Connect with us

Berita

Sebanyak 2.495 Kepala Keluarga Terdampak Pascagempa Tuban

Published

on

Tim Gabungan memonitoring dan lakukan assesment di lokasi terdampak gempa Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Sabtu (23/3). (Foto : BPBD Kabupaten Sidoarjo, @bnpb.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Jumlah warga terdampak Gempa yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur sejak Jumat (22/3) terus bertambah. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Sabtu (23/3) pukul 14.00 WIB, tercatat 2.495 kepala keluarga (KK) yang tersebar dibeberapa wilayah Provinsi Jawa Timur terdampak.

Adapun rinciannya 2.473 KK di Kabupaten Gresik, 12 KK di Kabupaten Tuban, enam KK di Kabupaten Lamongan, dua KK di Kota Surabaya, satu KK di Kabupaen Pamekasan, dan satu KK di Kabupaten Sidoarjo. Terdapat satu kepala kelurga di Kabupaten Tuban mengungsi ke rumah kerabat dikarenakan rumahnya terdampak gempa, satu orang warga Kabupaten Gresik dan satu orang warga Kota Surabaya mengalami luka ringan akibat tertimpa material rumah.

Kerusakan infrastruktur bertambah cukup signifikan di wilayah Kabupaten Gresik, kini 304 unit rumah warga alami kerusakan berat, 835 unit rumah warga alami rusak sedang dan 1.334 unit rumah rusak ringan. Sebanyak 11 unit fasilitas pendidikan rusak sedang dan 39 unit fasilitas pendidikan lainnya alami rusak ringan. Tujuh unit fasilitas ibadah rusak berat, delapan unit fasilitas ibadah lainnya rusak sedang dan 72 unit fasilitas ibadah kondisinya rusak ringan. Delapan dedung perkantoran turut rusak akibat gempa ini

Sejumlah kerusakan juga terjadi wilayah Kabupaten Tuban, empat unit rumah alami rusak berat, delapan unit rumah rusak ringan, dua kandang milik warga rubuh, satu klenteng dan SDN Mandoka alami kerusakan ringan, serta satu Balai Desa alami rusak berat.

Rumah Sakit Husada Utama dan Gedung Sawunggaling Jimerto yang berada di Kota Surabaya menambah catatan laporan alami kerusakan ringan terdampak gempa, setelah sebelumnya dilaporkan dua unit rumah warga alami kerusakan ringan, serta RS Unair dan RSUD M Soewandhie turut terdampak.

Selanjutnya di Kabupaten Lamongan terdapat enam unit rumah rusak ringan, RS Intan Medika, satu unit masjid dan dua unit balai desa juga alami kerusakan ringan. Kemudian satu unit kantor kecamatan di Kabupaten Bojonegoro alami rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang di Kabupaten Pamekasan dan satu unit rumah rusak ringan di Kabupaten Sidoarjo. Untuk Kabupaten Rembang laporan masih sama dengan sebelumnya yaitu RSUD dr. Soetrasno terdampak.

Berbagai upaya masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten Kota setempat, yaitu terus memonitoring di beberapa lokasi terdampak, mengimbau kepada masyarakat agar memastikan kondisi rumah tidak ada retakan ataupun kerusakan akibat gempa, Tim Reaksi Cepat BPBD telah tiba di Pulau Bawean dengan membawa sejumlah dukungan peralatan dan logistik untuk penanganan darurat awal. (***)

*BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Published

on

(Sejumlah bangunan di Kota Tasikmalaya tampak rusak akibat gempa berkekuatan M6,2 di Kabupaten Garut, pada Sabtu (27/4) malam. (Foto : BPBD Kabupaten Tasikmalaya, @bnpb.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4) pukul 23.29 WIB. Gempa yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dengan titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT tersebut tidak berpotensi tsunami. 

Laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusadalops) BNPB mencatat, sedikitnya sembilan kabupaten dan kota terdampak akibat gempat tersebut. Adapun 10 wilayah di antaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Sumedang. 

Akibat gempa yang mengguncang ini sedikitnya empat orang mengalami luka-luka.  Data hingga Minggu (28/4) pukul 5.45 WIB, tercatat sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari gempa ini. Dari jumlah ini warga terdampak paling banyak berada di Kabupaten Garut dengan rincian 3 orang mengalami luka-luka dan 4 KK terdampak. Sementara di Kabupaten Tasikmalaya 1 orang mengalami luka-luka dan 8 KK terdampak serta di Kota Tasikmalaya 5 KK terdampak. 

Laporan juga menyebut total rumah yang rusak akibat gempa ini berjumlah 27 unit. Rincian berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi 4 unit rumah rusak berat (RB), 11 unit rumah rusak ringan (RS), 5 unit rumah rusak ringan (RR), serta 7 unit rumah terdampak. Dari total jumlah tersebut kerusakan sebagian besar berada di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.

Rincian kerusakan di tiga wilayah itu meliputi 1 unit rumah RB dan 3 unit rumah terdampak di Kabupaten Garut, 4 unit RS dan 3 unit RR di Kabupaten Tasikmalaya, serta 5 unit rumah RS di Kota Tasikmalaya. 

Selain tempat tinggal atau rumah, bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, dan sarana kesehatan. 

Upaya Darurat

BPBD kabupaten, kota, serta provinsi Jawa Barat yang didukung oleh tim gabungan telah melakukan upaya penanganan darurat sejak dini sesaat setelah gempa terjadi. Sementara itu tim Reaksi Cepat BPBD di masing-masing kabupaten dan kota serta provinsi Jawa Barat terus melakukan pendataan dan monitoring.

Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan, BPBD Kabupaten Sumedang bersama instansi terkait telah mendirikan tenda pengungsian di halaman parkir RS Sumedang. (***)

*Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Continue Reading

Berita

BNPB Serahkan Dukungan DSP Senilai 250 Juta Rupiah Kepada Pemkab Sijunjung

Published

on

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan (dua kiri) menyerahkan dukungan logistik dan peralatan secara simbolis kepada Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yusfir (dua kanan) disaksikan Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah (kanan) di Rumah Dinas Bupati Sijunjung, Sumatera Barat, Jumat (26/4). (Foto : Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB,@bnpb.go.id)

Sijunjung, goindonesia.co – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan dukungan logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda secara bertubi-tubi pada tanggal 21 dan 22 April 2024.

Adapun selain logistik dan peralatan, BNPB juga memberikan dukungan dalam bentuk Dana Siap Pakai (DSP) senilai 250 juta rupiah untuk operasional maupun pemenuhan dasar warga terdampak bencana.

Dukungan tersebut diserahkan langsung secara simbolis oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat (Deputi III) BNPB, Fajar Setyawan kepada Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yusfir bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beserta Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah di Rumah Dinas Bupati Sijunjung, Jumat (26/4).

Beberapa jenis barang logistik dan peralatan yang diberikan meliputi makanan siap saji, kidsware, peralatan kebersihan, lampu sorot, senter kepala, radio HT, mesin chain saw, pompa apung, selang, terpal, velbed, tenda keluarga, tenda pengungsi, motor trail, mobil rescue, mobil WC portable dan mobil pick up.

Hasil laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sijunjung, ada sebanyak enam kejadian banjir yang terjadi dan berdampak pada kehidupan serta penghidupan masyarakat Kabupaten Sijunjung. Bencana itu dipicu oleh faktor cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai petir serta angin kencang.

Selanjutnya, Pusdalops BPBD Kabupaten Sijunjung juga melaporkan ada 21 kejadian bencana tanah longsor yang di antaranya menyebabkan kerusakan sembilan rumah warga di Jorong Sibisir Nagari Timbulun, Kecamatan Tanjung Gadang dan berdampak di beberapa ruas jalan sehingga mengganggu mobilitas warga.

Berikutnya bencana angin kencang telah melanda enam lokasi dan menyebabkan kerusakan rumah warga. Dari beberapa rangkaian kejadian bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Sebagai upaya penanganan darurat, BPBD Kabupaten Sijunjung bersama lintas stakeholder telah melakukan pendataan, penyelamatan dan evakuasi warga, pembersihan sisa material lumpur, pembersihan saluran drainase, pemotongan pohon tumbang yang menimpa badan jalan dan perencanaan operasi pada masa tanggap darurat serta pemulihan kerusakan. (***)

*Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Continue Reading

Berita

Sembilan Orang Tertimbun Material Longsor di Toraja Utara, Tiga Diantaranya Meninggal

Published

on

Tim gabungan melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan korban longsor yang melanda Kelurahan Tallang Sura, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara pada Jumat (26/4). (Foto : BPBD Toraja Utara, @bnpb.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Sembilan orang tertimbun material longsor di Kelurahan Tallang Sura, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara. Enam orang menderita luka-luka dilarikan ke rumah sakit sementara tiga orang lainnya meninggal dunia. 

Peristiwa longsor ini terjadi pada Jumat (26/4) pukul 05.00 WITA. Longsor susulan kembali terjadi pada pukul 10.00 WITA. Longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Toraja Utara disertai struktur tanah yang labil. 

Longsor mengakibatkan satu unit rumah rusak berat dan satu unit rumah lainnya terancam. Sebanyak enam kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi demi menghindari risiko longsor susulan. 

Tim pencarian dan pertolongan telah menghentikan operasi pencarian. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara dan unsur forkopimda Kabupaten Toraja Utara bekerjasama membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan. Jalur transportasi sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. 

BPBD Kabupaten Toraja Utara mendirikan pos siaga bencana dan mengimbau warga di wilayah Kecamatan Buntao untuk selalu waspada karena terpantau adanya retakan tanah di bagian atas lokasi longsor dengan dimensi yang cukup besar. Keadaan ini berpotensi menimbulkan longsor susulan. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat Sulawesi Selatan untuk selalu waspada akan potensi bencana hidrometeorologi. Hal ini merujuk pada peringatan dini BMKG akan potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan dapat mengakibatkan banjir di wilayah utara dan timur Sulawesi Selatan. 

Warga yang tinggal di lereng tebing diimbau untuk segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam. Hal ini guna menghindari risiko terjadinya tanah longsor. (***)

*Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Continue Reading

Trending