Connect with us

Kabupaten

Wabup Suiasa Buka Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting

Published

on

Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa membuka Kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota tahun 2024 bertempat di Ruang Rapat Rumah Jabatan Wakil Bupati Puspem Badung (Foto : @setda.badungkab.go.id)

Badung, goindonesia.co – Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa membuka Kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota tahun 2024 bertempat di Ruang Rapat Rumah Jabatan Wakil Bupati Puspem Badung, Rabu (24/04/2024). Turut hadir Ketua Satgas Stunting Provinsi Bali Made Ayu Witriasih, Kadis P2KBP3A Nyoman Gunarta, beserta dinas terkait di lingkup Kabupaten Badung.

Selaku Ketua Tim Penurunan Stunting di Kabupaten Badung, Wabup Suiasa dalam arahanya menyampaikan bahwa dirinya selalu memperkuat dan memperteguh tim koordinasi percepatan penurunan stunting untuk secara terus menerus melakukan upaya-upaya dalam rangka penurunan stunting, salah satunya dengan melaksanakan diskusi forum koordinasi percepatan penurunan stunting. ”Hari ini kita membangun komunikasi efektif bersama tim dan seluruh komponen stakeholder terkait, dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Badung, kita bersama tim lakukan rutin setiap bulan, bahkan skala besar dan evaluasi kami lakukan setiap tiga bulan untuk melakukan komunikasi yang efektif,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Badung, pihaknya mengajak seluruh timnya bekerja keras bersama-sama dengan saling mendukung, memberikan kekuatan serta saling terkoneksi.” Mari kita bekerja bersama-sama dan saling terkoneksi dan saling mendukung dengan metode empat tepat, yaitu tepat sasaran, tepat perencanaan, tepat waktu dan tepat tempat. Jika empat tepat ini dilaksanakan secara bersama-sama dengan saling memberikan kekuatan saya yakin dan percaya bahwa dalam menangani stunting ini kita tidak hanya menurunkan saja tetapi justru bisa melakukan percepatan,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua satgas Stunting Provinsi Bali Made Ayu Witriasih memaparkan dalam upaya percepatan penurunan stunting di indonesia pihaknya telah melakukan upaya-upaya dengan melakukan meningkatkan kualitas berkehidupan berkeluarga serta memperbaiki pola asuh. “Dalam melakukan percepatan penurunan stunting upaya kami dalam pelaksanaan perencanaan kami susun rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga berisiko stunting,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kegiatan forum percepatan Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting ini penting sekali dilakukan untuk meningkatkan pemahaman, kemudian menyelaraskan mengintegrasikan serta melakukan evaluasi, apakah program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan. “Sasaran lokus yang telah ditetapkan pada forum stunting di Kabupaten Badung, dilihat dari hasil studi kesehatan Indonesia yang disingkat dengan SKI tahun 2023. Provinsi bali telah berada dibawah rata-rata nasional yaitu sebesar 7,2% yang menjadikan bali adalah provinsi terendah nasional di bawah 10 satu-satunya provinsi di bawah 10 di nasional,” jelasnya. (***)

*(Prokompim, Pemerintah Kabupaten Badung)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Kabupaten

Tiap Sekolah Presentasikan Inovasi dan Kreasi di Ekspo Pendidikan

Published

on

Hari kedua Bangkalan EKSPO (Foto : @www.bangkalankab.go.id)

Bangkalan, goindonesia.co – EKSPO Pendidikan di Kabupaten Bangkalan pada hari kedua ini diisi dengan Lomba Inovasi Sekolah atau Bossanova (Bangkalan Expo Satu Sekolah Satu Inovasi).

Bossanova pada ekspo pendidikan 2024 ini merupakan sarana sebagai tindak lanjut program Dinas Pendidikan di tahun 2024 ini. Program ini adalah sekolah inovatif dimana satu sekolah wajib memiliki satu inovasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Dewi Ega Oktavianti menyampaikan, sampai saat ini dari 618 SD Negeri sudah ada 537 inovasi. 

“Nah dari inovasi yang ada ini semuanya dilombakan dengan caranya mendaftarkan pada aplikasi Bravo,” kata Ega.

Ia mengatakan dari 537 inovasi tidak semuanya dimasukkan pada aplikasi Bravo, karena ada beberapa kelengkapan data yang kurang.

“Kalau kita berbicara inovasi ini sudah luar biasa. Tapi saat melengkapi data sekolah ini ada beberapa yang masih belum bisa melengkapi,” tambahnya.

Dari total inovasi yang ada, akhirnya Panitia Expo Pendidikan mengambil 10 terbaik untuk inovasi digital dan 10 terbaik inovasi non digital untuk jenjang SD.

“Sementara untuk jenjang SMP karena lembaganya lebih sedikit. Ini kita ambil 6 terbaik untuk unjuk gigi,” katanya.

Ia berharap Agenda Tahunan sepertinya ini, tidak hanya untuk ajang perlombaan semata, Dinas Pendidikan berharap inovasi yang ada bisa dikembangkan dan diterapkan di masing-masing sekolah. (***)

Continue Reading

Kabupaten

Meski Kasus HFMD di Tuban Masih Nihil, Masyarakat Diminta Terapkan Perilaku Hidup Sehat

Published

on

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari(Foto : dok, @tubankab.go.id)

Tuban, goindonesia.co – Kota Surabaya mencatat adanya 61 kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau yang sering disebut sebagai flu Singapura. Kasus penyakit tersebut terjadi pada Januari hingga April 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kasus HFMD di wilayah Kabupaten Tuban.

Mengenai penyakit tersebut, Ratna menjelaskan, gejala dari penyakit ini hampir sama dengan covid-19 dengan penularan yang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh manusia yang terinfeksi, seperti air liur, air ludah, tinja, dan cairan lepuh kulit.

“Di Tuban, hingga saat ini belum ada yang terinfeksi HFMD,” ujar Ratna kepada awak media, Jumat (03/05).

Meskipun tercatat belum adanya kasus, imbuhnya, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan dari penyakit ini dengan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mengenakan masker dan menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya secara teratur, seperti yang dilakukan selama pandemi covid-19.

Dikatakan dia, pengobatan untuk penyakit HFMD ini bersifat asimtomatik, yang merupakan kondisi ketika seseorang telah positif menderita suatu penyakit namun tidak menunjukkan gejala klinis apa pun.

“Kalau demam kita beri obat penurun panas, jadi apa yang dirasakan itu yang kami obati,” ujarnya.

Selain itu, Ratna menegaskan bahwa kesembuhan dari HFMD seringkali terjadi secara alami, sejalan dengan kekuatan sistem kekebalan tubuh individu yang terkena penyakit tersebut. Ini berarti bahwa proses pemulihan bisa bervariasi tergantung pada seberapa baik daya tahan tubuh penderita mampu melawan infeksi. (***)

*Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Tuban

Continue Reading

Kabupaten

Safari Syawalan Gubernur DIY Bersama Jajaran Pemkab Bantul dan Masyarakat

Published

on

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melaksanakan syawalan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bantul di Pendopo Parasamya Bantul (Foto : @bantulkab.go.id)

Bantul, goindonesia.co – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melaksanakan syawalan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bantul di Pendopo Parasamya Bantul pada Jumat (03/05/2024). Kegiatan syawalan ini merupakan agenda rutin setiap tahunnya yang dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah DIY. Selain Gubernur DIY, hadir pula Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X, serta sejumlah pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.

Hadir dengan mengenakan batik berwarna biru kombinasi kuning, kedatangan Ngarso Dalem beserta rombongan disambut langsung oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih beserta istri, didampingi Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo beserta istri, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Bantul, Ketua dan Anggota DPRD Bantul, Pimpinan BUMD/BUMN, Kepala OPD, Camat, Lurah dan Ormas se-Kabupaten Bantul.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan jika safari syawalan kali ini menjadi lebih bermakna karena menjadi syawalan tatap muka pertama setelah pandemi covid-19. Ngarso Dalem berpesan, bahwa kemenangan Idul Fitri sejatinya adalah bagaimana kita bisa mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah dilaksanakan selama bulan suci Ramadan

“Ramadan yang kita jalani bukan hanya ibadah yang memiliki spiritualitas, tetapi juga ritual keagamaan yang memiliki kepekaan sosial agar memiliki rasa empati kepada sesamanya. Momentum syawalan ini juga harus kita maknai juga sebagai momentum pemersatu lewat silaturahim, hakekatnya adalah adanya kelapangan dada untuk melepas rasa dendam, menciptakan suasana yang kondusif serta membangun sesuatu yang baik bagi agama, bangsa, dan negara,” tutur Sultan.

Sultan juga menyinggung terkait diterimanya Sumbu Filosofi Yogyakarta oleh UNESCO sebagai warisan dunia, dimana salah satu bagian dari Sumbu Filosofis Yogyakarta, yakni Panggung Krapyak terletak di Kabupaten Bantul.

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memberikan sambutan sekaligus membacakan ikrar syawalan. Beliau melaporkan bahwa pelaksanaan hari Idul Fitri di Kabupaten Bantul berjalan dengan lancar dan meriah.

“Tradisi silaturahmi dan mudik kembali berlangsung semarak ditengah masyarakat. Bantul sebagai salah satu Top Of Mind Pariwisata di DIY, selama musim libur lebaran mengalami peningkatan kunjungan wisata yang signifikan sehingga memberikan dampak positif terhadap pergerakan ekonomi masyarakat,” ucap Bupati.

Syawalan Gubernur DIY bersama Pemkab Bantul ini diakhiri dengan halal bi halal (berjabat tangan) seluruh jajaran Pemkab Bantul dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X. (***)

*Website Resmi Pemerintah Kabupaten Bantul

Continue Reading

Trending