri otomotif. Berikut adalah peluang karier program keahlian Ototronik.

1 . Teknisi Otomotif

    Salah satu jalur karier yang paling umum bagi lulusan ototronik adalah menjadi teknisi otomotif yang berfokus pada perbaikan dan pemeliharaan sistem elektronik kendaraan. Dengan project based learning (PBL) di SMK, siswa sudah memiliki pengalaman menjadi teknisi atau mekanik yang andal. Waluyo menjelaskan, bahkan di SMKN 5 Sukoharjo dibekali dengan  kemampuan menganalisa dan memperbaiki mobil konvensional, mobil dengan engine management sistem, motor dan mobil listrik, serta masih banyak lagi.

    2 . Teknisi Diagnostik Kendaraan

      Lulusan ototronik dapat mendiagnosa atau menemukan masalah kendaraan dengan menggunakan scan tools, untuk mengidentifikasi masalah pada kendaraan. Teknisi diagnostik menangani masalah teknis pada sistem kelistrikan dan elektronik kendaraan. Keterampilan ini sangat penting dalam industri otomotif kontemporer yang didukung oleh sistem komputerisasi yang kompleks yang mendukung kendaraan. Bahkan, di SMKN 5 Sukoharjo sendiri siswa dipersiapkan dengan penguatan analisis sistem kontrol sederhana dengan program arduino dan yang lebih komplek.

      3 . Wirausaha Bengkel Ototronik

        Peluang karier sebagai wirausaha terbuka lebar bagi lulusan ototronik SMK yang ingin mendirikan bengkel sendiri. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan dengan sistem elektronik canggih, bengkel yang berfokus pada perbaikan dan perawatan sistem elektronik sangat diminati. Membuka bisnis bengkel yang berfokus pada teknologi mobil kontemporer mungkin menjadi peluang yang menjanjikan, terutama di daerah-daerah di mana pertumbuhan kendaraan bermotor sangat cepat.

        Program keahlian ototronik di SMK membuka pintu bagi peluang karier yang luas dan menjanjikan di dunia industri otomotif. Dengan keterampilan yang diperoleh di bidang otomotif dan elektronik, lulusan program ini siap untuk menghadapi tantangan teknologi kendaraan modern. (***)

        *Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

        Continue Reading

        Trending