Connect with us

Politik

Diwarnai Kisruh Internal dan Kasus ‘Papua-Tukang Bakso’, Mungkinkah PDIP Meraih Hattrick Pada Pemilu 2024?

Published

on

Massa PDIP dalam kampanye Pemilu (Foto : Istimewa)

Soal ‘tukang bakso’ juga memberi kesan kepada publik bahwa PDIP kurang menaruh rasa hormat terhadap konstituennya sendiri. Pasalnya, kantong para ‘tukang bakso’ –Soloraya, Wonogiri—kongruen pula dengan kantong suara PDIP. Pada Pilkada 2020, wilayah para tukang bakso itu–Kota Surakarta, Sragen, Boyolali dan Wonogiri–mencatat kemenangan tertinggi, paling rendah 80,4 persen, paling tinggi di Boyolali, 95,5 persen.

Jakarta, goindonesia.co – Rasa haus orang kepada kekuasaan tampaknya juga mengikuti teori ekonom terkemuka James Duessenberry tentang kebutuhan manusia akan konsumsi.  Jika Duessenberry dalam teori pendapatan relatifnya mengatakan bahwa konsumsi itu irreversible, alias bila sudah naik sukar untuk kembali ke posisi sebelumnya, tampaknya demikian pula dengan kebutuhan orang akan kekuasaan.

Paling tidak, hal itu yang secara tak sengaja dinyatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Berkali-kali petinggi partai Banteng bermoncong putih itu menegaskan menargetkan kemenangan ketiga kalinya secara berturutan (hattrick), setelah pada Pemilu 2014 dan 2019 mereka menjadi partai pemenang.

Selama tiga bulan terakhir saja, paling tidak sudah tiga kali petinggi PDIP bicara soal hattrick di Pemilu tersebut. Pada saat memberikan  pengarahan kepada para kader PDIP di Wonogiri, Jawa Tengah, seiring peletakan batu pertama pendirian gedung kantor dewan pimpinan cabang setempat, 27 April lalu, Puan Maharani mengatakan menyerukan agar seluruh kader PDIP sama-sama berjuang untuk memenangkan pemilu secara hattrick di Pemilu 2024.

“Apakah kita siap membawa PDI Perjuangan memenangkan pemilu hingga hattrick, tiga kali berturut-turut?”tanya Puan, retoris, yang disambut pekik kesiapan para kader.

Pertengahan Juni ini, saat memberikan sambutan pada acara “Bimbingan Teknis Anggota DPRD PDIP” di Hotel Grand Paragon, Selasa (14/6), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kembali menegaskan semangat yang sama. “Kita menargetkan akan mencetak hattrick kemenangan di Pilpres 2024, setelah kita menang dua kali,”kata Hasto. Hanya berselang tiga hari, Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga, menggemakan keyakinan tersebut untuk menguatkan sipongang.

“Kita mau hattrick tiga kali di Pemilu 2024. Merdeka!” teriak Eriko penuh semangat, saat memimpin Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/6) lalu. Untuk menegaskan komitmennya, Eriko rela bermandi keringat dengan memimpin tiga putaran senam tersebut.

Tetapi buat mereka yang maju ke arena persaingan, keinginan itu tak hanya wajar,  melainkan malah wajib. Alangkah ganjilnya seorang kontestan manakala ia justru tak punya target untuk menang.

Apalagi, meski beberapa lembaga survei menyatakan posisi PDIP cenderung stagnan, mandeknya PDIP itu berada di posisi atas pilihan publik. Pertengahan tahun lalu, Mei 2021, lembaga survey Indikator Politik Indonesia  mengatakan PDIP memiliki peluang besar mencetak hattrick kemenangan. Tidak hanya berdasarkan hasil survey, Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan setidaknya ada dua faktor yang membuat potensi itu besar. Pertama, kata dia, PDIP memiliki kader yang juga seorang presiden dengan kinerja yang menurut dia diakui mayoritas masyarakat. Berdasarkan survei Indikator pada April 2021, di tengah situasi pandemi COVID-19, approval rating Jokowi mencapai 71 persen.

Kedua, tak hanya kadernya jadi presiden, PDIP pun menguasai banyak kementerian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Itu yang menurut Burhanudin memengaruhi langsung pilihan public kepada PDIP.

Mei lalu, optimisme itu diperkuat hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Menurut hasil survey yang digelar 10-17 Mei lalu itu, jika Pemilu digelar saat itu PDIP bakal mendapatkan 23,7 persen suara; disusul Gerindra 9,2 persen, Golkar 8,3 persen dan PKB 6,2 persen. Survei SMRC memprediksi PKS hanya mendapat suara 2,5 persen, sementara Nasdem lebih ambrol lagi, dua persen. Pendiri SMRC, Saiful Mujani, juga mengungkapkan bahwa dibandingkan hasil Pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 23,7 persen, di tengah turunnya suara partai-partai lain.

Dada petinggi dan kader PDIP layak membuncah manakala 21 Juni lalu survei Litbang Kompas mengeluarkan hasil survey yang kurang lebih sama: PDIP masih tetap parpol dengan elektabilitas teratas. Angka perolehan survey Litbang Kompas saat itu mencatatkan bahwa PDIP masih meraih elektabilitas tertinggi di angka 22,8 persen suara responden. Suara parpol kedua, Gerindra, bahkan hamper setengahnya, 12,5 persen suara responden; disusul Partai Golkar yang meraih elektabilitas 10,3 persen, naik dari sebelumnya 8,6 persen.

Persoalannya, angka-angka yang bikin dada buncah dan lubang hidung kembung itu terjadi sebelum sengkarut opini public seiring pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri saat Rakernas PDIP pekan lalu. Saat itu, gurauan Megawati soal ucapan kopi susu yang diduga merujuk pada warna kulit orang Papua sebagai hasil kawin campur, serta komentarnya tentang menantu tukang bakso, banyak menuai kecaman publik di dunia maya.

Hal yang membuat dua sisi ini signifikan tak lain karena dua factor itu justru berhubungan erat dengan kantong suara PDIP. Papua—dan Papua Barat setelah pemekaran, adalah kantong suara PDIP yang potensial.

Pada Pemilu 2014, PDIP meraih 491.591 dari 2.949. 189 suara sah di sana. Angka itu hanya di bawah Partai penguasa saat itu, Demokrat, yang meraih 700.150 suara.

Meski menjadi partai pemerintah, seiring berbagai persoalan yang muncul di Papua, pada Pemilu 2019 suara PDIP di Papua justru melorot ke urutan keempat. Nasdem unggul  di tempat pertama dengan perolehan 787.753 suara, menyusul setelahnya PAN (443.393), PKB (399.011), baru PDIP dengan 368.618 suara pemilih.

Papua Barat, yang berpenduduk dengan etnis sama dengan Papua, juga merupakan kantong suara PDIP. Partai itu memperoleh suara tertinggi di provinsi tersebut.

Soal ‘tukang bakso’ juga memberi kesan kepada publik bahwa PDIP kurang menaruh rasa hormat terhadap konstituennya sendiri. Pasalnya, kantong para ‘tukang bakso’ –Soloraya, Wonogiri—kongruen pula dengan kantong suara PDIP.

Catatan terakhir dari Pilkada 2020, PDIP sangat dominan di wilayah para tukang bakso tersebut.  PDIP bahkan tercatat menang secara mutlak, lebih dari 80 persen, di empat daerah, yakni  Kota Surakarta, Sragen, Boyolali, dan Wonogiri. 

Saat itu, di Surakarta atau Solo, anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, meraup suara sebanyak 86,5 persen; calon petahana PDIP di Sragen menang 80,4 persen, calon PDIP di Wonogiri memperoleh suara fantastis, hingga 83,2 persen. Sementara perolehan suara paling fantastis diperoleh partai banteng di kabupaten Boyolali, 95,5 persen. PDIP hanya mencatat kemenangan di bawah 60 persen di Sukoharjo dan Klaten.

Yang harus dicatat PDIP, di dunia maya, baik warga keturunan Papua maupun tukang bakso, sama-sama memperlihatkan ketidaksenangan atas sengkarut yang terpicu pernyataan Megawati tersebut.

Faktor Jokowi

Jangan lupa pula adanya faktor Jokowi yang terkait erat dengan elektabilitas PDIP. Tidak hanya Burhanuddin Muhtadi yang percaya akan hal tersebut, tapi setidaknya juga komunikolog Emrus Sihombing.

Namun berbeda dengan Burhanuddin yang hasil survey terakhir  Indikator-nya mencatatkan perkembangan yang cenderung pesimistis, Emrus sebaliknya, sangat optimistis.

Akhir April lalu, Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas partai politik, yang menemukan elektabilitas PDIP melorot pada angka terendah dalam dua tahun terakhir, 23,7 persen. Menurut Burhanuddin, penurunan elektabilitas PDIP itu disebabkan menurunnya pula kepuasan public terhadap Presiden Jokowi. “Kami menemukan pola, ketika approval Presiden Jokowi turun, yang paling terdampak biasanya adalah PDIP,” kata Burhanuddin. Meski pada April itu PDIP masih unggul, angka 23,7 persen itu turun dibanding sebelumnya,  26,8 persen.”

Kecenderungan yang sama diperoleh survei New Indonesia Research & Consulting. Elektabilitas PDIP  yang dicatat NIRC 31,4 persen pada survei Oktober 2020, pada Februari 2021 merosot hingga 23,1 persen.

Meski saat itu pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menyatakan perlunya survei pembanding untuk membuktikan kebenran hasil survey, direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menilai kemerosotan itu bisa disebabkan, antara lain, kasus dugaan suap pengadaan Bansos COVID-19 yang menjerat eks Menteri Sosial, Juliari Batubara, yang tengah heboh, serta masih buronnya tersangka kasus suap kepada eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan, Harun Masiku.

Dihubungi kembali saat ini, Ujang mengatakan peluang untuk hattrick itu sukup besar, mengingat PDIP pun partai besar dan kuat. Namun ia juag sangat yakin, bila urusan korupsi dan buronnya Harun Masiku dibiarkan, hal itu akan angat berdampak pada penurunan elektabilitas PDIP.

Emrus Sihombing, di sisi lain, sepenuhnya memiliki pandangan berbeda dalam melihat factor-faktor tersebut. Dalam factor ‘Jokowi’, misalnya, alih-alih melihat Presiden tengah berada dalam masalah, justru melihatnya sebagai eksekutif yang sukses menjalankan tugas dengan amanah. “Kinerja pembangunan Presiden Jokowi itu bagus, mencapai setidaknya 90-95 persen,” kata Emrus. Belum lagi efektivitasnya menyatukan suara partai-partai politik, sehingga parpol yang berada di luar ikatan kerja sama politik dengan pemerintah relative hanya PKS dan Partai Demokrat.  

Percaya bahwa factor Jokowi erat dengan persepsi public terhadap elektabilitas PDIP, pengajar di Universitas Pelita Harapan itu yakin, hattrick PDIP akan terwujud.

Akan halnya pernyataan Megawati, Emrus melihat banyak pihak melihat pernyataam tersebut layaknya kacamata kuda. Sementara, kata dia, semua pernyataan tokoh politik harus dimaknai secara konotatif dan sesuai semiotika. “Jangan hanya yang tersurat, karena sebagai tokoh nasional yang menjunjung keberagaman, Ibu Mega tak mungkin melakukan penghinaan terhadap rakyatnya sendiri,” kata dia. “Ayahnya, Bung Karno, itu tokoh yang memperjuangkan penyatuan dari Sabang sampai Merauke. Tak mungkin Ibu Mega merendahkan prestasi ayahnya yang menyatukan bangsa.” Emrus yakin, hanya mereka yang punya apa yang disebutnya ‘agenda politik tertentu’ yang melakukan interpretasi buruk terhadap pernyataan Megawati di Rakernas PDIP pekan lalu itu.

Demikian pula dengan urusan Harun Masiku. Selain mempertanyakan bahwa kader partai lain pun relative melakukan hal yang sama,  Emrus juga meminta semua pihak jernih melihat persoalan. Alih-alih percaya bahwa Harun dilindungi kekuasaan, ia lebih melihat bahwa memang Harun belum tertangkap saja.  

“Apakah tidak ada kader partai lain yang korupsi? Semua partai ada kadernya yang korupsi,” kata dia. Dengan begitu, Emrus menyimpulkan, perilaku koruptif itu relative tak akan memengaruhi pilihan public, karena semua partai pun melakukan hal itu.    

Soal buronnya Harun hingga hari ini, Emrus meminta public, terutama pihak-pihak yang selalu mendesak KPK, untuk membantu lembaga anti-rasuah tersebut. “KPK sudah bilang, “Kasih kami data yang valid.” Jangan menuding tanpa fakta. Tudingan ada yang melindungi itu tuduhan tanpa data,” kata dia.

Emrus bahkan berjanji untuk mengantar siapa pun yang memiliki data valid soal keberadaan Harun Masiku ke KPK. “Kalau ada data valid, lengkap datanya, foto (yang menunjukkan keberadaannya), saya antar ke KPK untuk lapor,” kata Emrus.

Meski bisa jadi batin public teriris, terutama soal marak dan kian dianggap wajarnya korupsi di Indonesia—kejahatan yang di belahan dunia lain dianggap extraordinary–, pernyataan Emrus bukan tanpa hujjah dan data.  Bukankah tatkala Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut Partai Golkar dan PDIP sebagai partai dengan kader terbanyak melakukan korupsi selama 2014-2019 pun, relative tak ada pengaruhnya buat public? (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Politik

Suara PPP Kembali Tembus 4 Persen, Sandiaga Uno: Semua Kader Tolong Kawal Terus

Published

on

Ketua Bapillu PPP Sandiaga Uno saat menghadiri giat kampanye di Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Jakarta, goindonesia.co –  Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terlihat kembang kempis dalam proses perolehan suara real count sementara versi aplikasi Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Setelah sebelumnya berada di bawah syarat ambang batas parlemen, partai berlambang kabah itu kini mulai tembus 4 persen.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP Sandiaga Uno optimistis partainya tembus 4 persen dan lolos ke parlemen sampai hitungan final KPU.

“Insyaallah hingga akhir perhitungan kita dapat terus berada di atas angka 4 persen. Aamiin ya robbal alamin,” ujar Sandi melalui akun Instagram pribadinya, seperti dilihat Minggu (3/3/2024).

Mencegah suara PPP kembali merosot, Sandi meminta kepada seluruh kader untuk mengawal suara partainya hingga akhir penetapan 20 Maret 2024. “Untuk semua kader PPP, tolong kawal terus suara,” tegas Sandiaga.

Seperti diketahui, suara PPP kembang kempis dalam perolehan suara real count  sementara pileg 2024 versi KPU. Jika sebelummya sudah optimistis karena melewati ambang batas parlemen 4 persen, namun pada Kamis, 29 Februari 2024, suaranya kembali turun ke 3,9 persen.

Suara 3,9 persen atau yang setara dengan 3.036.025 itu berasal dari data Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang masuk sebesar 65,55 persen.

Namun pada pagi ini, Minggu, 3 Maret 2024 pukul 09.00 WIB, suara PPP kembali mengembang ke angka 4,01 persen atau sudah kembali melewati ambang batas.

Selain PPP, tercatat ada 9 partai lain yang juga telah lolos ambang batas Parlemen yakni, PDIP (16,39 persen), Golkar (15,05 persen), Gerindra (13,3 persen).

Pada urutan papan tengah ada PKB (11,54 persen), NasDem (9,42 persen) dan PKS (7,5 persen). Ketiga partai ini adalah kelompok partai dari parlemen yang mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di pemilu 2024.

Di urutan berikutnya ada Partai Demokrat (7,41 persen), PAN (6,95 persen) dan PPP (4,01 persen).

Sebagai informasi, suara real count KPU bisa dilihat pada situs resmi KPU yaitu https://pemilu2024.kpu.go.id/pilegdpr/hitung-suara.

Suara dihitung masih terus berproses hingga KPU ketuk palu pada rapat pleno 20 Maret 2024 dengan penghitungan suara nasional yang dilakukan berjenjang.

Suara PSI Meroket Tidak Masuk Akal, Curiga Ada Operasi “Sayang Anak”

PPP dalam kondisi dag dig dug karena suaranya kembang kempis. Berbeda yang dialami Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai yang baru beberapa bulan dipimpin putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, suaranya mengalami tren kenaikan yang cukup tajam dalam real count KPU.

Tercatat, pada Kamis, 22 Februari 2024, suara PSI masih berada di 2,55 persen. Kemudian data Jumat, 1 Maret 2024, suara PSI tembus 3 persen.

Terbaru, Minggu, 3 Maret 2024, PSI tembus 3,13 persen dengan suara masuk 65,80 persen. Artinya, dengan kenaikan yang lumayan siginifikan, dan suara masuk baru 65,80 persen, tidak menutup kemungkinan PSI lolos ke parlemen.

Kenaikan suara PSI kemudian mendapat sorotan tajam karena dinilai tidak masuk akal. Ketidakwajaran itu pun disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romy.

Romy meminta penyelenggara dan pengawas pemilu untuk menyelidiki kenaikan suara signifikan yang didapat PSI. Dia curiga ada “operasi” yang dilakukan untuk menaikkan suara partai pimpinan putra Presiden Jokowi itu.

“Mohon atensi kepada KPU dan Bawaslu operasi apa ini? Meminjam bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi “sayang anak” lagi?” tulis Romy dalam akun Instagramnya dikutip Minggu (3/3/2024).

Romy meyakini ada lonjakan yang tidak wajar dari suara PSI. Berdasarkan bukti yang diklaim, terdapat terdapat 19 ribu suara dari 110 TPS. Artinya, secara rata-rata ada 173 suara untuk PSI di tiap TPS tersebut.

“Ini dari monitoringnya, saya cuplik salah satunya dari yang beredar di media sosial. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75%, suara sah setiap TPS ini hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77% di 110 TPS itu. TIDAK MASUK AKAL!” tegas Romy.

“Saya dan DPP PPP mohon atensi dan tindak lanjut seksama KPU dan Bawaslu untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!” ucap Romy.

Meroketnya Suara PSI Janggal

Kenaikan drastis suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam real count pemilu 2024 menjadi sorotan. Pasalnya, hasil sejumlah quick count sebelumnya, suara PSI hanya sampai 2 persen.

Kini, suara PSI yang diprediksi sulit lolos Senayan itu pun, merangkak di angka 3,13 persen, dengan suara masuk 65,80 persen.

Founder lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, melalui cuitannya di X, menyebut perolehan suara PSI meledak hanya dalam beberapa hari terakhir.

“PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara perolehan suara PSI ‘meledak’ hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini,” cuit Burhanuddin.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad Syaeful Mujab, menilai kenaikan suara PSI menjadi anomali.

“Laju penambahan suara PSI (dan lately Gelora) dibandingkan dengan penambahan jumlah TPS terinput menunjukkan kejanggalan,” kata Mujab.

PSI Minta Tidak Giring Opini Menyesatkan

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU yang hingga kini masih berlangsung.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dalam menanggapi penambahan suara PSI, yang berdasar rekapitulasi suara real count KPU per partaikya sudah melejit ke angkat 3 persen dengan jumlah suara terhitung 65,73 persen.

“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace dalam keterangan pers, Sabtu (2/3/2024).

Grace menambahkan, saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi. Dia pun meyakini, PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat di basis suara tersebut

Grace mengingatkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain. Maka dari itu dia meminta semua pihak bersikap adil, proporsional dan tidak tendensius hanya terhadap PSI.

“Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” Grace menandasi. (***)

*liputan6.com 

Continue Reading

Politik

Wacana Paket Prabowo-Ganjar Pranowo, Anies Baswedan Pastikan Siap Pilpres 2 Paslon ataupun 3 Paslon

Published

on

Anies Baswedan saat ditemui setelah seru-seruan bareng influencer di Red Corner Cafe, Minggu (24/9/23) dini hari.  (Foto : Reinaldi Cahyadi/Tribun-Timur.com)

Makassar, goindonesia.co – Anies Baswedan tak takut jika nanti pemilihan presiden (pilpres) hanya 2 poros saja.

Sebelumnya, menguat isu berpasangannya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres).

Jika hal ini terjadi, maka hanya akan ada 2 pasangan saja yang akan maju menjadi Presiden, bukan 3.

Anies Baswedan sendiri mengaku tak tau menahu terkait isu 2 poros yang sedang hangat terdengar.

“Saya tidak tahu itu, bebas saja,” ungkap Anies saat ditemui di Red Corner Cafe setelah seru-seruan bersama influencer, Minggu (24/9/23) dini hari.

Dirinya mengatakan sangat siap berapapun calon presiden yang akan maju nantinya.

“Kita siap saja tentunya,”kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Berbeda halnya dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang mengatakan, hal tersebut tak bisa di paksakan.

“Kalau kami berharapnya, PKS bisa lebih dari dua pasangan,”katanya saat ditemui di Hotel Dalton, Sabtu (23/9/23) siang.

Ahmad Syaikhu menjelaskan, saat ini PKS masih terus berikhtiar agar hal tersebut tidak terjadi.

“Bagaimana partai politik bisa tergabung dalam koalisi. Hari ini masih merasakan kemungkinan ada tiga pasang. Mudah-mudahan ini bisa tiga pasang sampai pendaftaran”jelasnya.

Meskipun terdapat dua pasangan, Ahmad Syaikhu mengaku masih punya strategi khusu dalam memenangkan Anies.

“Kan pada akhirnya kita tetap pada upaya bagaimana memenangkan Anies Rasyid Baswedan,”kata dia.

“Kalau pun memang ternyata hasilnya dua pasang, ya kita siap menghadapi berbagai konsekuensi,”ujarnya. (***)

*@makassar.tribunnews.com


Continue Reading

Politik

PKS Pastikan Dukung Cak Imin Jadi Cawapres Anies Baswedan

Published

on

Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid (Foto : @www.tvonenews.com)

Jakarta, goindonesia.co – Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid memastikan pihaknya mendukung keputusan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Menurut dia, PKS tetap konsisten dengan keputusan Majelis Syura, sejak awal mendukung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. “Perubahan tentu merupakan sebuah keniscayaan, karena tidak ada sesuatu pun di dunia ini statis, apalagi yang sempurna. Sehingga, perubahan untuk perbaikan yang lebih baik dalam kebijakan pemerintah seharusnya menjadi fokus setiap kandidat. Termasuk untuk meneruskan hal-hal yang sudah dinilai baik agar menjadi lebih baik,” jelas dia, melalui keterangan resmi, Selasa (12/9/2023).

Wakil Ketua MPR RI ini memahami harapan Partai NasDem yang meminta PKS segera memutuskan dukungan kepada Cak Imin.

“Di antara partai-partai di KPP, PKS adalah peraih suara terbanyak pada Pemilu 2019 di tiga wilayah strategis, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten,” ujarnya.

“Sehingga sangat wajar apabila bacapres Anies Baswedan, NasDem dan PKB sangat berharap agar bisa menang, dengan PKB kuat di Jatim dan Jateng, tapi juga dengan PKS yang kuat di Jabar, Jakarta, dan Banten,” imbuhnya.

Maka wajar apabila Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh berharap PKS tetap berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini. Terlebih, PKB juga mengungkit kisah sukses koalisi antara PKB dan PKS yang memenangi 40-50 Pilkada di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengaku besok, Selasa (12/9/2023) akan melakukan sowan ke markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal ini dia ungkapkan usai menggelar rapat pemenangan bersama dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2023).

“Rencana besok insyallah besok akan silaturahmi bersama-sama ke DPP PKS bersama tim PKB. Jadi Gus Muhaimin bersama jajaran besok siang akan ke PKS, dan kemudian bersilaturahmi di sana,” ujar dia.

Sementara untuk pernyataan elit PKS yang masih enggan mendukung Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan, dia mengatakan tunggu hasil pertemuan besok.

“Pokoknya, besok kita ketemu gitu ya, nanti kita lihat besok insyallah semuanya sama-sama,” tandas dia. (***)

*@tvOnenews.com

Continue Reading

Trending